TEGALBOTO, RADARJEMBER.ID – Universitas Jember genap berusia 57 tahun hari ini (10/11). Segenap keluarga besarnya memperingati hari lahir perguruan tinggi di ujung timur Pulau Jawa ini dengan berbagai kegiatan, baik kegiatan akademik, seni budaya, maupun olahraga. Mengingat pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya usai, maka bentuk penyelenggaraan hybrid, gabungan luring terbatas dan daring masih menjadi pilihan.

Rektor Universitas Jember Iwan Taruna menuturkan, di hari ulang tahun Universitas Jember kali ini, ada dua tantangan terbesar yang dihadapi oleh perguruan tinggi saat ini. Pertama, bagaimana menyesuaikan dengan tuntutan era Revolusi Industri 4.0. Kedua, tetap melaksanakan tridarma perguruan tinggi di masa pandemi Covid-19.
Menurut dia, mau tidak mau semua perguruan tinggi harus mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan era Revolusi Industri 4.0. Di mana perguruan tinggi diminta menghasilkan lulusan yang mampu beradaptasi dengan perubahan yang makin kerap terjadi dan harus menjadi insan kreatif.
Saat ini Kemendikbudristek membuat program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, yang memberikan kemerdekaan bagi mahasiswa melalui delapan program utama, serta memberikan pengalaman mendapatkan ilmu di luar kampus. “Sudah ada 3.923 mahasiswa kami yang mengikuti program MBKM di berbagai bidang. Dari pertukaran mahasiswa, magang, hingga melaksanakan aksi kemanusiaan. Harapannya, mahasiswa kami menjadi mahasiswa yang adaptif, kreatif, dan multitalenta,” ujar pria asli Jember ini.
Di sisi lain, sudah hampir dua tahun ini Indonesia diterpa pandemi Covid-19, termasuk dunia pendidikan tinggi. Karena itu, menjamin pelaksanaan tridarma perguruan tinggi menjadi tantangan tersendiri. “Alhamdulillah, hingga saat ini proses belajar mengajar tetap berlangsung walau daring. Dan, semester ini sudah dicoba perkuliahan luring terbatas bagi mahasiswa angkatan tahun 2020,” imbuhnya.
Meski demikian, pelaksanaan berbagai program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat juga terus berjalan. Bahkan Universitas Jember telah mendapatkan apresiasi dari USAID dengan program kuliah kerja nyata (KKN) tematik dan KKN kewirausahaan. “Pelaksanaan KKN tematik seperti KKN Back To Village, KKN kewirausahaan, yang digelar oleh LP2M terus berjalan walau di tengah masa pandemi Covid-19,” ungkap Iwan.
Memasuki usia ke-57, Universitas Jember yang lahir dan berkembang di wilayah pertanian dan perkebunan yang subur tetap konsisten mengusung visi dan misi membangun agroindustri. Komitmen Universitas Jember ditunjukkan dengan rencana pengembangan agroindustri berbasis potensi fakultas yang dimiliki oleh Universitas Jember. Sudah ada enam bidang yang dikembangkan, di antaranya agromedical oleh Fakultas Kedokteran, agronursing oleh Fakultas Keperawatan, dan agropharmacy oleh Fakultas Farmasi. Ada juga bidang garapan yang lintas fakultas, mengingat kajian mengenai agroindustri sangatlah luas, semisal agroindustrial technology, agrocoastal community, dan biotechnology for agroindustrial.
“Sebagai contoh kawan-kawan di Fakultas Kedokteran mengembangkan kajian mengenai penanganan masalah kesehatan bagi masyarakat agroindustri. Sementara, kawan-kawan di Fakultas Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, serta Fakultas Teknik menciptakan berbagai inovasi di bidang teknologi agroindustri,” kata Iwan.
Salah satu batu pijakan yang kini dilalui oleh Universitas Jember adalah perubahan status dari perguruan tinggi satuan kerja menjadi Badan Layanan Umum (BLU) sejak akhir 2020 lalu. Dengan status BLU ini, maka Universitas Jember membuka layanannya lebih luas untuk masyarakat. “Kami juga menerima amanah untuk mengelola aset-aset yang kami miliki untuk mengembangkan Universitas Jember lebih maju lagi. BLU adalah lembaga nirlaba yang semua keuntungannya akan kembali kepada pelanggan utama dan negara. Insyaallah tahun depan Universitas Jember mantap melangkah sebagai BLU,” katanya.
Iwan berharap agar semua komponen Universitas Jember bersatu, bergotong royong, mewujudkan Universitas Jember sebagai perguruan tinggi yang ternama. Oleh karena itu, tema yang dipilih pada dies natalis tahun ini adalah Kampus Gotong Royong untuk Indonesia Tangguh dan Tumbuh.
“Universitas Jember memiliki sumber daya manusia dengan berbagai kepakaran dan latar belakang yang beragam. Saya membayangkan jika kita semua bisa bergotong royong, maka insyaallah rintangan apa pun bisa kita lalui. Kita akan rawat, jaga, dan kembangkan warisan dari seluruh pendahulu kita. Termasuk pencapaian para rektor sebelumnya sebagai usaha continuous quality improvement. Target saya, kita bisa segera masuk ke daftar perguruan tinggi klaster satu di Indonesia versi Kemendikbudristek,” pungkas Iwan. (ika/c2/lin)