26.9 C
Jember
Sunday, 4 June 2023

Alumni SMK Nuris Jember Bekerja di Toyota Malang

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Santri Ponpes Nurul Islam (Nuris) Jember tidak sekadar berbakat dalam meraih prestasi pada setiap ajang akademik maupun nonakademik. Bahkan, mereka juga diserap lapangan pekerjaan.

BACA JUGA : Wisata Tirta Agung Masuk 50 Desa Wisata Terbaik

Salah satunya adalah Alfan Bakhtiar, santri Ponpes Nuris yang menempuh pendidikan di SMK Nuris. Alfan sejak kecil bercita-cita menjadi mekanik andal. Dirinya mengaku sangat senang mempelajari struktur mesin pada motor atau mobil.

Mobile_AP_Rectangle 2

Alfian yang sudah menjadi alumnus SMK Nuris Jember ini langsung bekerja menjadi mekanik mobil Toyota di Malang. Baginya, setiap orang boleh bermimpi setinggi apa pun. Namun, yang paling penting adalah berusaha mewujudkan mimpi tersebut menjadi kenyataan. Perlu jerih upaya yang besar melakukan hal tersebut, termasuk mengorbankan masa hura-hura di waktu muda untuk belajar.

“Saya lulus tahun 2021 dari SMK Nuris Jember. Saya memang berniat untuk langsung bekerja sesuai dengan passion saya,” paparnya. Walau usaha pertamanya gagal, dia tetap ikhtiar sesuai diajarkan selama jadi santri di Ponpes Nuris.

Alfan sempat memilih tawaran untuk bekerja di Ibu Kota sebagai teknisi di salah satu perusahaan makanan. Sambil bekerja, dirinya terus mencari peluang masuk dunia otomotif, sesuai bidang keahliannya, yaitu teknik kendaraan ringan otomotif (TKRO). Tak lama bekerja di Jakarta, Alfan mendapat peluang pekerjaan di Malang, setelah dirinya dinyatakan lolos seleksi dan menjadi mekanik di Toyota Malang. “Saya dapat informasi dari tempat saya magang dulu. Akhirnya saya daftar dan mengikuti beberapa tahapan tesnya. Alhamdulillah, saya dinyatakan lolos,” tutur pria asal Ajung tersebut.

Dia mengaku pengalaman bekerja didapat semasa nyantri di Pesantren Nuris Jember serta pembelajaran di SMK Nuris Jember. Ditambah pengalaman magang di Jember. Modal tersebut cukup membuatnya berani survive di luar. “Awal bekerja, saya mendapat tekanan luar biasa dan dikejar oleh waktu. Itu cukup menguras tenaga dan pikiran,” pungkas Alfan. (mg4/c2/dwi)

 

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Santri Ponpes Nurul Islam (Nuris) Jember tidak sekadar berbakat dalam meraih prestasi pada setiap ajang akademik maupun nonakademik. Bahkan, mereka juga diserap lapangan pekerjaan.

BACA JUGA : Wisata Tirta Agung Masuk 50 Desa Wisata Terbaik

Salah satunya adalah Alfan Bakhtiar, santri Ponpes Nuris yang menempuh pendidikan di SMK Nuris. Alfan sejak kecil bercita-cita menjadi mekanik andal. Dirinya mengaku sangat senang mempelajari struktur mesin pada motor atau mobil.

Alfian yang sudah menjadi alumnus SMK Nuris Jember ini langsung bekerja menjadi mekanik mobil Toyota di Malang. Baginya, setiap orang boleh bermimpi setinggi apa pun. Namun, yang paling penting adalah berusaha mewujudkan mimpi tersebut menjadi kenyataan. Perlu jerih upaya yang besar melakukan hal tersebut, termasuk mengorbankan masa hura-hura di waktu muda untuk belajar.

“Saya lulus tahun 2021 dari SMK Nuris Jember. Saya memang berniat untuk langsung bekerja sesuai dengan passion saya,” paparnya. Walau usaha pertamanya gagal, dia tetap ikhtiar sesuai diajarkan selama jadi santri di Ponpes Nuris.

Alfan sempat memilih tawaran untuk bekerja di Ibu Kota sebagai teknisi di salah satu perusahaan makanan. Sambil bekerja, dirinya terus mencari peluang masuk dunia otomotif, sesuai bidang keahliannya, yaitu teknik kendaraan ringan otomotif (TKRO). Tak lama bekerja di Jakarta, Alfan mendapat peluang pekerjaan di Malang, setelah dirinya dinyatakan lolos seleksi dan menjadi mekanik di Toyota Malang. “Saya dapat informasi dari tempat saya magang dulu. Akhirnya saya daftar dan mengikuti beberapa tahapan tesnya. Alhamdulillah, saya dinyatakan lolos,” tutur pria asal Ajung tersebut.

Dia mengaku pengalaman bekerja didapat semasa nyantri di Pesantren Nuris Jember serta pembelajaran di SMK Nuris Jember. Ditambah pengalaman magang di Jember. Modal tersebut cukup membuatnya berani survive di luar. “Awal bekerja, saya mendapat tekanan luar biasa dan dikejar oleh waktu. Itu cukup menguras tenaga dan pikiran,” pungkas Alfan. (mg4/c2/dwi)

 

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Santri Ponpes Nurul Islam (Nuris) Jember tidak sekadar berbakat dalam meraih prestasi pada setiap ajang akademik maupun nonakademik. Bahkan, mereka juga diserap lapangan pekerjaan.

BACA JUGA : Wisata Tirta Agung Masuk 50 Desa Wisata Terbaik

Salah satunya adalah Alfan Bakhtiar, santri Ponpes Nuris yang menempuh pendidikan di SMK Nuris. Alfan sejak kecil bercita-cita menjadi mekanik andal. Dirinya mengaku sangat senang mempelajari struktur mesin pada motor atau mobil.

Alfian yang sudah menjadi alumnus SMK Nuris Jember ini langsung bekerja menjadi mekanik mobil Toyota di Malang. Baginya, setiap orang boleh bermimpi setinggi apa pun. Namun, yang paling penting adalah berusaha mewujudkan mimpi tersebut menjadi kenyataan. Perlu jerih upaya yang besar melakukan hal tersebut, termasuk mengorbankan masa hura-hura di waktu muda untuk belajar.

“Saya lulus tahun 2021 dari SMK Nuris Jember. Saya memang berniat untuk langsung bekerja sesuai dengan passion saya,” paparnya. Walau usaha pertamanya gagal, dia tetap ikhtiar sesuai diajarkan selama jadi santri di Ponpes Nuris.

Alfan sempat memilih tawaran untuk bekerja di Ibu Kota sebagai teknisi di salah satu perusahaan makanan. Sambil bekerja, dirinya terus mencari peluang masuk dunia otomotif, sesuai bidang keahliannya, yaitu teknik kendaraan ringan otomotif (TKRO). Tak lama bekerja di Jakarta, Alfan mendapat peluang pekerjaan di Malang, setelah dirinya dinyatakan lolos seleksi dan menjadi mekanik di Toyota Malang. “Saya dapat informasi dari tempat saya magang dulu. Akhirnya saya daftar dan mengikuti beberapa tahapan tesnya. Alhamdulillah, saya dinyatakan lolos,” tutur pria asal Ajung tersebut.

Dia mengaku pengalaman bekerja didapat semasa nyantri di Pesantren Nuris Jember serta pembelajaran di SMK Nuris Jember. Ditambah pengalaman magang di Jember. Modal tersebut cukup membuatnya berani survive di luar. “Awal bekerja, saya mendapat tekanan luar biasa dan dikejar oleh waktu. Itu cukup menguras tenaga dan pikiran,” pungkas Alfan. (mg4/c2/dwi)

 

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca