28.2 C
Jember
Wednesday, 22 March 2023

Cerita di Balik Wisuda Universitas Jember

Pandemi, Banyak Skenario, Stres Lihat Swab 

Mobile_AP_Rectangle 1

TEGALBOTO, Radar Jember – Upacara wisuda selalu menjadi momen penting dalam perjalanan hidup seorang mahasiswa. Baik mereka yang duduk di jenjang diploma maupun lulusan program doktoral. Di masa pandemi Covid-19 tradisi ini berubah 180 derajat.

“Kami paham dengan kekecewaan wisudawan. Tapi, di lain sisi kami juga dituntut memikirkan keselamatan bersama. Sebab, dalam setiap wisuda pasti mengundang banyak orang. Jika dilaksanakan secara luring, maka ada 900 wisudawan, ditambah dengan orang tua, kerabat, dan kolega yang jika ditambahkan maka jumlah totalnya bisa dua hingga tiga kali lipat jumlah wisudawannya. Oleh karena itu, wisuda secara daring atau hybrid masih menjadi pilihan yang paling aman. Namun, saya yakin walau diwisuda secara daring atau hybrid tetap tidak mengurangi nilai kesakralannya,” tutur Rektor Universitas Jember Iwan Taruna di sela-sela persiapan acara wisuda periode III tahun akademik 2021/2022 (4/3).

Wakil Rektor I Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni Prof Slamin mengatakan, setiap kali mengadakan kegiatan yang melibatkan banyak peserta, maka selalu berkoordinasi dengan semua pihak. “Seperti Tim Tanggap Darurat Kesiapsiagaan Bencana Covid-19 Unej. Juga dengan Satuan Tugas Penanggulangan Covid-19 Pemkab Jember. Keamanan dan kesehatan civitas academica dan warga Jember menjadi yang utama,” kata Prof Slamin.

Mobile_AP_Rectangle 2

Ketua Tim Tanggap Darurat Kesiapsiagaan Bencana Covid-19 (TTDKBC) Unej dr Ulfa Elfiah MKes SpBP-RE (K) mengatakan, kewajiban tes swab antigen untuk semua. “Tujuannya agar kampus kita terhindar dari menjadi klaster Covid-19,” ungkapnya.

Petugas bagian protokol, Taufik Tri Handoko, juga memberi pandangan. “Waduh, kami bisa kebingungan, sebab dalam waktu dekat harus mencari petugas pengganti. Oleh karena itu, belajar dari pengalaman, maka di setiap perencanaan kegiatan harus ada plan A dan plan B,” katanya. 

Stres menghadapi hasil tes swab antigen juga diutarakan Wakil Koordinator Humas Rokhmad Hidayanto. “Siapa yang nggak stres. Bayangkan, jika anak-anak itu sudah berlatih berhari-hari, kemudian hasil tes swab antigen-nya menunjukkan positif. Bagaimana harus mencari pengganti anggota paduan suara dalam waktu satu dua hari? Kalaupun menemukan penggantinya, apakah bisa langsung klop dengan penyanyi lainnya. Itu jika yang positif satu orang. Lah, jika yang positif beberapa anggota paduan suara apa nggak ambyar,” seru Rokhmad Hidayanto sambil tertawa. (ika/c2/nur)

- Advertisement -

TEGALBOTO, Radar Jember – Upacara wisuda selalu menjadi momen penting dalam perjalanan hidup seorang mahasiswa. Baik mereka yang duduk di jenjang diploma maupun lulusan program doktoral. Di masa pandemi Covid-19 tradisi ini berubah 180 derajat.

“Kami paham dengan kekecewaan wisudawan. Tapi, di lain sisi kami juga dituntut memikirkan keselamatan bersama. Sebab, dalam setiap wisuda pasti mengundang banyak orang. Jika dilaksanakan secara luring, maka ada 900 wisudawan, ditambah dengan orang tua, kerabat, dan kolega yang jika ditambahkan maka jumlah totalnya bisa dua hingga tiga kali lipat jumlah wisudawannya. Oleh karena itu, wisuda secara daring atau hybrid masih menjadi pilihan yang paling aman. Namun, saya yakin walau diwisuda secara daring atau hybrid tetap tidak mengurangi nilai kesakralannya,” tutur Rektor Universitas Jember Iwan Taruna di sela-sela persiapan acara wisuda periode III tahun akademik 2021/2022 (4/3).

Wakil Rektor I Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni Prof Slamin mengatakan, setiap kali mengadakan kegiatan yang melibatkan banyak peserta, maka selalu berkoordinasi dengan semua pihak. “Seperti Tim Tanggap Darurat Kesiapsiagaan Bencana Covid-19 Unej. Juga dengan Satuan Tugas Penanggulangan Covid-19 Pemkab Jember. Keamanan dan kesehatan civitas academica dan warga Jember menjadi yang utama,” kata Prof Slamin.

Ketua Tim Tanggap Darurat Kesiapsiagaan Bencana Covid-19 (TTDKBC) Unej dr Ulfa Elfiah MKes SpBP-RE (K) mengatakan, kewajiban tes swab antigen untuk semua. “Tujuannya agar kampus kita terhindar dari menjadi klaster Covid-19,” ungkapnya.

Petugas bagian protokol, Taufik Tri Handoko, juga memberi pandangan. “Waduh, kami bisa kebingungan, sebab dalam waktu dekat harus mencari petugas pengganti. Oleh karena itu, belajar dari pengalaman, maka di setiap perencanaan kegiatan harus ada plan A dan plan B,” katanya. 

Stres menghadapi hasil tes swab antigen juga diutarakan Wakil Koordinator Humas Rokhmad Hidayanto. “Siapa yang nggak stres. Bayangkan, jika anak-anak itu sudah berlatih berhari-hari, kemudian hasil tes swab antigen-nya menunjukkan positif. Bagaimana harus mencari pengganti anggota paduan suara dalam waktu satu dua hari? Kalaupun menemukan penggantinya, apakah bisa langsung klop dengan penyanyi lainnya. Itu jika yang positif satu orang. Lah, jika yang positif beberapa anggota paduan suara apa nggak ambyar,” seru Rokhmad Hidayanto sambil tertawa. (ika/c2/nur)

TEGALBOTO, Radar Jember – Upacara wisuda selalu menjadi momen penting dalam perjalanan hidup seorang mahasiswa. Baik mereka yang duduk di jenjang diploma maupun lulusan program doktoral. Di masa pandemi Covid-19 tradisi ini berubah 180 derajat.

“Kami paham dengan kekecewaan wisudawan. Tapi, di lain sisi kami juga dituntut memikirkan keselamatan bersama. Sebab, dalam setiap wisuda pasti mengundang banyak orang. Jika dilaksanakan secara luring, maka ada 900 wisudawan, ditambah dengan orang tua, kerabat, dan kolega yang jika ditambahkan maka jumlah totalnya bisa dua hingga tiga kali lipat jumlah wisudawannya. Oleh karena itu, wisuda secara daring atau hybrid masih menjadi pilihan yang paling aman. Namun, saya yakin walau diwisuda secara daring atau hybrid tetap tidak mengurangi nilai kesakralannya,” tutur Rektor Universitas Jember Iwan Taruna di sela-sela persiapan acara wisuda periode III tahun akademik 2021/2022 (4/3).

Wakil Rektor I Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni Prof Slamin mengatakan, setiap kali mengadakan kegiatan yang melibatkan banyak peserta, maka selalu berkoordinasi dengan semua pihak. “Seperti Tim Tanggap Darurat Kesiapsiagaan Bencana Covid-19 Unej. Juga dengan Satuan Tugas Penanggulangan Covid-19 Pemkab Jember. Keamanan dan kesehatan civitas academica dan warga Jember menjadi yang utama,” kata Prof Slamin.

Ketua Tim Tanggap Darurat Kesiapsiagaan Bencana Covid-19 (TTDKBC) Unej dr Ulfa Elfiah MKes SpBP-RE (K) mengatakan, kewajiban tes swab antigen untuk semua. “Tujuannya agar kampus kita terhindar dari menjadi klaster Covid-19,” ungkapnya.

Petugas bagian protokol, Taufik Tri Handoko, juga memberi pandangan. “Waduh, kami bisa kebingungan, sebab dalam waktu dekat harus mencari petugas pengganti. Oleh karena itu, belajar dari pengalaman, maka di setiap perencanaan kegiatan harus ada plan A dan plan B,” katanya. 

Stres menghadapi hasil tes swab antigen juga diutarakan Wakil Koordinator Humas Rokhmad Hidayanto. “Siapa yang nggak stres. Bayangkan, jika anak-anak itu sudah berlatih berhari-hari, kemudian hasil tes swab antigen-nya menunjukkan positif. Bagaimana harus mencari pengganti anggota paduan suara dalam waktu satu dua hari? Kalaupun menemukan penggantinya, apakah bisa langsung klop dengan penyanyi lainnya. Itu jika yang positif satu orang. Lah, jika yang positif beberapa anggota paduan suara apa nggak ambyar,” seru Rokhmad Hidayanto sambil tertawa. (ika/c2/nur)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca