Mobile_AP_Rectangle 1
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Film fiksi berdurasi 36 menit produksi dari Empatbelas Project dan Satu Sama Lima Film berjudul Rumah Aya, mampu menarik animo warga Jember untuk datang di Kota Cinema Mall (KCM) Senin (1/2). Film tentang bagaimana cara orang tua mengasuh dan mendidik anak (parenting) tersebut berhasil membuat penonton larut dalam kesedihan.
“Film ini berhasil dirampungkan selama satu tahun dan menggunakan bahasa campuran Jawa dan Indonesia. Lokasi proses produksi dilakukan di Jember,” tutur Iqbal Amanta, sutradara sekaligus penulis naskah Rumah Aya.
Sineas muda angkatan tahun 2014 Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Prodi Program Studi dan Film (PSTF) Universitas Jember itu berhasil menuangkan kisah tersebut ke layar lebar, sebagai persyaratan tugas akhir. Rumah Aya mengangkat kisah kehidupan Bari mengasuh Aya sebagai anak angkat, padahal Bari sendiri belum berumah tangga dan tidak memiliki pengalaman mendidik anak.
- Advertisement -
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Film fiksi berdurasi 36 menit produksi dari Empatbelas Project dan Satu Sama Lima Film berjudul Rumah Aya, mampu menarik animo warga Jember untuk datang di Kota Cinema Mall (KCM) Senin (1/2). Film tentang bagaimana cara orang tua mengasuh dan mendidik anak (parenting) tersebut berhasil membuat penonton larut dalam kesedihan.
“Film ini berhasil dirampungkan selama satu tahun dan menggunakan bahasa campuran Jawa dan Indonesia. Lokasi proses produksi dilakukan di Jember,” tutur Iqbal Amanta, sutradara sekaligus penulis naskah Rumah Aya.
Sineas muda angkatan tahun 2014 Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Prodi Program Studi dan Film (PSTF) Universitas Jember itu berhasil menuangkan kisah tersebut ke layar lebar, sebagai persyaratan tugas akhir. Rumah Aya mengangkat kisah kehidupan Bari mengasuh Aya sebagai anak angkat, padahal Bari sendiri belum berumah tangga dan tidak memiliki pengalaman mendidik anak.
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Film fiksi berdurasi 36 menit produksi dari Empatbelas Project dan Satu Sama Lima Film berjudul Rumah Aya, mampu menarik animo warga Jember untuk datang di Kota Cinema Mall (KCM) Senin (1/2). Film tentang bagaimana cara orang tua mengasuh dan mendidik anak (parenting) tersebut berhasil membuat penonton larut dalam kesedihan.
“Film ini berhasil dirampungkan selama satu tahun dan menggunakan bahasa campuran Jawa dan Indonesia. Lokasi proses produksi dilakukan di Jember,” tutur Iqbal Amanta, sutradara sekaligus penulis naskah Rumah Aya.
Sineas muda angkatan tahun 2014 Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Prodi Program Studi dan Film (PSTF) Universitas Jember itu berhasil menuangkan kisah tersebut ke layar lebar, sebagai persyaratan tugas akhir. Rumah Aya mengangkat kisah kehidupan Bari mengasuh Aya sebagai anak angkat, padahal Bari sendiri belum berumah tangga dan tidak memiliki pengalaman mendidik anak.