27.8 C
Jember
Friday, 31 March 2023

Pembatasan Mudik, Jember Siapkan Operasi Ketupat

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Pemerintah Provinsi Jawa Timur mulai menerapkan pembatasan mudik di sejumlah daerah, hari ini (6/5). Pembatasan tersebut dipusatkan di setiap perbatasan antarkota atau kabupaten. Salah satunya adalah Kabupaten Jember.

Berdasarkan data yang dikeluarkan UPT Dinas Perhubungan (Dishub) Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Pemprov Jatim, posko pemantauan serta pengamanan didirikan di dua titik. Dua titik tersebut berada di simpang Pondok Dalem, Kecamatan Semboro, perbatasan Jember dan Lumajang, serta di Kecamatan Jombang.

Tak mau kalah dengan pergerakan pemerintah provinsi, Bupati Jember Hendy Siswanto mengadakan apel persiapan Operasi Ketupat, kemarin (5/5). Berlokasi di halaman Mapolres Jember di Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Kaliwates, suara Hendy lantang di atas mimbar. Berperan sebagai inspektur upacara, dia menyuarakan pengondisian Operasi Ketupat yang dilakukan mulai hari ini. Rencananya, pihaknya bakal mendirikan beberapa pos di sejumlah titik untuk melakukan pemantauan.

Mobile_AP_Rectangle 2

Hendy menjelaskan bahwa tren positif Covid-19 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Pemerintah melarang mudik pun tentu ada alasannya,” paparnya.

Berdasar pengalaman tahun lalu, dia menuturkan bahwa ada kenaikan mobilitas menjelang Idul Fitri. Karena itu, pihaknya perlu melakukan Operasi Ketupat untuk menekan persebaran Covid-19 pada Lebaran ini.  “Kasus Covid-19 harus kita waspadai dan jangan lengah. Contohnya India. Di sana sekitar 400 ribu kasus per hari dan sekitar 3.500 meninggal per hari,” katanya.

Karena itu, dia memerintahkan para petugas untuk mengawasi pergerakan orang dari luar. “Awasi manifes penumpang, tempat wisata, serta kegiatan takbir, halalbihalal, dan kegiatan apa pun yang bisa berisiko menjadi tempat persebaran virus,” lanjutnya.

Bagi pelanggar prokes, berulang-ulang akan ditindak oleh petugas. Rencananya, ratusan ribu personel gabungan yang terdiri atas TNI-Polri, satpol PP, Satgas Covid-19, dan Dishub bakal melakukan penindakan.

Dalam penerapan Operasi Ketupat itu, Hendy mengungkapkan bahwa pihaknya bakal melakukan beberapa hal penting. Di antaranya, melakukan pemantauan kedisiplinan masyarakat, terutama di tempat-tempat umum dalam menerapkan prokes. “Mengecek tes swab penumpang dan rapid test acak,” ulasnya.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga memberikan sanksi lisan hingga fisik kepada siapa pun yang melanggar. Juga dengan memberikan masker. “Esensi larangan mudik 2021 adalah mencegah persebaran Covid-19 supaya tidak terjadi klaster,” paparnya.

Lebih lanjut, Hendy menyampaikan bahwa masyarakat Jember diharapkan untuk terus waspada. Sebab, diprediksi ada peningkatan tindak pidana menjelang Idul Fitri. Baik kasus pencurian dengan pemberatan (curat) maupun pencurian dengan kekerasan (curas).

 

 

Jurnalis : Isnein Purnomo
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Pemerintah Provinsi Jawa Timur mulai menerapkan pembatasan mudik di sejumlah daerah, hari ini (6/5). Pembatasan tersebut dipusatkan di setiap perbatasan antarkota atau kabupaten. Salah satunya adalah Kabupaten Jember.

Berdasarkan data yang dikeluarkan UPT Dinas Perhubungan (Dishub) Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Pemprov Jatim, posko pemantauan serta pengamanan didirikan di dua titik. Dua titik tersebut berada di simpang Pondok Dalem, Kecamatan Semboro, perbatasan Jember dan Lumajang, serta di Kecamatan Jombang.

Tak mau kalah dengan pergerakan pemerintah provinsi, Bupati Jember Hendy Siswanto mengadakan apel persiapan Operasi Ketupat, kemarin (5/5). Berlokasi di halaman Mapolres Jember di Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Kaliwates, suara Hendy lantang di atas mimbar. Berperan sebagai inspektur upacara, dia menyuarakan pengondisian Operasi Ketupat yang dilakukan mulai hari ini. Rencananya, pihaknya bakal mendirikan beberapa pos di sejumlah titik untuk melakukan pemantauan.

Hendy menjelaskan bahwa tren positif Covid-19 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Pemerintah melarang mudik pun tentu ada alasannya,” paparnya.

Berdasar pengalaman tahun lalu, dia menuturkan bahwa ada kenaikan mobilitas menjelang Idul Fitri. Karena itu, pihaknya perlu melakukan Operasi Ketupat untuk menekan persebaran Covid-19 pada Lebaran ini.  “Kasus Covid-19 harus kita waspadai dan jangan lengah. Contohnya India. Di sana sekitar 400 ribu kasus per hari dan sekitar 3.500 meninggal per hari,” katanya.

Karena itu, dia memerintahkan para petugas untuk mengawasi pergerakan orang dari luar. “Awasi manifes penumpang, tempat wisata, serta kegiatan takbir, halalbihalal, dan kegiatan apa pun yang bisa berisiko menjadi tempat persebaran virus,” lanjutnya.

Bagi pelanggar prokes, berulang-ulang akan ditindak oleh petugas. Rencananya, ratusan ribu personel gabungan yang terdiri atas TNI-Polri, satpol PP, Satgas Covid-19, dan Dishub bakal melakukan penindakan.

Dalam penerapan Operasi Ketupat itu, Hendy mengungkapkan bahwa pihaknya bakal melakukan beberapa hal penting. Di antaranya, melakukan pemantauan kedisiplinan masyarakat, terutama di tempat-tempat umum dalam menerapkan prokes. “Mengecek tes swab penumpang dan rapid test acak,” ulasnya.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga memberikan sanksi lisan hingga fisik kepada siapa pun yang melanggar. Juga dengan memberikan masker. “Esensi larangan mudik 2021 adalah mencegah persebaran Covid-19 supaya tidak terjadi klaster,” paparnya.

Lebih lanjut, Hendy menyampaikan bahwa masyarakat Jember diharapkan untuk terus waspada. Sebab, diprediksi ada peningkatan tindak pidana menjelang Idul Fitri. Baik kasus pencurian dengan pemberatan (curat) maupun pencurian dengan kekerasan (curas).

 

 

Jurnalis : Isnein Purnomo
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Pemerintah Provinsi Jawa Timur mulai menerapkan pembatasan mudik di sejumlah daerah, hari ini (6/5). Pembatasan tersebut dipusatkan di setiap perbatasan antarkota atau kabupaten. Salah satunya adalah Kabupaten Jember.

Berdasarkan data yang dikeluarkan UPT Dinas Perhubungan (Dishub) Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Pemprov Jatim, posko pemantauan serta pengamanan didirikan di dua titik. Dua titik tersebut berada di simpang Pondok Dalem, Kecamatan Semboro, perbatasan Jember dan Lumajang, serta di Kecamatan Jombang.

Tak mau kalah dengan pergerakan pemerintah provinsi, Bupati Jember Hendy Siswanto mengadakan apel persiapan Operasi Ketupat, kemarin (5/5). Berlokasi di halaman Mapolres Jember di Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Kaliwates, suara Hendy lantang di atas mimbar. Berperan sebagai inspektur upacara, dia menyuarakan pengondisian Operasi Ketupat yang dilakukan mulai hari ini. Rencananya, pihaknya bakal mendirikan beberapa pos di sejumlah titik untuk melakukan pemantauan.

Hendy menjelaskan bahwa tren positif Covid-19 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Pemerintah melarang mudik pun tentu ada alasannya,” paparnya.

Berdasar pengalaman tahun lalu, dia menuturkan bahwa ada kenaikan mobilitas menjelang Idul Fitri. Karena itu, pihaknya perlu melakukan Operasi Ketupat untuk menekan persebaran Covid-19 pada Lebaran ini.  “Kasus Covid-19 harus kita waspadai dan jangan lengah. Contohnya India. Di sana sekitar 400 ribu kasus per hari dan sekitar 3.500 meninggal per hari,” katanya.

Karena itu, dia memerintahkan para petugas untuk mengawasi pergerakan orang dari luar. “Awasi manifes penumpang, tempat wisata, serta kegiatan takbir, halalbihalal, dan kegiatan apa pun yang bisa berisiko menjadi tempat persebaran virus,” lanjutnya.

Bagi pelanggar prokes, berulang-ulang akan ditindak oleh petugas. Rencananya, ratusan ribu personel gabungan yang terdiri atas TNI-Polri, satpol PP, Satgas Covid-19, dan Dishub bakal melakukan penindakan.

Dalam penerapan Operasi Ketupat itu, Hendy mengungkapkan bahwa pihaknya bakal melakukan beberapa hal penting. Di antaranya, melakukan pemantauan kedisiplinan masyarakat, terutama di tempat-tempat umum dalam menerapkan prokes. “Mengecek tes swab penumpang dan rapid test acak,” ulasnya.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga memberikan sanksi lisan hingga fisik kepada siapa pun yang melanggar. Juga dengan memberikan masker. “Esensi larangan mudik 2021 adalah mencegah persebaran Covid-19 supaya tidak terjadi klaster,” paparnya.

Lebih lanjut, Hendy menyampaikan bahwa masyarakat Jember diharapkan untuk terus waspada. Sebab, diprediksi ada peningkatan tindak pidana menjelang Idul Fitri. Baik kasus pencurian dengan pemberatan (curat) maupun pencurian dengan kekerasan (curas).

 

 

Jurnalis : Isnein Purnomo
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca