Mobile_AP_Rectangle 1
SUMBERSARI, Radar Jember – Perubahan daerah pemilihan (dapil) untuk perhelatan Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 mendatang semakin menarik. Bertambahnya satu dapil, dari enam menjadi tujuh dapil, seakan membawa angin segar bagi wajah-wajah baru. Sebaliknya, bagi untuk calon incumbent, perubahan ini ibarat menanam namun gagal panen.
BACA JUGA : Puluhan Knalpot Brong di Tulungagung Dirazia Polisi
Penelusuran Jawa Pos Radar Jember, dalam perubahan dapil ini hanya dua yang selamat dari perombakan. Yaitu dapil 5 dan 6. Artinya, calon petahana yang saat ini duduk lewat dapil tersebut masih berbatas lega, karena tanaman mereka tetap bisa dirawat dan dijaga.
Mobile_AP_Rectangle 2
Akan tetapi, calon petahana yang nantinya maju ke pileg lewat dapil 1, 2, 3, 4, dan 7 perlu kerja ekstra. Bagaimana tidak, konstituen yang selama ini dirawat dengan baik, ternyata harus terpisah. Ini karena pembagian kecamatan pada kelima dapil ini berubah (baca grafis dapil).
Politisi salah satu partai menyebut kepada Jawa Pos Radar Jember, pada Pileg 2019 lalu, dia ada di sebuah dapil. Kini, dapilnya berubah. Dengan demikian, dia harus kerja lebih ekstra. “Mau tidak mau, setiap caleg harus melakukan penyesuaian. Apa yang selama ini dirawat, kalau masuk dapil yang berubah, tentu ada basis yang hilang,” ulasnya.
- Advertisement -
SUMBERSARI, Radar Jember – Perubahan daerah pemilihan (dapil) untuk perhelatan Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 mendatang semakin menarik. Bertambahnya satu dapil, dari enam menjadi tujuh dapil, seakan membawa angin segar bagi wajah-wajah baru. Sebaliknya, bagi untuk calon incumbent, perubahan ini ibarat menanam namun gagal panen.
BACA JUGA : Puluhan Knalpot Brong di Tulungagung Dirazia Polisi
Penelusuran Jawa Pos Radar Jember, dalam perubahan dapil ini hanya dua yang selamat dari perombakan. Yaitu dapil 5 dan 6. Artinya, calon petahana yang saat ini duduk lewat dapil tersebut masih berbatas lega, karena tanaman mereka tetap bisa dirawat dan dijaga.
Akan tetapi, calon petahana yang nantinya maju ke pileg lewat dapil 1, 2, 3, 4, dan 7 perlu kerja ekstra. Bagaimana tidak, konstituen yang selama ini dirawat dengan baik, ternyata harus terpisah. Ini karena pembagian kecamatan pada kelima dapil ini berubah (baca grafis dapil).
Politisi salah satu partai menyebut kepada Jawa Pos Radar Jember, pada Pileg 2019 lalu, dia ada di sebuah dapil. Kini, dapilnya berubah. Dengan demikian, dia harus kerja lebih ekstra. “Mau tidak mau, setiap caleg harus melakukan penyesuaian. Apa yang selama ini dirawat, kalau masuk dapil yang berubah, tentu ada basis yang hilang,” ulasnya.
SUMBERSARI, Radar Jember – Perubahan daerah pemilihan (dapil) untuk perhelatan Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 mendatang semakin menarik. Bertambahnya satu dapil, dari enam menjadi tujuh dapil, seakan membawa angin segar bagi wajah-wajah baru. Sebaliknya, bagi untuk calon incumbent, perubahan ini ibarat menanam namun gagal panen.
BACA JUGA : Puluhan Knalpot Brong di Tulungagung Dirazia Polisi
Penelusuran Jawa Pos Radar Jember, dalam perubahan dapil ini hanya dua yang selamat dari perombakan. Yaitu dapil 5 dan 6. Artinya, calon petahana yang saat ini duduk lewat dapil tersebut masih berbatas lega, karena tanaman mereka tetap bisa dirawat dan dijaga.
Akan tetapi, calon petahana yang nantinya maju ke pileg lewat dapil 1, 2, 3, 4, dan 7 perlu kerja ekstra. Bagaimana tidak, konstituen yang selama ini dirawat dengan baik, ternyata harus terpisah. Ini karena pembagian kecamatan pada kelima dapil ini berubah (baca grafis dapil).
Politisi salah satu partai menyebut kepada Jawa Pos Radar Jember, pada Pileg 2019 lalu, dia ada di sebuah dapil. Kini, dapilnya berubah. Dengan demikian, dia harus kerja lebih ekstra. “Mau tidak mau, setiap caleg harus melakukan penyesuaian. Apa yang selama ini dirawat, kalau masuk dapil yang berubah, tentu ada basis yang hilang,” ulasnya.