23.8 C
Jember
Friday, 24 March 2023

Terdampak Angin Kencang, 45 Hektare Tembakau Gagal Panen

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Petani tembakau di Desa Jambearum, Kecamatan Puger, terpaksa gigit jari. Sebab, akibat terjangan angin kencang, beberapa waktu lalu, lebih dari 45 hektare lahan tembakau bawah naungan rusak berat. Tak hanya itu, waring serta penyangga bambunya pun roboh.

Akibatnya, semua tanaman tembakau tak dapat diselamatkan. Namun, sejumlah petani beranggapan, jika dilakukan saat ini, tidaklah menguntungkan. Lantaran cuaca ekstrem masih terjadi.

Imbas lainnya, hal ini dapat memengaruhi kalender tanam tembakau. Sebab, saat ini banyak petani yang lebih memilih untuk tidak menanam tembakau karena faktor cuaca. Karenanya, ke depan besar kemungkinan masa panen raya akan mengalami kemunduran.

Mobile_AP_Rectangle 2

BACA JUGA : Sehat Bugar dengan Kapha Yoga

Dampak lainnya adalah beberapa pekerja atau buruh tani yang biasanya bekerja menyiram tembakau terpaksa kehilangan pekerjaannya. Sebab, pada umumnya, sebagian para pekerja adalah masyarakat setempat.

Pardi, salah satu warga setempat, menuturkan bahwa lahan tersebut disewa dari orang pertama. Akan ditanami tembakau jika musim tanam tembakau tiba. Lumrahnya, masa tanam tembakau akan berakhir pada Oktober mendatang. “Jika masanya sudah habis, maka lahan akan kembali ditanami padi,” ungkap Pardi.

Selain itu, dia juga mengungkapkan bahwa terpaan angin puting beliung beberapa waktu lalu menjadi salah satu yang terparah. Ini merupakan kali pertama angin memberikan dampak kerugian yang besar sejak beberapa tahun belakangan. Akibatnya, beberapa petani lainnya trauma untuk menanam tembakau.

Lebih jelas, Pardi mengungkapkan bahwa tanah bekas tanaman tembakau akan menimbulkan bekas lubang, sehingga berpengaruh pada tanaman selanjutnya. “Akhirnya, sawah itu tidak rata lagi. Harus diratakan kembali. Biasanya setelah itu lahan ditanami jagung,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Dian Cahyani
Fotografer : Jumai
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Petani tembakau di Desa Jambearum, Kecamatan Puger, terpaksa gigit jari. Sebab, akibat terjangan angin kencang, beberapa waktu lalu, lebih dari 45 hektare lahan tembakau bawah naungan rusak berat. Tak hanya itu, waring serta penyangga bambunya pun roboh.

Akibatnya, semua tanaman tembakau tak dapat diselamatkan. Namun, sejumlah petani beranggapan, jika dilakukan saat ini, tidaklah menguntungkan. Lantaran cuaca ekstrem masih terjadi.

Imbas lainnya, hal ini dapat memengaruhi kalender tanam tembakau. Sebab, saat ini banyak petani yang lebih memilih untuk tidak menanam tembakau karena faktor cuaca. Karenanya, ke depan besar kemungkinan masa panen raya akan mengalami kemunduran.

BACA JUGA : Sehat Bugar dengan Kapha Yoga

Dampak lainnya adalah beberapa pekerja atau buruh tani yang biasanya bekerja menyiram tembakau terpaksa kehilangan pekerjaannya. Sebab, pada umumnya, sebagian para pekerja adalah masyarakat setempat.

Pardi, salah satu warga setempat, menuturkan bahwa lahan tersebut disewa dari orang pertama. Akan ditanami tembakau jika musim tanam tembakau tiba. Lumrahnya, masa tanam tembakau akan berakhir pada Oktober mendatang. “Jika masanya sudah habis, maka lahan akan kembali ditanami padi,” ungkap Pardi.

Selain itu, dia juga mengungkapkan bahwa terpaan angin puting beliung beberapa waktu lalu menjadi salah satu yang terparah. Ini merupakan kali pertama angin memberikan dampak kerugian yang besar sejak beberapa tahun belakangan. Akibatnya, beberapa petani lainnya trauma untuk menanam tembakau.

Lebih jelas, Pardi mengungkapkan bahwa tanah bekas tanaman tembakau akan menimbulkan bekas lubang, sehingga berpengaruh pada tanaman selanjutnya. “Akhirnya, sawah itu tidak rata lagi. Harus diratakan kembali. Biasanya setelah itu lahan ditanami jagung,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Dian Cahyani
Fotografer : Jumai
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Petani tembakau di Desa Jambearum, Kecamatan Puger, terpaksa gigit jari. Sebab, akibat terjangan angin kencang, beberapa waktu lalu, lebih dari 45 hektare lahan tembakau bawah naungan rusak berat. Tak hanya itu, waring serta penyangga bambunya pun roboh.

Akibatnya, semua tanaman tembakau tak dapat diselamatkan. Namun, sejumlah petani beranggapan, jika dilakukan saat ini, tidaklah menguntungkan. Lantaran cuaca ekstrem masih terjadi.

Imbas lainnya, hal ini dapat memengaruhi kalender tanam tembakau. Sebab, saat ini banyak petani yang lebih memilih untuk tidak menanam tembakau karena faktor cuaca. Karenanya, ke depan besar kemungkinan masa panen raya akan mengalami kemunduran.

BACA JUGA : Sehat Bugar dengan Kapha Yoga

Dampak lainnya adalah beberapa pekerja atau buruh tani yang biasanya bekerja menyiram tembakau terpaksa kehilangan pekerjaannya. Sebab, pada umumnya, sebagian para pekerja adalah masyarakat setempat.

Pardi, salah satu warga setempat, menuturkan bahwa lahan tersebut disewa dari orang pertama. Akan ditanami tembakau jika musim tanam tembakau tiba. Lumrahnya, masa tanam tembakau akan berakhir pada Oktober mendatang. “Jika masanya sudah habis, maka lahan akan kembali ditanami padi,” ungkap Pardi.

Selain itu, dia juga mengungkapkan bahwa terpaan angin puting beliung beberapa waktu lalu menjadi salah satu yang terparah. Ini merupakan kali pertama angin memberikan dampak kerugian yang besar sejak beberapa tahun belakangan. Akibatnya, beberapa petani lainnya trauma untuk menanam tembakau.

Lebih jelas, Pardi mengungkapkan bahwa tanah bekas tanaman tembakau akan menimbulkan bekas lubang, sehingga berpengaruh pada tanaman selanjutnya. “Akhirnya, sawah itu tidak rata lagi. Harus diratakan kembali. Biasanya setelah itu lahan ditanami jagung,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Dian Cahyani
Fotografer : Jumai
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca