JEMBER, RADARJEMBER.ID – Selama lima tahun terakhir, hampir 30 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Jember ditopang oleh sektor pertanian. Ini artinya sekitar sepertiga perekonomian Jember masih didominasi oleh sektor cocok tanam.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cabang Jember Hestu Wibowo menerangkan, kalau dirunut berdasar neraca pangan, memang ada komoditas yang mengalami surplus, yakni beras. Bahkan, dua tahun berturut-turut, Jember terus mengalami surplus beras. Ada kelebihan sekitar 200 ribu ton. “Jember dianugerahi dengan alam yang menjadi lumbung padi secara nasional,” kata Hestu.
Meski demikian, masih ada pekerjaan rumah yang perlu dituntaskan oleh pemerintah. Mulai dari jaminan harga hingga biaya produksi. Dan petani harus mendapat nilai tambah. Juga harus ada jaminan bahwa kualitas yang dihasilkan bagus. “Karena itu, tingkat hulu harus diperhatikan. Mulai pemupukan hingga pascapanen. Hal itu bakal memengaruhi kualitas. Sebab, harga akan beriringan dengan kualitas,” kata Prof Achmad Subagio, akademisi Fakultas Teknik Pertanian (FTP) Universitas Jember (Unej).
Menurut dia, pemerintah daerah harus mendorong petani dalam meningkatkan kualitas padi. Pemda juga harus membuat program untuk menghubungkan petani dengan pasar agar pahlawan pangan itu mendapatkan nilai tambah. “Jangan sampai ada middleman yang kuat dan malah mengatur macam-macam. Nah, itu mediatornya adalah pemerintah daerah,” jelasnya.
Menurut dia, pemerintah bertugas untuk menjamin kualitas, supplier, dan fasilitas lain. Jadi, tak hanya petani. Salah satunya terkait dengan infrastruktur usaha tani yang sampai hari ini dinilainya belum diperhatikan serius. Misalnya, dengan rusaknya infrastruktur jalan, maka ongkos yang dikeluarkan petani jauh lebih mahal.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Jember Hendy Siswanto menyatakan, pemerintah bakal membentuk tim yang bisa membuat Jember tetap menjadi lumbung pangan nasional. “Kami akan berupaya untuk menjamin agar petani-petani ini mendapatkan harga yang menguntungkan,” paparnya.
Nantinya, kata dia, petani tidak hanya menjual gabah. Namun, juga memproduksi beras. “Kami akan mengedukasi itu,” terangnya. Dia menambahkan, pihaknya juga akan melibatkan pengusaha penggilingan padi. Mereka bakal andil dalam memproduksi beras medium, premium, hingga beras organik, sehingga ada nilai tambah bagi petani.
Jurnalis : Isnein Purnomo
Fotografer : Dokumentasi Radar Jember
Redaktur : Mahrus Sholih