24 C
Jember
Thursday, 1 June 2023

Sawah Kering, Petani Semakin Bingung

- Dam Jebol, 98 Hektare Sawah Terdampak

- Pegawai DPUBMSDA Jember Turun ke Lokasi

Mobile_AP_Rectangle 1

KEMUNINGSARI LOR, Radar Jember – Dampak jebolnya Dam Gluduk III di Sungai Petung, Dusun Kemuning Lor, Desa Kemuningsari Lor, Kecamatan Panti, mulai dirasakan petani. Setidaknya sudah sepuluh hari tanaman padi yang masih berumur dua pekan itu mulai kekurangan air. Para petani pun bingung dan hanya bisa berharap pada air hujan, namun tidak signifikan.

BACA JUGA : Pamit Cari Kayu di Hutan, Lansia di Jember Ditemukan Meninggal

Dampak paling parah atas jebolnya dam tersebut yakni di dua dusun, yaitu Sumbersari dan Kemuning Lor, desa setempat. Petani pun resah lantaran 98 hektare sawah terancam gagal panen dan terancam tidak bisa ditanami. Tanaman padi yang ada sekarang sulit mendapatkan air, kecuali turun hujan. Bahkan, beberapa petani sudah ada yang menyiapkan benih untuk tanam padi berikutnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Ketua Gabungan Hippa Klatakan Jaya, Sariyanto, mengatakan, sejak Dam Gluduk III jebol, saluran air mati. Air Sungai Petung yang biasanya bisa diatur di pintu air Dam Gluduk, kini sudah tidak bisa lagi. “Sudah 10 harian ini warga cemas. Dampaknya benar-benar dirasakan,” jelasnya.

Menurutnya, petani padi yang sudah panen, kini tidak bisa menanam kembali karena tidak ada air irigasi. Sementara, petani sudah menyiapkan benih padi untuk ditanam, terpaksa menundanya. Di sisi lain, tanaman yang masih tumbuh harus ditunggu dengan berpasrah pada nasib. “Ada benih yang dibiarkan hingga mulai menguning,” kata Sariyanto.

- Advertisement -

KEMUNINGSARI LOR, Radar Jember – Dampak jebolnya Dam Gluduk III di Sungai Petung, Dusun Kemuning Lor, Desa Kemuningsari Lor, Kecamatan Panti, mulai dirasakan petani. Setidaknya sudah sepuluh hari tanaman padi yang masih berumur dua pekan itu mulai kekurangan air. Para petani pun bingung dan hanya bisa berharap pada air hujan, namun tidak signifikan.

BACA JUGA : Pamit Cari Kayu di Hutan, Lansia di Jember Ditemukan Meninggal

Dampak paling parah atas jebolnya dam tersebut yakni di dua dusun, yaitu Sumbersari dan Kemuning Lor, desa setempat. Petani pun resah lantaran 98 hektare sawah terancam gagal panen dan terancam tidak bisa ditanami. Tanaman padi yang ada sekarang sulit mendapatkan air, kecuali turun hujan. Bahkan, beberapa petani sudah ada yang menyiapkan benih untuk tanam padi berikutnya.

Ketua Gabungan Hippa Klatakan Jaya, Sariyanto, mengatakan, sejak Dam Gluduk III jebol, saluran air mati. Air Sungai Petung yang biasanya bisa diatur di pintu air Dam Gluduk, kini sudah tidak bisa lagi. “Sudah 10 harian ini warga cemas. Dampaknya benar-benar dirasakan,” jelasnya.

Menurutnya, petani padi yang sudah panen, kini tidak bisa menanam kembali karena tidak ada air irigasi. Sementara, petani sudah menyiapkan benih padi untuk ditanam, terpaksa menundanya. Di sisi lain, tanaman yang masih tumbuh harus ditunggu dengan berpasrah pada nasib. “Ada benih yang dibiarkan hingga mulai menguning,” kata Sariyanto.

KEMUNINGSARI LOR, Radar Jember – Dampak jebolnya Dam Gluduk III di Sungai Petung, Dusun Kemuning Lor, Desa Kemuningsari Lor, Kecamatan Panti, mulai dirasakan petani. Setidaknya sudah sepuluh hari tanaman padi yang masih berumur dua pekan itu mulai kekurangan air. Para petani pun bingung dan hanya bisa berharap pada air hujan, namun tidak signifikan.

BACA JUGA : Pamit Cari Kayu di Hutan, Lansia di Jember Ditemukan Meninggal

Dampak paling parah atas jebolnya dam tersebut yakni di dua dusun, yaitu Sumbersari dan Kemuning Lor, desa setempat. Petani pun resah lantaran 98 hektare sawah terancam gagal panen dan terancam tidak bisa ditanami. Tanaman padi yang ada sekarang sulit mendapatkan air, kecuali turun hujan. Bahkan, beberapa petani sudah ada yang menyiapkan benih untuk tanam padi berikutnya.

Ketua Gabungan Hippa Klatakan Jaya, Sariyanto, mengatakan, sejak Dam Gluduk III jebol, saluran air mati. Air Sungai Petung yang biasanya bisa diatur di pintu air Dam Gluduk, kini sudah tidak bisa lagi. “Sudah 10 harian ini warga cemas. Dampaknya benar-benar dirasakan,” jelasnya.

Menurutnya, petani padi yang sudah panen, kini tidak bisa menanam kembali karena tidak ada air irigasi. Sementara, petani sudah menyiapkan benih padi untuk ditanam, terpaksa menundanya. Di sisi lain, tanaman yang masih tumbuh harus ditunggu dengan berpasrah pada nasib. “Ada benih yang dibiarkan hingga mulai menguning,” kata Sariyanto.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca