23.8 C
Jember
Wednesday, 22 March 2023

Bicara tentang Hak, Pesan untuk Petani Jember di Hari Pertanian Nasional

Lahan Produktif, Bupati Hendy Tegaskan Bukan untuk Pengembangan Properti

Mobile_AP_Rectangle 1

KEPATIHAN, RADARJEMBER.ID – Kondisi pertanian di Kabupaten Jember disebut-sebut masih bisa berdiri kokoh di tengah gempuran pandemi Covid-19. Meski terdampak, tidak sampai parah seperti sektor yang lain. Tentu saja, peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk bisa mengembangkan pertanian di Kabupaten Jember. Terlebih, ada beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Bupati Jember Hendy Siswanto menyebutkan bahwa 70 persen masyarakat Jember adalah petani. “Konsep yang kami ajukan, petani Jember harus maju dan bangkit,” tegasnya. Sebab, dia menilai bahwa petani di Jember hebat dan menguasai bidang.

Namun, adanya Covid-19 memang menjadikan seluruh sektor terpengaruh. “Covid-19 boleh ada, tetapi dengan kekuatan pertanian di Jember, posisi kita cukup bagus karena pengaruh di pertanian tak berat,” ungkapnya. Contohnya, hasil pertanian kopi dan jagung juga masih bagus.

Mobile_AP_Rectangle 2

Lebih lanjut, dalam memperingati Hari Pertanian Nasional ke-61, Hendy mengucapkan selamat kepada seluruh petani di Kabupaten Jember. “Semoga petani kita senantiasa menjadi petani yang makmur dan sejahtera,” harapnya.

Jika sebelumnya perayaan Hari Tani selalu dilaksanakan dengan turun ke jalan, Hendy menilai bahwa hal itu sesungguhnya baik. Namun, kali ini pihaknya meminta untuk tak turun ke jalan, karena ada Covid-19. “Mari majukan saja pertanian di Jember. Salah satunya dengan membuat perayaan di tengah sawah atau lapangan, sehingga ada dampak bagi pertanian dan pelaku UMKM di sekitar,” paparnya.

Hendy juga bermaksud mengembalikan hak masyarakat Jember sesuai dengan regulasi dan aturan. Termasuk hak-hak para petani. “Kami akan kawal itu,” tegasnya.

Meski demikian, dia tak menampik jika untuk mengembalikan hak tersebut tidak sederhana. Berbagai macam aturan harus dilalui. Meski begitu, pihaknya bakal tetap mengawalnya.

Menurut dia, petani adalah cikal bakal Kabupaten Jember, bahkan Indonesia. Dia menegaskan bahwa petani adalah tulang punggung negeri. “Kalau lahan pertanian sempit bisa berbahaya,” ucapnya. Karena itu, harus dipertahankan untuk kemajuan Jember.

Selain itu, pihaknya juga bakal memetakan rencana tata ruang wilayah (RTRW) di bidang pertanian. Tujuannya untuk mengatur kestabilan harga. “Jadi, kalau pas musim tembakau, tidak menanam tembakau semua,” ujarnya. Begitu pula pada tanaman lain. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan pada berbagai komoditas pertanian.

Bukan hanya wilayah, pemasarannya pun perlu memiliki strategi. Oleh karena itu, dia mengharapkan berbagai pihak untuk segera menyosialisasikan hal tersebut agar penggunaan tanah semakin mengerucut dan tak mengakibatkan over produksi. Karena itu, perlu ada kolaborasi dari berbagai pihak.

Bahkan, Hendy juga mengulas luasan lahan sebanyak dua kali. Dia menegaskan bahwa luasan tanah pertanian di Jember harus dipertahankan. Tidak boleh ada alih fungsi. Lahan produktif tidak boleh sampai jadi perumahan. “Jangan mengizinkan siapa pun mendirikan bangunan di lahan produktif. Sekarang tidak masalah, tapi 20 hingga 30 tahun kemudian kita bakal kerepotan,” tandasnya.

Reporter : Isnein Purnomo

Fotografer : Isnein Purnomo

Editor : Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

KEPATIHAN, RADARJEMBER.ID – Kondisi pertanian di Kabupaten Jember disebut-sebut masih bisa berdiri kokoh di tengah gempuran pandemi Covid-19. Meski terdampak, tidak sampai parah seperti sektor yang lain. Tentu saja, peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk bisa mengembangkan pertanian di Kabupaten Jember. Terlebih, ada beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Bupati Jember Hendy Siswanto menyebutkan bahwa 70 persen masyarakat Jember adalah petani. “Konsep yang kami ajukan, petani Jember harus maju dan bangkit,” tegasnya. Sebab, dia menilai bahwa petani di Jember hebat dan menguasai bidang.

Namun, adanya Covid-19 memang menjadikan seluruh sektor terpengaruh. “Covid-19 boleh ada, tetapi dengan kekuatan pertanian di Jember, posisi kita cukup bagus karena pengaruh di pertanian tak berat,” ungkapnya. Contohnya, hasil pertanian kopi dan jagung juga masih bagus.

Lebih lanjut, dalam memperingati Hari Pertanian Nasional ke-61, Hendy mengucapkan selamat kepada seluruh petani di Kabupaten Jember. “Semoga petani kita senantiasa menjadi petani yang makmur dan sejahtera,” harapnya.

Jika sebelumnya perayaan Hari Tani selalu dilaksanakan dengan turun ke jalan, Hendy menilai bahwa hal itu sesungguhnya baik. Namun, kali ini pihaknya meminta untuk tak turun ke jalan, karena ada Covid-19. “Mari majukan saja pertanian di Jember. Salah satunya dengan membuat perayaan di tengah sawah atau lapangan, sehingga ada dampak bagi pertanian dan pelaku UMKM di sekitar,” paparnya.

Hendy juga bermaksud mengembalikan hak masyarakat Jember sesuai dengan regulasi dan aturan. Termasuk hak-hak para petani. “Kami akan kawal itu,” tegasnya.

Meski demikian, dia tak menampik jika untuk mengembalikan hak tersebut tidak sederhana. Berbagai macam aturan harus dilalui. Meski begitu, pihaknya bakal tetap mengawalnya.

Menurut dia, petani adalah cikal bakal Kabupaten Jember, bahkan Indonesia. Dia menegaskan bahwa petani adalah tulang punggung negeri. “Kalau lahan pertanian sempit bisa berbahaya,” ucapnya. Karena itu, harus dipertahankan untuk kemajuan Jember.

Selain itu, pihaknya juga bakal memetakan rencana tata ruang wilayah (RTRW) di bidang pertanian. Tujuannya untuk mengatur kestabilan harga. “Jadi, kalau pas musim tembakau, tidak menanam tembakau semua,” ujarnya. Begitu pula pada tanaman lain. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan pada berbagai komoditas pertanian.

Bukan hanya wilayah, pemasarannya pun perlu memiliki strategi. Oleh karena itu, dia mengharapkan berbagai pihak untuk segera menyosialisasikan hal tersebut agar penggunaan tanah semakin mengerucut dan tak mengakibatkan over produksi. Karena itu, perlu ada kolaborasi dari berbagai pihak.

Bahkan, Hendy juga mengulas luasan lahan sebanyak dua kali. Dia menegaskan bahwa luasan tanah pertanian di Jember harus dipertahankan. Tidak boleh ada alih fungsi. Lahan produktif tidak boleh sampai jadi perumahan. “Jangan mengizinkan siapa pun mendirikan bangunan di lahan produktif. Sekarang tidak masalah, tapi 20 hingga 30 tahun kemudian kita bakal kerepotan,” tandasnya.

Reporter : Isnein Purnomo

Fotografer : Isnein Purnomo

Editor : Lintang Anis Bena Kinanti

KEPATIHAN, RADARJEMBER.ID – Kondisi pertanian di Kabupaten Jember disebut-sebut masih bisa berdiri kokoh di tengah gempuran pandemi Covid-19. Meski terdampak, tidak sampai parah seperti sektor yang lain. Tentu saja, peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk bisa mengembangkan pertanian di Kabupaten Jember. Terlebih, ada beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Bupati Jember Hendy Siswanto menyebutkan bahwa 70 persen masyarakat Jember adalah petani. “Konsep yang kami ajukan, petani Jember harus maju dan bangkit,” tegasnya. Sebab, dia menilai bahwa petani di Jember hebat dan menguasai bidang.

Namun, adanya Covid-19 memang menjadikan seluruh sektor terpengaruh. “Covid-19 boleh ada, tetapi dengan kekuatan pertanian di Jember, posisi kita cukup bagus karena pengaruh di pertanian tak berat,” ungkapnya. Contohnya, hasil pertanian kopi dan jagung juga masih bagus.

Lebih lanjut, dalam memperingati Hari Pertanian Nasional ke-61, Hendy mengucapkan selamat kepada seluruh petani di Kabupaten Jember. “Semoga petani kita senantiasa menjadi petani yang makmur dan sejahtera,” harapnya.

Jika sebelumnya perayaan Hari Tani selalu dilaksanakan dengan turun ke jalan, Hendy menilai bahwa hal itu sesungguhnya baik. Namun, kali ini pihaknya meminta untuk tak turun ke jalan, karena ada Covid-19. “Mari majukan saja pertanian di Jember. Salah satunya dengan membuat perayaan di tengah sawah atau lapangan, sehingga ada dampak bagi pertanian dan pelaku UMKM di sekitar,” paparnya.

Hendy juga bermaksud mengembalikan hak masyarakat Jember sesuai dengan regulasi dan aturan. Termasuk hak-hak para petani. “Kami akan kawal itu,” tegasnya.

Meski demikian, dia tak menampik jika untuk mengembalikan hak tersebut tidak sederhana. Berbagai macam aturan harus dilalui. Meski begitu, pihaknya bakal tetap mengawalnya.

Menurut dia, petani adalah cikal bakal Kabupaten Jember, bahkan Indonesia. Dia menegaskan bahwa petani adalah tulang punggung negeri. “Kalau lahan pertanian sempit bisa berbahaya,” ucapnya. Karena itu, harus dipertahankan untuk kemajuan Jember.

Selain itu, pihaknya juga bakal memetakan rencana tata ruang wilayah (RTRW) di bidang pertanian. Tujuannya untuk mengatur kestabilan harga. “Jadi, kalau pas musim tembakau, tidak menanam tembakau semua,” ujarnya. Begitu pula pada tanaman lain. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan pada berbagai komoditas pertanian.

Bukan hanya wilayah, pemasarannya pun perlu memiliki strategi. Oleh karena itu, dia mengharapkan berbagai pihak untuk segera menyosialisasikan hal tersebut agar penggunaan tanah semakin mengerucut dan tak mengakibatkan over produksi. Karena itu, perlu ada kolaborasi dari berbagai pihak.

Bahkan, Hendy juga mengulas luasan lahan sebanyak dua kali. Dia menegaskan bahwa luasan tanah pertanian di Jember harus dipertahankan. Tidak boleh ada alih fungsi. Lahan produktif tidak boleh sampai jadi perumahan. “Jangan mengizinkan siapa pun mendirikan bangunan di lahan produktif. Sekarang tidak masalah, tapi 20 hingga 30 tahun kemudian kita bakal kerepotan,” tandasnya.

Reporter : Isnein Purnomo

Fotografer : Isnein Purnomo

Editor : Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca