JEMBER, RADARJEMBER.ID – Berkurangnya kuota pupuk subsidi yang terjadi setiap tahun, ditambah lagi terdapat berbagai peraturan untuk mendapatkannya, ternyata masih banyak petani belum mengetahui. Petani hanya mengerti susah mendapatkan pupuk subsidi, sehingga hanya menyalahkan dan menuduh ada oknum bermain. Sosialisasi ke petani tentang informasi pupuk subsidi masih dirasa sangat kurang.
Baca Juga : Kepemilikan Pupuk Ilegal, Kades Bangsalsari Terancam Diberhentikan
Petani asal Karangrejo, Muhammad, beranggapan keterbatasan pupuk sengaja dimainkan oleh orang-orang besar. “Dimainkan itu pupuk, mau beli saja susah. Saya ini beli, bukan mau ngutang,” terangnya.
Rasa tidak percaya kepada pemerintah terkait pupuk subsidi karena Muhammad susah untuk mendapatkannya. Petani asal Kelurahan Karangrejo ini menuturkan, ada pembatasan bagi petani untuk mendapatkan pupuk. Menurut Muhammad, keterbatasan pupuk hari ini memaksa para petani untuk membeli pupuk dari luar daerah, termasuk dari Banyuwangi dan Bondowoso. “Susah pupuk sekarang. Beli pupuk sampai ke luar kota. Ini tidak masuk akal,” ucapnya.
Selain itu, pihaknya menyampaikan, proses untuk mendapatkan pupuk, syaratnya wajib membawa kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK). “Mau beli saja bawa KTP,” katanya. Dia juga mengaku tidak pernah mendapatkan informasi tentang syarat mendapatkan pupuk subsidi dan lainnya.
Sementara itu, Siswono, Ketua Komisi B DPRD Jember, menyebut, kondisi petani yang kurang memahami peraturan untuk mendapatkan pupuk subsidi dan lainnya, maka perlu ditingkatkan kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). “PPL harus turun ke masyarakat untuk memberikan pemahaman berkaitan dengan pupuk. Menurutnya, sosialisasi tentang pupuk subsidi ini sangat perlu bagi petani.
Jurnalis : mg5
Fotografer : mg5
Redaktur : Dwi Siswanto