JEMBER, RADARJEMBER.ID – Berkurangnya kuota pupuk subsidi, ditemukan pestisida palsu, hingga rencana impor besar menjadi salah satu derita petani. Namun, derita itu masih ditambah dengan serangan hama wereng yang telah terjadi di areal persawahan di Jember. Luasnya sekitar 10 hektare di wilayah Kecamatan Ajung dan Jenggawah. Akibat serangan pasukan wereng tersebut, kemarin pagi (18/3), petani mulai lakukan penyemprotan serentak di lahan pertanian Desa Kertonegoro, Kecamatan Jenggawah.
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jember Jumantoro mengatakan, kondisi pertanian saat ini sangat tidak menguntungkan. Dalam catatan HKTI yang didapat dari koordinator di setiap kecamatan, setidaknya sudah ada 10 hektare sawah yang terkena hama wereng. Luas tersebut, kata dia, tidak dalam satu petak sawah, tapi tersebar di beberapa petak. “Petak sawah luas 100-200 meter persegi saja yang terkena. Dan tersebar di daerah Ajung dan Jenggawah. Tapi, bila tidak ditangani cepat akan berbahaya,” ucapnya.
Sebab, menurut Jumantoro, penyebaran wereng sangat cepat. Bila tak kunjung tertangani, maka bisa gagal panen atau puso. “Maka dari itu, saat ada informasi wereng, harus ambil tindakan untuk penyemprotan massal,” katanya.
Dia menuturkan, wereng memang bukan hama baru bagi petani. Namun, pengetahuan petani untuk mendeteksi dini serangan wereng perlu ditambah lagi. Menurut Jumantoro, pada sekitar 2000-2001 lalu, serangan wereng pernah sampai fatal hingga mengakibatkan puso di daerah Rambipuji.
Sementara itu, penyuluh pertanian lapangan (PPL) di daerah Patrang, Agustina Ningrum menuturkan, untuk wilayah Patrang sejauh ini serangan wereng masih dikatakan aman. Namun, di beberapa daerah lain memang ada.
Sementara itu, Sumardi, pegawai UPT Proteksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jawa Timur, mengatakan, dalam mengatasi hama penyakit, perlu pengendalian hama secara terpadu. Artinya, semua unsur perlu dipakai. Tidak hanya membasmi dengan pestisida, tapi juga musuh alami.
Bila hama tikus, kata dia, tentu saja musuh alaminya adalah burung hantu. Namun, untungnya masih belum muncul ledakan hama tikus di Jember. Hama yang paling dikhawatirkan olehnya adalah wereng.
Pria yang khusus memantau di daerah Wuluhan itu mengaku, untuk daerah Wuluhan masih dikatakan aman. Walau begitu, terdapat beberapa lokasi kecil sawah di Wuluhan yang terkena wereng.
Kepada Jawa Pos Radar Jember dia menjelaskan, hama wereng bisa cepat menyebar dan membuat petani gagal panen. Pengendalian hama wereng inilah yang perlu dijaga. Salah satunya dengan menanam refugia yang berfungsi sebagai musuh alami. “Jadi, musuh alami hama itu tetap dipertahankan. Termasuk mengupayakan menanam tanaman refugia. Paling tidak, ditanam di sudut sawah,” jelasnya.
Sumardi menjelaskan, bunga tanaman refugia tersebut sebenarnya bersifat sebagai penarik perhatian hama, termasuk wereng, untuk tinggal di sana. Sehingga tak lagi menyerang tanaman padi. “Jadi, bunga itu seperti menyediakan tempat tinggal bagi hama,” tuturnya.
Jurnalis : Dwi Siswanto
Fotografer : Dwi Siswanto
Redaktur : Mahrus Sholih