JEMBER, RADARJEMBER.ID – Keberadaan pupuk bersubsidi kerap menjadi persoalan di Kabupaten Jember. Mulai dari stoknya yang berkurang, hingga pendistribusian yang perlu perbaikan. Kendati begitu, pupuk bersubsidi tetap dibutuhkan oleh petani yang kurang mampu.
“Petani itu tidak semua mampu untuk membeli pupuk nonsubsidi. Untuk itu, pupuk bersubsidi harus tetap menjadi perhatian pemerintah,” kata Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Jember Jumantoro.
Dengan pentingnya keberadaan pupuk bersubsidi, menurut dia, pendistribusian harus diperbaiki. Jangan sampai petani yang benar-benar membutuhkan terlewati. “Cegah jika ada yang akan bermain-main dengan pupuk bersubsidi. Kalau perlu lakukan kontrol apakah pupuk itu tersalurkan semua atau ada yang bermain,” jelasnya.
Sebagai petani, Jumantoro mengaku sangat merasakan betapa sulitnya petani kecil jika tidak ada pupuk bersubsidi. Apalagi harga pupuk bersubsidi dengan nonsubsidi tidak terpaut terlalu jauh. “Kalau petani yang hanya punya beberapa petak sawah, tentu akan berat membeli pupuk nonsubsidi. Jadi, pupuk bersubsidi tetap harus disediakan demi melindungi petani kecil,” cetusnya.
Penanganan pupuk bersubsidi bukan saja selesai pada urusan ketersediaan pupuk. Akan tetapi, urusan pendistribusian kepada kelompok tani harus benar-benar dilakukan dengan baik. “Evaluasi berkala terhadap kelompok tani juga penting. Bisa jadi, jumlah anggota sudah berubah. Ini agar perlindungan pemerintah kepada petani kecil benar-benar sampai,” ucapnya.
Mujianto, salah seorang petani yang tinggal di Ajung, menyebut, dirinya terpaksa mengoplos pupuk subsidi dan nonsubsidi untuk tanaman padinya. Dia juga mengoplos pupuk organik dan nonorganik. “Karena pupuk subsidi tidak cukup, makanya dibantu dengan pupuk nonsubsidi. Tetapi harganya lebih mahal,” tuturnya.
Harapan yang tidak jauh berbeda juga disampaikan Mujianto. Di mana pemerintah ke depan harus tetap memberi perlindungan kepada petani kecil dengan tetap melakukan pengadaan pupuk setiap tahun. “Kalau tidak ada pupuk subsidi, tidak semuanya mampu membeli pupuk nonsubsidi,” jelasnya.
Jurnalis : Nur Hariri
Fotografer : Dwi Siswanto
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti