JEMBER, RADARJEMBER.ID- Kecukupan persediaan bahan pokok dan penting (bapokting) seperti beras di Jember perlu diperhatikan. Termasuk soal pengendalian harganya agar tidak terlalu murah atau mahal. Apalagi saat kondisi menjelang Ramadan bulan ini yang perlu diwaspadai adanya lonjakan harga.
Kepala Perum Bulog Cabang Jember Ahmad Mustari menuturkan, harga yang dipasang Bulog mengikuti Surat Keputusan Nomor 62 Tahun 2023 tentang Fleksibilitas Harga Gabah atau Beras, yang diterbitkan Badan Pangan Nasional (Bapanas) RI.
Pihaknya memastikan beras yang dijual pedagang yang mengambil dari Bulog maupun yang dijual di outlet Bulog, harganya sama. Khusus untuk beras medium yang dijual dalam operasi pasar yang digelar Pemkab Jember harganya sedikit lebih murah, Rp 8.800 per kilogram.
Penyerapan hasil panen yang dilakukan Bulog melalui mitra-mitranya menekankan pengambilan gabah berupa GKG dari petani. Bukan gabah kering sawah (GKS). Sementara, beras yang banyak dijual di tengah masyarakat maupun para pedagang dengan grade medium. “Kalau kami tugasnya memastikan stok untuk masyarakat cukup dan menjaga agar harga di pasar tetap stabil,” kata Mustari.
Beberapa bulan terakhir harga beras mengalami kenaikan yang fluktuatif. Berbanding terbalik dengan petani yang saat ini banyak mengeluhkan harga gabah cenderung turun. Tentang perbedaan harga yang tidak seimbang ini, dia menggambarkan hal tersebut sebagai hukum dagang yang sama-sama mencari keuntungan. Penggiling mau mengambil keuntungan dan petani juga menginginkan hal yang sama.
Namun, ketentuan baru dari Bapanas akan bisa membuat petani lebih untung dibanding sebelumnya. “Jika petani menjual di atas ketentuan, yang dirugikan penggiling. Begitu juga sebaliknya. Maka, pemerintah harus menentukan batasan harga antara keduanya yang bisa saling menguntungkan,” terang pria kelahiran Lamongan itu.
Mustari menerangkan, sebenarnya ada ketentuan minimal harga (batas bawah) untuk penjualan GKS di tingkat petani kepada penggiling. Aturan terbarunya sesuai surat Bapanas (baca grafis soal HPP).
Sementara, ketersediaan stok beras untuk bulan Ramadan dinyatakan cukup aman. Sesuai kebutuhan, Bulog melakukan pengadaan dan penyerapan hasil panen secara terus-menerus kepada petani. Jika pada bulan-bulan biasa pihaknya biasa menghabiskan beras di kisaran 500 ton, maka jumlah untuk stok puasa hampir dua kali lipat di atasnya. “Stok (beras, Red) untuk Ramadan sudah cukup, kami siapkan 965.900 ton,” sebut Mustari. (sil/c2/nur)