Mobile_AP_Rectangle 1
Sebagaimana dunia bisnis, pria yang juga anggota DPRD Jember itu mengakui selalu ada tantangannya. “Tantangan terbesarnya adalah fluktuasi pasar. Karena produk kami segar dan tidak tahan lama,” imbuhnya. Dirinya sendiri biasanya menjual susu sapi itu ke pembeli yang datang ke tempatnya. Namun, ada pula yang dikirim ke sejumlah daerah di sekitar Jember.
Nyoman juga berharap, geliat bisnis susu sapi perah di Jember bisa lebih digalakkan lagi. Bahkan, bisa berkolaborasi antarpengusaha susu sapi perah. “Kalau kolaborasi, kita bisa kirim ke pabrik dengan volume besar. Jadi, imbang dengan ongkos transportasi,” terangnya.
Jurnalis: Maulana
Mobile_AP_Rectangle 2
Fotografer: Dwi Siswanto
Editor: Lintang Anis Bena Kinanti
- Advertisement -
Sebagaimana dunia bisnis, pria yang juga anggota DPRD Jember itu mengakui selalu ada tantangannya. “Tantangan terbesarnya adalah fluktuasi pasar. Karena produk kami segar dan tidak tahan lama,” imbuhnya. Dirinya sendiri biasanya menjual susu sapi itu ke pembeli yang datang ke tempatnya. Namun, ada pula yang dikirim ke sejumlah daerah di sekitar Jember.
Nyoman juga berharap, geliat bisnis susu sapi perah di Jember bisa lebih digalakkan lagi. Bahkan, bisa berkolaborasi antarpengusaha susu sapi perah. “Kalau kolaborasi, kita bisa kirim ke pabrik dengan volume besar. Jadi, imbang dengan ongkos transportasi,” terangnya.
Jurnalis: Maulana
Fotografer: Dwi Siswanto
Editor: Lintang Anis Bena Kinanti
Sebagaimana dunia bisnis, pria yang juga anggota DPRD Jember itu mengakui selalu ada tantangannya. “Tantangan terbesarnya adalah fluktuasi pasar. Karena produk kami segar dan tidak tahan lama,” imbuhnya. Dirinya sendiri biasanya menjual susu sapi itu ke pembeli yang datang ke tempatnya. Namun, ada pula yang dikirim ke sejumlah daerah di sekitar Jember.
Nyoman juga berharap, geliat bisnis susu sapi perah di Jember bisa lebih digalakkan lagi. Bahkan, bisa berkolaborasi antarpengusaha susu sapi perah. “Kalau kolaborasi, kita bisa kirim ke pabrik dengan volume besar. Jadi, imbang dengan ongkos transportasi,” terangnya.
Jurnalis: Maulana
Fotografer: Dwi Siswanto
Editor: Lintang Anis Bena Kinanti