Mobile_AP_Rectangle 1
PANCAKARYA, Radar Jember – Harga padi sementara ini cukup membuat para petani tersenyum. Sebab, sejak sebulan terakhir harga padi bisa mencapai di atas harga pada umumnya. Namun, para petani padi juga dibuat gelisah dengan cuaca buruk yang melanda Jember saat ini. Tak jarang tanaman padi rusak diterpa angin kencang.
BACA JUGA :Â Liga 1 Dilanjutkan Mulai 5 Desember 2022 tanpa Penonton
Salah seorang petani asal Desa Pancakarya, Kecamatan Ajung, Ahmad Iswanto, menjelaskan, sejak Oktober lalu harga padi berkisar Rp 450 ribu hingga Rp 500 ribu per kuintal. Hal itu membuat dirinya beserta petani lain cukup bahagia. Sebab, sebelumnya harga padi di bawah Rp 430 ribu. “Kami senang, ada kenaikan harga,” jelasnya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Iswanto melanjutkan, dirinya dan beberapa petani lainnya sudah melakukan panen raya, tiga pekan lalu. Petani cukup bersyukur lantaran padi milik mereka dihargai di atas rata-rata. “Meskipun rata-rata kualitas padi para petani kurang maksimal, tetapi masih bisa tertolong dengan harga yang sedang bagus,” ungkapnya.
Kendati harga padi sedang bagus, namun petani juga resah dengan kondisi cuaca buruk saat ini. Kondisi cuaca buruk bisa mengakibatkan menurunnya kualitas padi. Bahkan, tak jarang para petani merugi lantaran tanaman padinya rusak dan roboh akibat terjangan angin kencang. “Kami juga khawatir, jika sudah hujan lebat disertai angin kencang, akan membuat padi menjadi rusak,” katanya. (faq/c2/bud)
- Advertisement -
PANCAKARYA, Radar Jember – Harga padi sementara ini cukup membuat para petani tersenyum. Sebab, sejak sebulan terakhir harga padi bisa mencapai di atas harga pada umumnya. Namun, para petani padi juga dibuat gelisah dengan cuaca buruk yang melanda Jember saat ini. Tak jarang tanaman padi rusak diterpa angin kencang.
BACA JUGA :Â Liga 1 Dilanjutkan Mulai 5 Desember 2022 tanpa Penonton
Salah seorang petani asal Desa Pancakarya, Kecamatan Ajung, Ahmad Iswanto, menjelaskan, sejak Oktober lalu harga padi berkisar Rp 450 ribu hingga Rp 500 ribu per kuintal. Hal itu membuat dirinya beserta petani lain cukup bahagia. Sebab, sebelumnya harga padi di bawah Rp 430 ribu. “Kami senang, ada kenaikan harga,” jelasnya.
Iswanto melanjutkan, dirinya dan beberapa petani lainnya sudah melakukan panen raya, tiga pekan lalu. Petani cukup bersyukur lantaran padi milik mereka dihargai di atas rata-rata. “Meskipun rata-rata kualitas padi para petani kurang maksimal, tetapi masih bisa tertolong dengan harga yang sedang bagus,” ungkapnya.
Kendati harga padi sedang bagus, namun petani juga resah dengan kondisi cuaca buruk saat ini. Kondisi cuaca buruk bisa mengakibatkan menurunnya kualitas padi. Bahkan, tak jarang para petani merugi lantaran tanaman padinya rusak dan roboh akibat terjangan angin kencang. “Kami juga khawatir, jika sudah hujan lebat disertai angin kencang, akan membuat padi menjadi rusak,” katanya. (faq/c2/bud)
PANCAKARYA, Radar Jember – Harga padi sementara ini cukup membuat para petani tersenyum. Sebab, sejak sebulan terakhir harga padi bisa mencapai di atas harga pada umumnya. Namun, para petani padi juga dibuat gelisah dengan cuaca buruk yang melanda Jember saat ini. Tak jarang tanaman padi rusak diterpa angin kencang.
BACA JUGA :Â Liga 1 Dilanjutkan Mulai 5 Desember 2022 tanpa Penonton
Salah seorang petani asal Desa Pancakarya, Kecamatan Ajung, Ahmad Iswanto, menjelaskan, sejak Oktober lalu harga padi berkisar Rp 450 ribu hingga Rp 500 ribu per kuintal. Hal itu membuat dirinya beserta petani lain cukup bahagia. Sebab, sebelumnya harga padi di bawah Rp 430 ribu. “Kami senang, ada kenaikan harga,” jelasnya.
Iswanto melanjutkan, dirinya dan beberapa petani lainnya sudah melakukan panen raya, tiga pekan lalu. Petani cukup bersyukur lantaran padi milik mereka dihargai di atas rata-rata. “Meskipun rata-rata kualitas padi para petani kurang maksimal, tetapi masih bisa tertolong dengan harga yang sedang bagus,” ungkapnya.
Kendati harga padi sedang bagus, namun petani juga resah dengan kondisi cuaca buruk saat ini. Kondisi cuaca buruk bisa mengakibatkan menurunnya kualitas padi. Bahkan, tak jarang para petani merugi lantaran tanaman padinya rusak dan roboh akibat terjangan angin kencang. “Kami juga khawatir, jika sudah hujan lebat disertai angin kencang, akan membuat padi menjadi rusak,” katanya. (faq/c2/bud)