25.8 C
Jember
Thursday, 1 June 2023

Harga Bagus saat Stok Menipis

Akhir Panen, Sekilo Semangka Tembus Rp 5.000

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Masa panen semangka di Dusun Gedangan, Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, masih berlangsung. Namun, masa panen itu sudah memasuki masa akhir. Sebab, pekan ini semangka telah dipanen dua kali, bahkan ada yang lebih.

Memasuki masa tutup panen semangka seperti sekarang ini, harga jual buah berkulit hijau itu justru sedang bagus-bagusnya. “Panen pertama masih tiga ribu rupiah per kilo. Sekarang panen kedua sudah lima ribu,” beber Kiki, petani semangka asal Puger Kulon.

Harga sebesar itu diakuinya menguntungkan bagi petani semangka dibanding masa panen pertama, pekan lalu. “Harga lima ribu itu sudah istimewa. Namun, semangkanya sudah mulai habis, dan barangnya sedikit. Ini saja semangka saya hanya yang kecil-kecil. Sisa-sisa,” imbuhnya kepada Jawa Pos Radar Jember, kemarin (4/3) sore.

Mobile_AP_Rectangle 2

Ia menjelaskan, tanam semangka disebutnya gampang-gampang sulit. Sebab, masa tanam di musim kemarau, perawatan cukup mudah, tapi harganya anjlok. “Namun saat musim hujan seperti sekarang, perawatan sulit, tapi harganya bagus,” imbuhnya.

Fluktuasi harga semangka itu, di satu sisi juga berpengaruh pada perawatan atau biaya operasional. Dari masa tanam, perawatan, hingga panen. “Musim hujan ini efeknya memang kurang bagus. Karena semakin sering semangka terkena air genangan, berpengaruh ke kualitas buahnya,” imbuh Nursalim, petani semangka lainnya.

Meski terbilang mahal, ia menyatakan, harga itu lebih disebabkan pasokan semangka dari petani yang mulai berkurang. Apalagi, harga Rp 5.000 per kilogram itu dihitung dari semangka yang bobotnya 3 kg ke atas. Kalau kurang dari itu, harganya berkurang Rp 300 sampai Rp 1.000 per kilogramnya. “Harga lima ribu itu dari petani, sampai ke pembeli berkisar 14-16 ribu per kilonya,” ujarnya.

Para petani semangka itu juga membenarkan, harga semangka yang naik turun sudah jadi musiman. Tiap tahun. “Petani sini sudah paham, karena hampir tiap tahun hanya tanam semangka. Hanya beberapa yang menanam melon,” pungkasnya.

Jurnalis: Maulana

Fotografer: Maulana

Editor: Mahrus Sholih

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Masa panen semangka di Dusun Gedangan, Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, masih berlangsung. Namun, masa panen itu sudah memasuki masa akhir. Sebab, pekan ini semangka telah dipanen dua kali, bahkan ada yang lebih.

Memasuki masa tutup panen semangka seperti sekarang ini, harga jual buah berkulit hijau itu justru sedang bagus-bagusnya. “Panen pertama masih tiga ribu rupiah per kilo. Sekarang panen kedua sudah lima ribu,” beber Kiki, petani semangka asal Puger Kulon.

Harga sebesar itu diakuinya menguntungkan bagi petani semangka dibanding masa panen pertama, pekan lalu. “Harga lima ribu itu sudah istimewa. Namun, semangkanya sudah mulai habis, dan barangnya sedikit. Ini saja semangka saya hanya yang kecil-kecil. Sisa-sisa,” imbuhnya kepada Jawa Pos Radar Jember, kemarin (4/3) sore.

Ia menjelaskan, tanam semangka disebutnya gampang-gampang sulit. Sebab, masa tanam di musim kemarau, perawatan cukup mudah, tapi harganya anjlok. “Namun saat musim hujan seperti sekarang, perawatan sulit, tapi harganya bagus,” imbuhnya.

Fluktuasi harga semangka itu, di satu sisi juga berpengaruh pada perawatan atau biaya operasional. Dari masa tanam, perawatan, hingga panen. “Musim hujan ini efeknya memang kurang bagus. Karena semakin sering semangka terkena air genangan, berpengaruh ke kualitas buahnya,” imbuh Nursalim, petani semangka lainnya.

Meski terbilang mahal, ia menyatakan, harga itu lebih disebabkan pasokan semangka dari petani yang mulai berkurang. Apalagi, harga Rp 5.000 per kilogram itu dihitung dari semangka yang bobotnya 3 kg ke atas. Kalau kurang dari itu, harganya berkurang Rp 300 sampai Rp 1.000 per kilogramnya. “Harga lima ribu itu dari petani, sampai ke pembeli berkisar 14-16 ribu per kilonya,” ujarnya.

Para petani semangka itu juga membenarkan, harga semangka yang naik turun sudah jadi musiman. Tiap tahun. “Petani sini sudah paham, karena hampir tiap tahun hanya tanam semangka. Hanya beberapa yang menanam melon,” pungkasnya.

Jurnalis: Maulana

Fotografer: Maulana

Editor: Mahrus Sholih

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Masa panen semangka di Dusun Gedangan, Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, masih berlangsung. Namun, masa panen itu sudah memasuki masa akhir. Sebab, pekan ini semangka telah dipanen dua kali, bahkan ada yang lebih.

Memasuki masa tutup panen semangka seperti sekarang ini, harga jual buah berkulit hijau itu justru sedang bagus-bagusnya. “Panen pertama masih tiga ribu rupiah per kilo. Sekarang panen kedua sudah lima ribu,” beber Kiki, petani semangka asal Puger Kulon.

Harga sebesar itu diakuinya menguntungkan bagi petani semangka dibanding masa panen pertama, pekan lalu. “Harga lima ribu itu sudah istimewa. Namun, semangkanya sudah mulai habis, dan barangnya sedikit. Ini saja semangka saya hanya yang kecil-kecil. Sisa-sisa,” imbuhnya kepada Jawa Pos Radar Jember, kemarin (4/3) sore.

Ia menjelaskan, tanam semangka disebutnya gampang-gampang sulit. Sebab, masa tanam di musim kemarau, perawatan cukup mudah, tapi harganya anjlok. “Namun saat musim hujan seperti sekarang, perawatan sulit, tapi harganya bagus,” imbuhnya.

Fluktuasi harga semangka itu, di satu sisi juga berpengaruh pada perawatan atau biaya operasional. Dari masa tanam, perawatan, hingga panen. “Musim hujan ini efeknya memang kurang bagus. Karena semakin sering semangka terkena air genangan, berpengaruh ke kualitas buahnya,” imbuh Nursalim, petani semangka lainnya.

Meski terbilang mahal, ia menyatakan, harga itu lebih disebabkan pasokan semangka dari petani yang mulai berkurang. Apalagi, harga Rp 5.000 per kilogram itu dihitung dari semangka yang bobotnya 3 kg ke atas. Kalau kurang dari itu, harganya berkurang Rp 300 sampai Rp 1.000 per kilogramnya. “Harga lima ribu itu dari petani, sampai ke pembeli berkisar 14-16 ribu per kilonya,” ujarnya.

Para petani semangka itu juga membenarkan, harga semangka yang naik turun sudah jadi musiman. Tiap tahun. “Petani sini sudah paham, karena hampir tiap tahun hanya tanam semangka. Hanya beberapa yang menanam melon,” pungkasnya.

Jurnalis: Maulana

Fotografer: Maulana

Editor: Mahrus Sholih

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca