JEMBER, RADARJEMBER.ID – Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur masa kepemimpinan Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak. Fokus kebijakannya sangat spesifik, sangat prospektif, sekaligus membuktikan kepedulian Pemerintah Provinsi Jawa Timur terhadap peningkatan kualitas SDM pendidikan. Gubernur Khofifah menggelontorkan program beasiswa yang harus diperoleh secara kompetitif khusus bagi warga Jawa Timur. Antara lain program Beasiswa Pascasarjana, Beasiswa Ma’had Aly, Beasiswa Program Sarjana di Universitas Al-Azhar Mesir, dan program percepatan pengembangan kualitas SDM lainnya. Semua program tersebut dilakukan sebagai ikhtiar percepatan meningkatkan mutu SDM di Jawa Timur, demi untuk percepatan kemajuan pendidikan di Jawa Timur. Sekali lagi, ini hanya dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur, belum dilakukan oleh provinsi lain di Indonesia.
Merealisasikan program percepatan pengembangan sumber daya manusia tersebut, Gubernur Khofifah menggandeng dan bekerja sama dengan perguruan tinggi penyelenggara program pascasarjana, pondok pesantren penyelenggara Ma’had Aly, dan pondok pesantren penyelenggara Satuan Pendidikan Muadalah, dan pendidikan diniyah formal, dan lembaga pendidikan lainnya di Jawa Timur.
Tulisan ini hanya memotret program beasiswa kerja sama Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan perguruan tinggi keagamaan Islam penyelenggara program pascasarjana terakreditasi di Jawa Timur. Secara kebetulan, pada hari Sabtu, 07 Agustus 2021, adalah waktu seleksi akhir untuk menentukan kuota 20 peserta masing-masing perguruan tinggi. Seleksi dilakukan melalui tiga tahapan. Pertama, seleksi administrasi. Kedua, seleksi tulis. Dan ketiga, seleksi baca kitab Fathul Mu’in yang dilakukan secara serentak di enam belas (16) perguruan tinggi di Jawa Timur. Dan, sudah barang pasti bahwa tahapan seleksi ini dilakukan sebagai ikhtiar untuk mendapatkan dua puluh SDM terbaik pada masing-masing pascasarjana, sehingga akan membawa kemajuan bagi pascasarjana dan bagi lembaga pendidikan di mana mahasiswa tersebut mengabdi.
Program Beasiswa Gubernur Khofifah ini dimulai sejak tahun 2019. Beberapa bulan setelah Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestiantio Dardak dilantik sebagai gubernur dan wakil gubernur. Tahun 2019, ada 17 perguruan tinggi keagamaan yang bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai penyelenggara program Beasiswa Pemerintah Provinsi yang dimulai beberapa bulan setelah Gubernur khofifah dilantik. Antara lain: (1) Institut Agama Islam Negeri Jember, Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI); (1) Universitas Nurul Jadid Probolinggo, Program Studi PAI, (3) UNIPDU Jombang, Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI), (4) Universitas Islam Malang, Program Studi Pendidikan Islam (PI), (5) Institut Ilmu Keislaman An-Nuqayah Guluk-Guluk Madura, Program Studi PAI; (6) STAI Diponegoro Tulungagung, Program Studi MPI; (7) IAIN Tulungagung, Program Studi PAI; (8) Universitas Muhammadiyah Malang, PAI; (9) UIN Maliki Malang, Program Studi PAI; (10) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Program Studi MPI; (11) Institut Agama Islam Tribakti Kediri, Program Studi PAI; (12) Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Program Studi PAI; (13) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Program Studi PAI; (14) Institut Agama Islam Negeri Madura, Program Studi PAI; (15) Universitas Hasyim Asy’ari, Program Studi PAI (16) Institut Agama Islam Negeri Kediri, Program Studi PAI; dan (17) Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, Program Studi PAI.
Tahun ini, memasuki tahun akademik 2021/2022, terseleksi 16 perguruan tinggi sebagai penyelenggara beasiswa, antara lain (1) Institut Agama Islam Negeri Jember, Program Studi PAI; (2) UNIPDU Jombang, Program Studi MPI, (3) Universitas Islam Malang, Program Studi PI, (4) IAIN Tulungagung, Program Studi PAI; (5) Universitas Muhammadiyah Malang, Program Studi PAI; (6) IAI Al-Qolam Malang, Program Studi PAI, (7) Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Program Studi PAI; (8) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Program Studi PAI; (9) Institut Agama Islam Negeri Madura, Program Studi PAI; (10) Institut Agama Islam Negeri Kediri, Program Studi PAI; (11) Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, Program Studi PAI; (12) . UI N Maliki Malang, Program Studi PAI; (13) Universitas Darul Ulum Jombang Program Studi PAI; (14) Universitas Hasyim Asy’ari Jombang, Program Studi PAI (15) Institut Agama Islam Tribakti Kediri; Program Studi PAI dan (16) STAI Al-Hikam Malang, Program Studi PAI.
Masing-masing perguruan tinggi penyelenggara program beasiswa tersebut mendapatkan kuota 20 mahasiswa. Karena itu, tahun ini akan terseleksi 320 mahasiswa yang ber-KTP Jawa Timur, karena beasiswa ini memang dikhususkan bagi warga Jawa Timur yang diperebutkan secara kompetitif dari ribuan calon peminat program kerja sama Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan perguruan tinggi penyelenggara pascasarjana yang terakreditasi. Seleksi khusus program beasiswa pascasarjana ini sangat selektif. Seleksi di Pascasarjana IAIN Jember atau Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember (UIN KHAS Jember) misalnya, bisa menjadi model seleksi yang diikuti calon yang sangat kompetitif tersebut.
Di UIN KHAS Jember seleksi dilakukan melalui berbagai tahapan. Pertama, seleksi administrasi dari 383 peminat lulus 219 peserta. Kedua, seleksi kemampuan pemahaman bahasa, pemahaman keagamaan, dan tes potensi akademik melalui sistem seleksi berbasis elektronik (SSE), dari 219 peserta lulus 40 peserta. Dan tahap ketiga, seleksi kemampuan membaca kitab Fathul Mu’in yang akan dinilai dari kemampuan membaca, menerjemahkan dan wawasan. Jika seleksi tahap pertama dan kedua diuji secara internal berbasis elektronik oleh UIN KHAS Jember, maka tahap ketiga tim penguji berasal dari pihak eksternal. Dipilih dari para kiai akademisi yang memiliki kompetensi khusus penguasaan kitab Fathul Mu’in dan ditugaskan oleh Lembaga Pengembangan Pendidikan Diniyah (LPPD) Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Belajar dari model seleksi di UIN KHAS Jember, dari 383 peminat terseleksi menjadi 219 peserta, dari 219 peserta terseleksi secara elektronik menjadi 40 peserta, dari 40 peserta hanya diambil 20 peserta, maka kompetisinya adalah 1:19, artinya setiap 19 sarjana hanya memperebutkan 1 kursi, ini menjadi tingkat kompetisi yang sangat selektif.
Seleksi yang sangat selektif tersebut sebagai ikhtiar pascasarjana perguruan tinggi keagamaan Islam untuk membantu Pemerintah Provinsi Jawa Timur karena akan terpilih peserta terbaik untuk dididik, dibina dan dilatih oleh masing-masing perguruan tinggi. Diharapkan nanti akan lahir profil-profil magister baru yang siap mengabdi untuk kemajuan pendidikan dan dengan kualitas SDM yang lebih berkualitas, insyaallah akan bisa membantu mempercepat kemajuan pendidikan di Jawa Timur. Beasiswa program magister yang bisa diperoleh secara kompetitif bagi SDM Jawa Timur ini telah mulai dirintis sejak 2019, di era Gubernur Khofifah.
*) Prof Dr H Abd Halim Soebahar MA adalah Wakil Ketua Umum MUI Provinsi Jawa Timur, Direktur Pascasarjana UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember dan Pengasuh Pondok Pesantren Shofa Marwa Jember.