25.9 C
Jember
Friday, 9 June 2023

Sigapnya Emak-Emak Halau Kebakaran

Mobile_AP_Rectangle 1

RADARJEMBER.ID – Siang itu, ponsel Catur E. Wahyuni berdering. Suara serak dari ponsel pintar miliknya membawa kabar buruk. Seketika mimik wajah perempuan itu berubah. Dia panik. Seluruh barang bawaan dikemasi segera. Sejurus kemudian, pegawai di Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan itu pulang tanpa pamit.

Kala itu, Bu Catur, demikian ia disapa, mendapat telepon dari tetangganya. Dalam sambungan telepon tersebut, dia mendapat kabar bahwa api yang membakar rerumputan kering dan semak belukar di lahan yang berada di kawasan perumahan Mandiri Land, mulai merembet ke tempat tinggalnya, di perumahan Cahaya Emas.

Kepulan asap akibat kebakaran itu juga telah mengepung rumahnya, hingga suasana menjadi gelap. Apalagi, di bangunan yang terletak di pojok Blok A tersebut ada seorang perempuan tua yang terjebak asap di dalam rumah. “Saya kepikiran ibu. Ibu saya terjebak di dalam rumah, dan tak bisa keluar karena asap telah memenuhi ruangan,” katanya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Meski berbeda perumahan, namun kobaran api tersebut berada persis di area perbatasan dua perumahan itu. Sehingga, dengan cepat api merambat ke kawasan sebelah, hingga menghanguskan sebagian lahan dan tumpukan sampah di Perumahan Cahaya Emas. “Ibu saya jarang berkunjung ke sini, dan saat berkunjung malah melihat kebakaran. Saya khawatir beliau trauma,” ucapnya.

Sesaat sebelum Bu Catur tiba, suasana di perumahan yang berada di Lingkungan Gerdu, Kelurahan Sempusari, Kecamatan Kaliwates ini sangat mencekam. Sejumlah warga kompak mengeluarkan selang air dan berusaha memadamkan api. Namun, upaya itu tak berhasil, sehingga salah seorang di antara mereka berinisiatif menghubungi petugas pemadam kebakaran.

Dalam suasana panik itu, Sari Handayani, warga Perumahan Cahaya Emas, lari pontang-panting. Dia teriak histeris memanggil tetangga yang lain, karena melihat kepulan asap yang menjulang ke langit. Tiba-tiba, perempuan 48 tahun ini teringat seorang perempuan tua yang berada di dalam rumah Bu Catur.

“Saya teriak-teriak kalau ada orang tua sendirian di rumah Bu Catur. Apalagi, saat itu kepulan asap seperti berada di atas rumah tersebut. Saya takut. Saya merinding. Ibu itu lama tak keluar. Ternyata dia terjebak asap. Di dalam rumah kondisinya juga sudah gelap,” ucapnya.

Menurutnya, peristiwa itu terjadi sekira pukul 10.45 WIB. Kala itu, warga perumahan hanya didominasi ibu-ibu, karena para lelaki banyak yang berada di tempat kerja. Emak-emak rupanya cukup sigap. Mereka berbuat sebisanya, mulai berupaya memadamkan api menggunakan air selang, mematikan aliran listrik di rumah-rumah, hingga berusaha meminta bantuan orang lain.

Beruntung, tak berselang lama kemudian, dua unit mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi. Kemudian, para petugas penjinak api tersebut berjibaku melokalisasi area kebakaran. Mereka menyemprotkan selang penuh air ke titik-titik api. Api terlihat mulai padam. Walau ada kepulan asap yang masih terlihat. Sejumlah bara juga masih tampak menyala.

Di tengah aksi pemadaman api tersebut, Bu Catur kembali terlihat panik. Dia keluar rumah dengan wajah berjelaga. Perempuan itu memanggil-manggil petugas damkar untuk mendatangi belakang rumahnya. Rupanya, ada bara api yang membakar sebuah patung, persis di belakang rumah perempuan berkerudung itu. Beruntung, kesigapan petugas tak sampai membuat api membesar, sehingga bisa dipadamkan.

Pantauan Jawa Pos Radar Jember, tak ada kesulitan berarti yang dihadapi petugas dalam menjinakkan si jago merah tersebut. Karena lokasinya memang berada di tanah lapang, di sebuah lahan kosong yang dipenuhi pohon-pohon kecil, ilalang, dan semak belukar.

Namun, jika tak segera teratasi, kobaran api bisa menyambar dan meluluhlantakkan bangunan yang ada di dua perumahan tersebut. “Sekitar 30 menit, api baru benar-benar bisa dipadamkan,” terang Dwi Atmoko, Komandan Damkar Regu B yang memimpin pemadaman tersebut.

Menurutnya, untuk menjinakkan api, pihaknya menerjunkan dua unit mobil damkar bersama 10 personel. Dua unit damkar itu memadamkan api secara bergantian di lahan seluas 0.7 hektare. “Dugaan sementara, api bermula dari tumpukan sampah yang dibakar. Kemudian menyambar rumput dan ranting-ranting kering di lahan tersebut,” ucapnya.

Reporter : Mahrus Sholih
Editor : MS Rasyid
Editor Bahasa: Imron Hidayatullah
Fotografer: Dwi Siswanto

- Advertisement -

RADARJEMBER.ID – Siang itu, ponsel Catur E. Wahyuni berdering. Suara serak dari ponsel pintar miliknya membawa kabar buruk. Seketika mimik wajah perempuan itu berubah. Dia panik. Seluruh barang bawaan dikemasi segera. Sejurus kemudian, pegawai di Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan itu pulang tanpa pamit.

Kala itu, Bu Catur, demikian ia disapa, mendapat telepon dari tetangganya. Dalam sambungan telepon tersebut, dia mendapat kabar bahwa api yang membakar rerumputan kering dan semak belukar di lahan yang berada di kawasan perumahan Mandiri Land, mulai merembet ke tempat tinggalnya, di perumahan Cahaya Emas.

Kepulan asap akibat kebakaran itu juga telah mengepung rumahnya, hingga suasana menjadi gelap. Apalagi, di bangunan yang terletak di pojok Blok A tersebut ada seorang perempuan tua yang terjebak asap di dalam rumah. “Saya kepikiran ibu. Ibu saya terjebak di dalam rumah, dan tak bisa keluar karena asap telah memenuhi ruangan,” katanya.

Meski berbeda perumahan, namun kobaran api tersebut berada persis di area perbatasan dua perumahan itu. Sehingga, dengan cepat api merambat ke kawasan sebelah, hingga menghanguskan sebagian lahan dan tumpukan sampah di Perumahan Cahaya Emas. “Ibu saya jarang berkunjung ke sini, dan saat berkunjung malah melihat kebakaran. Saya khawatir beliau trauma,” ucapnya.

Sesaat sebelum Bu Catur tiba, suasana di perumahan yang berada di Lingkungan Gerdu, Kelurahan Sempusari, Kecamatan Kaliwates ini sangat mencekam. Sejumlah warga kompak mengeluarkan selang air dan berusaha memadamkan api. Namun, upaya itu tak berhasil, sehingga salah seorang di antara mereka berinisiatif menghubungi petugas pemadam kebakaran.

Dalam suasana panik itu, Sari Handayani, warga Perumahan Cahaya Emas, lari pontang-panting. Dia teriak histeris memanggil tetangga yang lain, karena melihat kepulan asap yang menjulang ke langit. Tiba-tiba, perempuan 48 tahun ini teringat seorang perempuan tua yang berada di dalam rumah Bu Catur.

“Saya teriak-teriak kalau ada orang tua sendirian di rumah Bu Catur. Apalagi, saat itu kepulan asap seperti berada di atas rumah tersebut. Saya takut. Saya merinding. Ibu itu lama tak keluar. Ternyata dia terjebak asap. Di dalam rumah kondisinya juga sudah gelap,” ucapnya.

Menurutnya, peristiwa itu terjadi sekira pukul 10.45 WIB. Kala itu, warga perumahan hanya didominasi ibu-ibu, karena para lelaki banyak yang berada di tempat kerja. Emak-emak rupanya cukup sigap. Mereka berbuat sebisanya, mulai berupaya memadamkan api menggunakan air selang, mematikan aliran listrik di rumah-rumah, hingga berusaha meminta bantuan orang lain.

Beruntung, tak berselang lama kemudian, dua unit mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi. Kemudian, para petugas penjinak api tersebut berjibaku melokalisasi area kebakaran. Mereka menyemprotkan selang penuh air ke titik-titik api. Api terlihat mulai padam. Walau ada kepulan asap yang masih terlihat. Sejumlah bara juga masih tampak menyala.

Di tengah aksi pemadaman api tersebut, Bu Catur kembali terlihat panik. Dia keluar rumah dengan wajah berjelaga. Perempuan itu memanggil-manggil petugas damkar untuk mendatangi belakang rumahnya. Rupanya, ada bara api yang membakar sebuah patung, persis di belakang rumah perempuan berkerudung itu. Beruntung, kesigapan petugas tak sampai membuat api membesar, sehingga bisa dipadamkan.

Pantauan Jawa Pos Radar Jember, tak ada kesulitan berarti yang dihadapi petugas dalam menjinakkan si jago merah tersebut. Karena lokasinya memang berada di tanah lapang, di sebuah lahan kosong yang dipenuhi pohon-pohon kecil, ilalang, dan semak belukar.

Namun, jika tak segera teratasi, kobaran api bisa menyambar dan meluluhlantakkan bangunan yang ada di dua perumahan tersebut. “Sekitar 30 menit, api baru benar-benar bisa dipadamkan,” terang Dwi Atmoko, Komandan Damkar Regu B yang memimpin pemadaman tersebut.

Menurutnya, untuk menjinakkan api, pihaknya menerjunkan dua unit mobil damkar bersama 10 personel. Dua unit damkar itu memadamkan api secara bergantian di lahan seluas 0.7 hektare. “Dugaan sementara, api bermula dari tumpukan sampah yang dibakar. Kemudian menyambar rumput dan ranting-ranting kering di lahan tersebut,” ucapnya.

Reporter : Mahrus Sholih
Editor : MS Rasyid
Editor Bahasa: Imron Hidayatullah
Fotografer: Dwi Siswanto

RADARJEMBER.ID – Siang itu, ponsel Catur E. Wahyuni berdering. Suara serak dari ponsel pintar miliknya membawa kabar buruk. Seketika mimik wajah perempuan itu berubah. Dia panik. Seluruh barang bawaan dikemasi segera. Sejurus kemudian, pegawai di Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan itu pulang tanpa pamit.

Kala itu, Bu Catur, demikian ia disapa, mendapat telepon dari tetangganya. Dalam sambungan telepon tersebut, dia mendapat kabar bahwa api yang membakar rerumputan kering dan semak belukar di lahan yang berada di kawasan perumahan Mandiri Land, mulai merembet ke tempat tinggalnya, di perumahan Cahaya Emas.

Kepulan asap akibat kebakaran itu juga telah mengepung rumahnya, hingga suasana menjadi gelap. Apalagi, di bangunan yang terletak di pojok Blok A tersebut ada seorang perempuan tua yang terjebak asap di dalam rumah. “Saya kepikiran ibu. Ibu saya terjebak di dalam rumah, dan tak bisa keluar karena asap telah memenuhi ruangan,” katanya.

Meski berbeda perumahan, namun kobaran api tersebut berada persis di area perbatasan dua perumahan itu. Sehingga, dengan cepat api merambat ke kawasan sebelah, hingga menghanguskan sebagian lahan dan tumpukan sampah di Perumahan Cahaya Emas. “Ibu saya jarang berkunjung ke sini, dan saat berkunjung malah melihat kebakaran. Saya khawatir beliau trauma,” ucapnya.

Sesaat sebelum Bu Catur tiba, suasana di perumahan yang berada di Lingkungan Gerdu, Kelurahan Sempusari, Kecamatan Kaliwates ini sangat mencekam. Sejumlah warga kompak mengeluarkan selang air dan berusaha memadamkan api. Namun, upaya itu tak berhasil, sehingga salah seorang di antara mereka berinisiatif menghubungi petugas pemadam kebakaran.

Dalam suasana panik itu, Sari Handayani, warga Perumahan Cahaya Emas, lari pontang-panting. Dia teriak histeris memanggil tetangga yang lain, karena melihat kepulan asap yang menjulang ke langit. Tiba-tiba, perempuan 48 tahun ini teringat seorang perempuan tua yang berada di dalam rumah Bu Catur.

“Saya teriak-teriak kalau ada orang tua sendirian di rumah Bu Catur. Apalagi, saat itu kepulan asap seperti berada di atas rumah tersebut. Saya takut. Saya merinding. Ibu itu lama tak keluar. Ternyata dia terjebak asap. Di dalam rumah kondisinya juga sudah gelap,” ucapnya.

Menurutnya, peristiwa itu terjadi sekira pukul 10.45 WIB. Kala itu, warga perumahan hanya didominasi ibu-ibu, karena para lelaki banyak yang berada di tempat kerja. Emak-emak rupanya cukup sigap. Mereka berbuat sebisanya, mulai berupaya memadamkan api menggunakan air selang, mematikan aliran listrik di rumah-rumah, hingga berusaha meminta bantuan orang lain.

Beruntung, tak berselang lama kemudian, dua unit mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi. Kemudian, para petugas penjinak api tersebut berjibaku melokalisasi area kebakaran. Mereka menyemprotkan selang penuh air ke titik-titik api. Api terlihat mulai padam. Walau ada kepulan asap yang masih terlihat. Sejumlah bara juga masih tampak menyala.

Di tengah aksi pemadaman api tersebut, Bu Catur kembali terlihat panik. Dia keluar rumah dengan wajah berjelaga. Perempuan itu memanggil-manggil petugas damkar untuk mendatangi belakang rumahnya. Rupanya, ada bara api yang membakar sebuah patung, persis di belakang rumah perempuan berkerudung itu. Beruntung, kesigapan petugas tak sampai membuat api membesar, sehingga bisa dipadamkan.

Pantauan Jawa Pos Radar Jember, tak ada kesulitan berarti yang dihadapi petugas dalam menjinakkan si jago merah tersebut. Karena lokasinya memang berada di tanah lapang, di sebuah lahan kosong yang dipenuhi pohon-pohon kecil, ilalang, dan semak belukar.

Namun, jika tak segera teratasi, kobaran api bisa menyambar dan meluluhlantakkan bangunan yang ada di dua perumahan tersebut. “Sekitar 30 menit, api baru benar-benar bisa dipadamkan,” terang Dwi Atmoko, Komandan Damkar Regu B yang memimpin pemadaman tersebut.

Menurutnya, untuk menjinakkan api, pihaknya menerjunkan dua unit mobil damkar bersama 10 personel. Dua unit damkar itu memadamkan api secara bergantian di lahan seluas 0.7 hektare. “Dugaan sementara, api bermula dari tumpukan sampah yang dibakar. Kemudian menyambar rumput dan ranting-ranting kering di lahan tersebut,” ucapnya.

Reporter : Mahrus Sholih
Editor : MS Rasyid
Editor Bahasa: Imron Hidayatullah
Fotografer: Dwi Siswanto

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca