JEMBER, RADARJEMBER.ID – Fitroni Ramadhani, tersangka penipuan Kepala Desa Lojejer Rp 4,7 miliar, dikenal punya jurus sanjipak atau tipu-tipu sejak lama. Salah seorang yang pernah dekat dengannya mengaku, pria yang sering mengenalkan dirinya sebagai Gus Dani itu berdarah dingin. Dia tak memandang siapa calon korbannya. Bahkan, teman dan rekan bisnis juga pernah menjadi mangsanya.
Salah seorang warga yang pernah dekat dengan Gus Dani adalah Wahyudianto, warga Desa/Kecamatan Semboro. Menurutnya, pada saat bertemu Gus Dani, sekitar empat tahun lalu, pria yang kini ditahan karena kasus penipuan itu belum mengenal media sosial. Dia masih gagap teknologi alias gaptek.
“Dulu itu saya dan teman-teman yang membuatkan Facebook Gus Dani. Itu sekitar empat tahun yang lalu. Dulu saya dan teman-teman mengajak dia untuk kerja profesional,” kata Wahyudiyanto kepada Jawa Pos Radar Jember, kemarin (27/5).
Menurutnya, dia dan teman-temannya mengajak kerja Gus Dani sebenarnya karena kasihan. “Saya tahu dia seperti itu, makanya kami ajak agar tidak seperti itu lagi. Jadi, sebelum saya kenal, dia mungkin sudah pernah menipu,” ulasnya.
Wahyudiyanto mengungkapkan, Gus Dani dulunya pernah dikabarkan menggarap korban dengan modus penipuan penerimaan polisi, penerimaan CPNS, serta beberapa kasus lain. Namun dalam perjalanannya, Gus Dani bukannya bertaubat, justru bikin ulah yang membuat hubungan keduanya retak. Sebab, Gus Dani tak mengenal siapa orang jauh dan siapa orang dekat. “Istri saya pun hampir kena tipu. Jadi, dia itu tidak pandang bulu,” jelas Wahyu.
Tak hanya percobaan, Wahyu menyebut, orang yang begitu dekat dengannya, saudaranya sendiri, juga menjadi korban. Padahal korban pernah menjalankan sebuah bisnis bersama Gus Dani. Yaitu mendirikan sebuah usaha rumah makan dan Gus Dani yang menjaganya. Omzetnya bahkan sudah mencapai puluhan juta dalam beberapa bulan saja. Namun, siapa sangka, kerabat dekat Wahyu yang dijadikan rekan bisnis oleh Gus Dani juga dimangsanya.
“Saat itu uang tunai Rp 40 juta, kemudian dalam bentuk barang dan yang lain sekitar Rp 60 juta. Jadi, total sekitar Rp 100 jutaan. Hanya saja, saudara dekat saya itu meminta agar tidak dilaporkan,” papar Wahyu.
Sejak insiden itu, hubungan pertemanan Wahyu dan Gus Dani menjadi rusak. “Itu terjadi sekitar tiga tahun yang lalu. Jadi, sejak itu, saya sudah tidak berteman lagi,” ujarnya.
Wahyu mengungkapkan, sejak Gus Dani kenal dengan medsos, pria yang kini ditahan polisi itu malah semakin menjadi-jadi. Dia tidak mengetahui berapa orang yang menjadi korban pria yang mengaku sebagai “orang pintar” tersebut. “Dia itu sudah sangat sering mengaku sebagai ajudan ini dan itu. Tujuannya ya untuk itu (menipu, Red),” bebernya.
Pria yang tinggal di Semboro ini menyebut, pada saat kasus penipuan dialami saudara dekatnya, dia berencana akan memasukkan kasus itu ke kepolisian. Namun, dicegah oleh saudaranya yang menjadi korban dengan alasan ogah ruwet. Akhirnya, mereka pun tak pernah lagi berhubungan. “Mungkin kalau dilaporkan, dulu sudah ramai. Tapi kami tidak melapor. Sekarang, kasusnya meledak karena ada korban penipuan yang lebih besar,” pungkasnya.
Jurnalis : Nur Hariri
Fotografer : Jumai
Redaktur : Mahrus Sholih