JEMBER, RADARJEMBER.ID – Ketua Pusat Studi Gender Universitas Jember (PSG Unej) Linda Dwi Eriyanti mengatakan, tingkat pernikahan dini di Kabupaten Jember terbilang sangat tinggi. Hal itu ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam acara Program Jember SAE yang mengusung tema ‘Perempuan Tangguh’, belum lama ini.
Acara yang digelar Polres Jember bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Unej itu, Linda menjelaskan, ada tiga penyebab utama tingginya angka pernikahan dini. Pertama karena para orang tua lebih memilih anak perempuannya menjadi janda ketimbang dianggap sebagai perawan tua. Kedua, melakukan pernikahan dini karena menghindari zina. Dan alasan ini yang sering menjadi salah kaprah.
“Menghindari zina dengan menikahkan anak di bawah umur. Kenapa tidak dengan menjaga moralitasnya dengan memberikan pendidikan yang baik, pendidikan seks, moral, dan agama,” ungkap Linda.
Faktor ketiga, kata dia, adalah mengalihkan beban ekonomi keluarga. Banyak orang desa yang berasumsi, bahwa anak perempuan yang mengenyam pendidikan tinggi tidak menjamin untuk mengangkat ekonomi keluarga. “Mereka bilangnya, nggak pasti juga. Banyak yang lulus kuliah tapi nganggur juga,” ujarnya, mengutip kata-kata yang kerap menjadi alasan nikah muda.
Sementara itu, Ketua PKK Jember yang sekaligus Bunda Genre Jember, Kasih Fajarini, menuturkan, pihaknya sebagai PKK akan menyosialisasikan peraturan pernikahan dan dampak dari penikahan dini kepada seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari tingkat pemerintah kabupaten hingga RT dan RW.
“Kami edukasi masyarakat sampai ke kecamatan, desa, ibu-ibu PKK tingkat RT/RW. Kalau pernikahan dini itu menyebabkan perceraian, memiliki keturunan yang berpotensi stunting, dan kesehatannya buruk,” paparnya.
Reporter: mg1
Fotografer: template radarjember.id
Editor: Mahrus Sholih