JEMBER, RADARJEMBER.ID – Pemerintah desa bersama tiga pilar dan warga melakukan normalisasi Sungai Sanen di Dusun Krajan, Desa Sanenrejo, Kecamatan Tempurejo, kemarin (19/11). Penyudetan sungai yang dilakukan secara manual menggunakan cangkul ini karena sungai tersebut mulai dangkal. Rawan terjadi banjir bila debit air meningkat.
Ketika sungai banjir, rumah-rumah penduduk yang berada di tebing sungai ini kerap terdampak. Ada puluhan rumah yang terancam ambruk. Bahkan, pada banjir 2019 lalu yang cukup parah, puluhan rumah warga ambruk akibat diterjang arus. Tanah milik warga juga amblas akibat tergerus. “Dampak sungai banjir, aliran air sudah berubah. Sungai yang awalnya dialiri sekarang sudah berpindah,” kata Sutikno, Kepala Desa Sanenrejo.
Menurut dia, pengerukan ini untuk mengurangi hantaman saat terjadi banjir. Sehingga air tidak langsung menghantam tebing. “Saat banjir tiga hari lalu, ada satu rumah warga yang ambruk. Sedangkan tiga rumah lainnya terancam ambruk juga,” tuturnya.
Kini, pemerintah desa berharap agar dinas terkait seperti Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) Provinsi Jawa Timur membantu mencarikan solusinya. Sebab, seharusnya penyudetan ini menggunakan alat berat. “Untuk sementara memang mengerahkan warga. Karena rata-rata warga yang ikut kerja bakti rumahnya berada di pinggir sungai,” terang Sutikno.
Setelah disudet menggunakan cangkul, setidaknya bisa mengurangi derasnya arus sungai ketika banjir, sehingga tidak sampai menghantam rumah warga. Jika tidak segera dinormalisasi, warga khawatir peristiwa yang terjadi pada 2019 lalu kembali terjadi. Apalagi, sekarang ini curah hujan cukup tinggi.
Sutikno mengungkapkan, dampak banjir tiga hari lalu, ada beberapa rumah warga yang terancam ambrol. Di antaranya rumah milik Eli Purnomo, 40, yang bagian dapurnya sudah ambruk. Juga ada rumah Mulyono (35), Bu Samat (70), Bariyanto (53), Nangki (45), dan Hanapi. Semuanya merupakan warga Dusun Krajan, Desa Sanenerejo.
Reporter : Jumai
Fotografer : Jumai
Editor : Mahrus Sholih