JEMBER, RADARJEMBER.ID – Curah Hujan yang cukup tinggi terjadi di wilayah Kecamatan Bangsalsari dan sekitarnya. Membuat Sungai Tugusari di Kecamatan Bangsalsari meluap. Air bercampur lumpur itu masuk ke lingkungan Pondok Pesantren Putra dan Putri Ar Rosyid di Dusun Krajan B, Desa/Kecamatan Bangsalsari, Kamis (18/11) sekitar pukul 19.00.
Salah satu pengurus ponpes, Imam Mukuid, mengatakan, sebenarnya di lingkungan pondok hujan tidak terlalu deras. Namun, curah hujan tinggi terjadi di kawasan hulu sungai, daerah Desa Tugusari, membuat debit air sungai meningkat sampai meluap. “Awalnya air sungai mulai naik pukul 19.00 di belakang asrama putri. Air masuk dengan cepat di bagian tembok belakang yang jebol,” kata Imam.
Menurut dia, medio Januari lalu, air juga membanjiri lingkungan pesantren. Banjir di awal tahun inilah yang menjebol tembok pesantren. Dan kini, setelah banjir susulan terjadi, lubang tembok semakin terbuka. “Mungkin karena terjangan air sungai yang cukup deras, sehingga tembok kembali jebol,” ucapnya.
Sesaat setelah air masuk ke asrama putri, sungai yang posisinya persis di belakang pondok debit airnya semakin membesar. Saat itu juga, para santri diminta naik ke lantai dua. Jika tidak segera menyelamatkan diri, pengurus pondok khawatir terjangan air dapat menimbulkan petaka bagi santrinya. “Karena naiknya air sungai ini pada malam hari. Jadi, takut terjadi apa-apa dengan santri,” tutur Imam.
Meski semua santri selamat, namun barang-barang yang ada di asrama tak bisa terselamatkan. Itu karena air yang masuk ke halaman pondok begitu cepat masuk ke dalam kamar asrama. “Ada empat kamar yang isinya berantakan. Sebab, air yang masuk juga membawa potongan kayu dan ikut masuk ke dalam ruang kelas,” ungkapnya.
Terlihat, beberapa etalase yang terbuat dari bahan aluminium berantakan. Demikian juga dengan rak buku dan tempat barang lainnya. Semuanya terbawa arus hingga menumpuk di halaman tengah pondok. “Barang-barang yang terbawa banjir ini semuanya baru. Karena saat kebanjiran lalu banyak barang-barang yang rusak, sehingga diganti baru,” ujarnya.
Imam menambahkan, tak hanya seluruh kamar santri putra dan putri yang terendam banjir, empat ruang kelas pun terendam. Bahkan, ketinggian air yang masuk mencapai satu setengah meter atau setinggi dada orang dewasa. “Kalau ketinggian air di halaman pondok mencapai dua meter lebih karena agak dalam. Sehingga orang dewasa sekalipun bisa tenggelam,” imbuhnya.
Kini, Imam berharap pemerintah daerah bisa mencarikan solusi atas dampak bencana tersebut. Termasuk mencarikan jalan keluar agar peristiwa banjir tidak terjadi lagi. “Kasihan santri. Setahun sudah kebanjiran dua kali. Mudah-mudahan ada perhatian. Karena, kalau setiap hujan deras dan lama, dipastikan sungai akan meluap lagi,” pungkasnya.
Reporter : Jumai
Fotografer : Jumai
Editor : Mahrus Sholih