Mobile_AP_Rectangle 1
Dia mengaku, menyeberangkan orang itu juga susah-susah gampang. Prinsipnya adalah kehati-hatian. Dirinya lebih suka ada mobil yang lewat saat membantu menyeberangkan daripada motor. “Kalau mobil banyak ngalah (mengalah, Red) dan memberikan jalan. Kalau motor itu bahaya. Bukan takut ditabrak, tapi diserempet,” paparnya.
Selama sewindu lebih bekerja sebagai jukir di seberang Golden Market, dirinya juga pernah keserempet saat membantu orang menyeberang. “Berapa kali kena serempet, mungkin empat kali,” tuturnya.
Empat kali itu juga semuanya diserempet oleh kendaraan roda dua. Ada pengendara yang berhenti dan minta maaf, tapi kebanyakan lanjut terus. Beruntung, dia tidak pernah luka parah, atau terjauh ke aspal. “Ya hanya luka ringan. Besoknya biasanya baru terasa sakit,” ungkapnya. Walau begitu, dirinya masih bersyukur karena belum pernah mengalami kehilangan kendaraan yang parkir.
Mobile_AP_Rectangle 2
Mendekati pukul 21.00, Hari duduk sejenak untuk beristirahat. Secangkir susu putih sereal itu mulai dia teguk. Walau tidak hangat lagi, tapi setidaknya membantu kenikmatan dirinya untuk istirahat sembari memandangi kendaraan yang parkir dan warga yang ingin menyeberang.
Jurnalis : Dwi Siswanto
Fotografer : Dwi Siswanto
Redaktur : Mahrus Sholih
- Advertisement -
Dia mengaku, menyeberangkan orang itu juga susah-susah gampang. Prinsipnya adalah kehati-hatian. Dirinya lebih suka ada mobil yang lewat saat membantu menyeberangkan daripada motor. “Kalau mobil banyak ngalah (mengalah, Red) dan memberikan jalan. Kalau motor itu bahaya. Bukan takut ditabrak, tapi diserempet,” paparnya.
Selama sewindu lebih bekerja sebagai jukir di seberang Golden Market, dirinya juga pernah keserempet saat membantu orang menyeberang. “Berapa kali kena serempet, mungkin empat kali,” tuturnya.
Empat kali itu juga semuanya diserempet oleh kendaraan roda dua. Ada pengendara yang berhenti dan minta maaf, tapi kebanyakan lanjut terus. Beruntung, dia tidak pernah luka parah, atau terjauh ke aspal. “Ya hanya luka ringan. Besoknya biasanya baru terasa sakit,” ungkapnya. Walau begitu, dirinya masih bersyukur karena belum pernah mengalami kehilangan kendaraan yang parkir.
Mendekati pukul 21.00, Hari duduk sejenak untuk beristirahat. Secangkir susu putih sereal itu mulai dia teguk. Walau tidak hangat lagi, tapi setidaknya membantu kenikmatan dirinya untuk istirahat sembari memandangi kendaraan yang parkir dan warga yang ingin menyeberang.
Jurnalis : Dwi Siswanto
Fotografer : Dwi Siswanto
Redaktur : Mahrus Sholih
Dia mengaku, menyeberangkan orang itu juga susah-susah gampang. Prinsipnya adalah kehati-hatian. Dirinya lebih suka ada mobil yang lewat saat membantu menyeberangkan daripada motor. “Kalau mobil banyak ngalah (mengalah, Red) dan memberikan jalan. Kalau motor itu bahaya. Bukan takut ditabrak, tapi diserempet,” paparnya.
Selama sewindu lebih bekerja sebagai jukir di seberang Golden Market, dirinya juga pernah keserempet saat membantu orang menyeberang. “Berapa kali kena serempet, mungkin empat kali,” tuturnya.
Empat kali itu juga semuanya diserempet oleh kendaraan roda dua. Ada pengendara yang berhenti dan minta maaf, tapi kebanyakan lanjut terus. Beruntung, dia tidak pernah luka parah, atau terjauh ke aspal. “Ya hanya luka ringan. Besoknya biasanya baru terasa sakit,” ungkapnya. Walau begitu, dirinya masih bersyukur karena belum pernah mengalami kehilangan kendaraan yang parkir.
Mendekati pukul 21.00, Hari duduk sejenak untuk beristirahat. Secangkir susu putih sereal itu mulai dia teguk. Walau tidak hangat lagi, tapi setidaknya membantu kenikmatan dirinya untuk istirahat sembari memandangi kendaraan yang parkir dan warga yang ingin menyeberang.
Jurnalis : Dwi Siswanto
Fotografer : Dwi Siswanto
Redaktur : Mahrus Sholih