29.1 C
Jember
Tuesday, 28 March 2023

Siswa Pengungsi Semeru Belajar di Tenda Darurat

Mobile_AP_Rectangle 1

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Lokasi belajar puluhan siswa SDN Supiturang 03, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, kembali berpindah tempat. Dari sebelumnya di teras rumah warga, kini beralih ke tenda darurat yang disiapkan di lokasi pengungsian. Sebelumnya, puluhan siswa yang rumahnya di Dusun Curahkobokan, Desa Supiturang ini, harus absen sementara waktu setelah perkampungan mereka terdampak erupsi Gunung Semeru, dua pekan lalu.

Pascaerupsi, keluarga mereka menempati pengungsian di lapangan desa dan puskesmas pembantu di Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro. Sebelumnya, puluhan siswa tersebut telah bersekolah dengan menempati teras rumah Saptono, warga Dusun Banjarejo, Desa Sumbermujur, Candipuro. Namun setelah berjalan tiga hari, mereka berpindah dengan menempati tenda darurat.

Aprita Dewi Sasmita,11, siswa SDN Supiturang 03, mengaku lebih enak belajar di sekolah ketimbang di di tenda. “Meski sudah ada empat kipas angin, tetapi masih panas,” kata anak Sukinah dan Sukiyanto tersebut.

Mobile_AP_Rectangle 2

Dia mengaku, selama berada di penampungan dirinya merasa stress. Karena biasanya berkumpul dengan teman, tapi selama di pengungsian dia tidak bisa bermain dengan teman sebaya lagi. “Kalau mulai sekolah ini bisa kumpul sama teman-teman yang sekolah di SDN Supiturang 03,” tutur Aprita.

Yatimin, salah satu guru SDN Supiturang 03, mengatakan, siswa yang mengikuti KBM ini sudah berjalan sejak empat hari lalu. Hanya saja tempatnya pindah-pindah. Sebelumnya di teras rumah warga dan sekarang menempati tenda. “Saat belajar di tenda memang kurang efektif. Selain panas, anak-anak belajar sambil lesehan. Sebenarnya di dalam tenda sudah dipasang empat kipas angin, tetapi masih panas,” ungkapnya. (*)

Reporter: Jumai
Fotografer: Jumai
Editor: Mahrus Sholih

- Advertisement -

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Lokasi belajar puluhan siswa SDN Supiturang 03, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, kembali berpindah tempat. Dari sebelumnya di teras rumah warga, kini beralih ke tenda darurat yang disiapkan di lokasi pengungsian. Sebelumnya, puluhan siswa yang rumahnya di Dusun Curahkobokan, Desa Supiturang ini, harus absen sementara waktu setelah perkampungan mereka terdampak erupsi Gunung Semeru, dua pekan lalu.

Pascaerupsi, keluarga mereka menempati pengungsian di lapangan desa dan puskesmas pembantu di Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro. Sebelumnya, puluhan siswa tersebut telah bersekolah dengan menempati teras rumah Saptono, warga Dusun Banjarejo, Desa Sumbermujur, Candipuro. Namun setelah berjalan tiga hari, mereka berpindah dengan menempati tenda darurat.

Aprita Dewi Sasmita,11, siswa SDN Supiturang 03, mengaku lebih enak belajar di sekolah ketimbang di di tenda. “Meski sudah ada empat kipas angin, tetapi masih panas,” kata anak Sukinah dan Sukiyanto tersebut.

Dia mengaku, selama berada di penampungan dirinya merasa stress. Karena biasanya berkumpul dengan teman, tapi selama di pengungsian dia tidak bisa bermain dengan teman sebaya lagi. “Kalau mulai sekolah ini bisa kumpul sama teman-teman yang sekolah di SDN Supiturang 03,” tutur Aprita.

Yatimin, salah satu guru SDN Supiturang 03, mengatakan, siswa yang mengikuti KBM ini sudah berjalan sejak empat hari lalu. Hanya saja tempatnya pindah-pindah. Sebelumnya di teras rumah warga dan sekarang menempati tenda. “Saat belajar di tenda memang kurang efektif. Selain panas, anak-anak belajar sambil lesehan. Sebenarnya di dalam tenda sudah dipasang empat kipas angin, tetapi masih panas,” ungkapnya. (*)

Reporter: Jumai
Fotografer: Jumai
Editor: Mahrus Sholih

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Lokasi belajar puluhan siswa SDN Supiturang 03, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, kembali berpindah tempat. Dari sebelumnya di teras rumah warga, kini beralih ke tenda darurat yang disiapkan di lokasi pengungsian. Sebelumnya, puluhan siswa yang rumahnya di Dusun Curahkobokan, Desa Supiturang ini, harus absen sementara waktu setelah perkampungan mereka terdampak erupsi Gunung Semeru, dua pekan lalu.

Pascaerupsi, keluarga mereka menempati pengungsian di lapangan desa dan puskesmas pembantu di Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro. Sebelumnya, puluhan siswa tersebut telah bersekolah dengan menempati teras rumah Saptono, warga Dusun Banjarejo, Desa Sumbermujur, Candipuro. Namun setelah berjalan tiga hari, mereka berpindah dengan menempati tenda darurat.

Aprita Dewi Sasmita,11, siswa SDN Supiturang 03, mengaku lebih enak belajar di sekolah ketimbang di di tenda. “Meski sudah ada empat kipas angin, tetapi masih panas,” kata anak Sukinah dan Sukiyanto tersebut.

Dia mengaku, selama berada di penampungan dirinya merasa stress. Karena biasanya berkumpul dengan teman, tapi selama di pengungsian dia tidak bisa bermain dengan teman sebaya lagi. “Kalau mulai sekolah ini bisa kumpul sama teman-teman yang sekolah di SDN Supiturang 03,” tutur Aprita.

Yatimin, salah satu guru SDN Supiturang 03, mengatakan, siswa yang mengikuti KBM ini sudah berjalan sejak empat hari lalu. Hanya saja tempatnya pindah-pindah. Sebelumnya di teras rumah warga dan sekarang menempati tenda. “Saat belajar di tenda memang kurang efektif. Selain panas, anak-anak belajar sambil lesehan. Sebenarnya di dalam tenda sudah dipasang empat kipas angin, tetapi masih panas,” ungkapnya. (*)

Reporter: Jumai
Fotografer: Jumai
Editor: Mahrus Sholih

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca