23.4 C
Jember
Thursday, 8 June 2023

Ambrol Lagi, Plengsengan Gumitir Berbahaya

- Tiga Pekerja Selamat meski Terseret Longsor

- Pembangunan Sebenarnya Nyaris Rampung

Mobile_AP_Rectangle 1

Sebelum plengsengan itu ambrol, dirinya bersama tukang lainnya memasang rangka untuk persiapan pengecoran. “Tiba-tiba ada getaran, ternyata pasangan baru dengan ketinggian 12 meteran itu ambrol. Akibatnya, yang ada di sisi utara juga ikut retak, karena separo pasangan sudah ambrol ke jurang,” jelasnya.

Pemasangan plengsengan baru yang terbuat dari batu dan cor juga terlihat retak, sehingga rawan terjadinya ambrol susulan. “Apalagi di lokasi perbaikan ini juga sering hujan. Tanahnya memang basah, sehingga tidak kuat menahan beban pasangan yang dari batu itu,” kata Rafa.

Selain pasangan batu yang ambrol, ada sekitar 7 pohon jenis mahoni dan trembesi ikut ambrol ke jurang bersama pasangan batu. Pohon yang ikut ambrol berukuran besar. Menurut Ariel, pekerja yang ada di lokasi, dia tidak menyangka pembangunan yang hampir tuntas itu ambrol lagi. “Saya berada di atas pasangan fondasi yang mau dikerjakan lagi untuk penyelesaiannya. Namun, secara tiba-tiba ada getaran dan langsung ambrol. Saya bersama teman berhasil menyelamatkan diri. Kalau misalnya ikut batu pasangan ke jurang, ya, mungkin luka-luka,” kata Ariel.

Mobile_AP_Rectangle 2

Pemborong pekerjaan, Munawar, 52, warga asal Banyuwangi, menyebut, sebelum plengsengan ambrol, dirinya ada di atas. “Saya naik lagi mengambil papan sirap untuk persiapan ngecor. Setelah naik, pasangan itu ambrol bersama beberapa pohon besar,” jelasnya. Saat itu, dia juga melihat tiga pekerja terjatuh ikut longsoran, tetapi semuanya selamat setelah berhasil melompat.

Menurutnya, fondasi itu sudah dilebarkan 3 meter pascalongsor sebelumnya. Sabtu hari ini, perbaikan itu diprediksi tuntas. Namun, hal yang tak diinginkan terjadi. “Dari kedalaman 14 meter, selesai 12 meteran. Sehingga hanya 2 meter yang belum selesai dikerjakan,” ucap Munawar.

Seluruh material batu yang baru selesai dipasang pun terjun ke jurang yang cukup dalam. Akibatnya, proses pengerjaan yang akan dilakukan lagi harus mendatangkan material kembali. “Saya merasa bersyukur meskipun ambrol, karena dari tiga pekerja yang ikut longsoran itu semuanya selamat. Untuk sementara pekerjaan dihentikan, karena harus mengulangi kembali dari awal,” pungkasnya.

Sementara itu, Kapolsek Silo AKP Tanto membenarkan terjadinya longsoran tebing penahan jalan itu. Dia meminta kepada pekerja untuk lebih berhati-hati, karena tebing penahan jalan yang dikerjakan itu berada di pinggir jalan yang dilalui kendaraan besar. “Ketika ada kendaraan besar dengan muatan berat, pasti ada getaran. Itu yang bisa menimbulkan terjadinya longsor,” jelas mantan kapolsek Tempurejo itu. (jum/c2/nur)

- Advertisement -

Sebelum plengsengan itu ambrol, dirinya bersama tukang lainnya memasang rangka untuk persiapan pengecoran. “Tiba-tiba ada getaran, ternyata pasangan baru dengan ketinggian 12 meteran itu ambrol. Akibatnya, yang ada di sisi utara juga ikut retak, karena separo pasangan sudah ambrol ke jurang,” jelasnya.

Pemasangan plengsengan baru yang terbuat dari batu dan cor juga terlihat retak, sehingga rawan terjadinya ambrol susulan. “Apalagi di lokasi perbaikan ini juga sering hujan. Tanahnya memang basah, sehingga tidak kuat menahan beban pasangan yang dari batu itu,” kata Rafa.

Selain pasangan batu yang ambrol, ada sekitar 7 pohon jenis mahoni dan trembesi ikut ambrol ke jurang bersama pasangan batu. Pohon yang ikut ambrol berukuran besar. Menurut Ariel, pekerja yang ada di lokasi, dia tidak menyangka pembangunan yang hampir tuntas itu ambrol lagi. “Saya berada di atas pasangan fondasi yang mau dikerjakan lagi untuk penyelesaiannya. Namun, secara tiba-tiba ada getaran dan langsung ambrol. Saya bersama teman berhasil menyelamatkan diri. Kalau misalnya ikut batu pasangan ke jurang, ya, mungkin luka-luka,” kata Ariel.

Pemborong pekerjaan, Munawar, 52, warga asal Banyuwangi, menyebut, sebelum plengsengan ambrol, dirinya ada di atas. “Saya naik lagi mengambil papan sirap untuk persiapan ngecor. Setelah naik, pasangan itu ambrol bersama beberapa pohon besar,” jelasnya. Saat itu, dia juga melihat tiga pekerja terjatuh ikut longsoran, tetapi semuanya selamat setelah berhasil melompat.

Menurutnya, fondasi itu sudah dilebarkan 3 meter pascalongsor sebelumnya. Sabtu hari ini, perbaikan itu diprediksi tuntas. Namun, hal yang tak diinginkan terjadi. “Dari kedalaman 14 meter, selesai 12 meteran. Sehingga hanya 2 meter yang belum selesai dikerjakan,” ucap Munawar.

Seluruh material batu yang baru selesai dipasang pun terjun ke jurang yang cukup dalam. Akibatnya, proses pengerjaan yang akan dilakukan lagi harus mendatangkan material kembali. “Saya merasa bersyukur meskipun ambrol, karena dari tiga pekerja yang ikut longsoran itu semuanya selamat. Untuk sementara pekerjaan dihentikan, karena harus mengulangi kembali dari awal,” pungkasnya.

Sementara itu, Kapolsek Silo AKP Tanto membenarkan terjadinya longsoran tebing penahan jalan itu. Dia meminta kepada pekerja untuk lebih berhati-hati, karena tebing penahan jalan yang dikerjakan itu berada di pinggir jalan yang dilalui kendaraan besar. “Ketika ada kendaraan besar dengan muatan berat, pasti ada getaran. Itu yang bisa menimbulkan terjadinya longsor,” jelas mantan kapolsek Tempurejo itu. (jum/c2/nur)

Sebelum plengsengan itu ambrol, dirinya bersama tukang lainnya memasang rangka untuk persiapan pengecoran. “Tiba-tiba ada getaran, ternyata pasangan baru dengan ketinggian 12 meteran itu ambrol. Akibatnya, yang ada di sisi utara juga ikut retak, karena separo pasangan sudah ambrol ke jurang,” jelasnya.

Pemasangan plengsengan baru yang terbuat dari batu dan cor juga terlihat retak, sehingga rawan terjadinya ambrol susulan. “Apalagi di lokasi perbaikan ini juga sering hujan. Tanahnya memang basah, sehingga tidak kuat menahan beban pasangan yang dari batu itu,” kata Rafa.

Selain pasangan batu yang ambrol, ada sekitar 7 pohon jenis mahoni dan trembesi ikut ambrol ke jurang bersama pasangan batu. Pohon yang ikut ambrol berukuran besar. Menurut Ariel, pekerja yang ada di lokasi, dia tidak menyangka pembangunan yang hampir tuntas itu ambrol lagi. “Saya berada di atas pasangan fondasi yang mau dikerjakan lagi untuk penyelesaiannya. Namun, secara tiba-tiba ada getaran dan langsung ambrol. Saya bersama teman berhasil menyelamatkan diri. Kalau misalnya ikut batu pasangan ke jurang, ya, mungkin luka-luka,” kata Ariel.

Pemborong pekerjaan, Munawar, 52, warga asal Banyuwangi, menyebut, sebelum plengsengan ambrol, dirinya ada di atas. “Saya naik lagi mengambil papan sirap untuk persiapan ngecor. Setelah naik, pasangan itu ambrol bersama beberapa pohon besar,” jelasnya. Saat itu, dia juga melihat tiga pekerja terjatuh ikut longsoran, tetapi semuanya selamat setelah berhasil melompat.

Menurutnya, fondasi itu sudah dilebarkan 3 meter pascalongsor sebelumnya. Sabtu hari ini, perbaikan itu diprediksi tuntas. Namun, hal yang tak diinginkan terjadi. “Dari kedalaman 14 meter, selesai 12 meteran. Sehingga hanya 2 meter yang belum selesai dikerjakan,” ucap Munawar.

Seluruh material batu yang baru selesai dipasang pun terjun ke jurang yang cukup dalam. Akibatnya, proses pengerjaan yang akan dilakukan lagi harus mendatangkan material kembali. “Saya merasa bersyukur meskipun ambrol, karena dari tiga pekerja yang ikut longsoran itu semuanya selamat. Untuk sementara pekerjaan dihentikan, karena harus mengulangi kembali dari awal,” pungkasnya.

Sementara itu, Kapolsek Silo AKP Tanto membenarkan terjadinya longsoran tebing penahan jalan itu. Dia meminta kepada pekerja untuk lebih berhati-hati, karena tebing penahan jalan yang dikerjakan itu berada di pinggir jalan yang dilalui kendaraan besar. “Ketika ada kendaraan besar dengan muatan berat, pasti ada getaran. Itu yang bisa menimbulkan terjadinya longsor,” jelas mantan kapolsek Tempurejo itu. (jum/c2/nur)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca