JEMBER, RADARJEMBER.ID – Di usianya yang masih belia, dua Siswa SD Al Baitul Amien Jember ini sudah mengukir prestasi yang membanggakan. Bahkan, di tingkat nasional pula. Mereka adalah Kalyca Khansa Hermawan, siswa kelas 3, dan Andrea Ibra Bastian, siswa kelas 2. Kedua siswa ini mengikuti olimpiade tematik yang diselenggarakan oleh AIS Institut Pasuruan, Maret lalu, secara daring. Hasilnya, Ibra meraih juara 1, sementara Kalyca meraih juara 2.
Kepada Jawa Pos Radar Jember, kedua siswa berprestasi itu mengaku sempat tidak mengira bahwa mereka akan menjuarai olimpiade tingkat nasional itu. Terlebih, olimpiade itu merupakan tematik, atau gabungan dari berbagai mata pelajaran. “Saya sebenarnya suka pelajaran matematika,” kata Kalyca.
Meski hanya mata pelajaran (mapel) matematika yang disukai, namun semangatnya tidak kendor untuk mempelajari mapel lainnya. Bahkan sebelum-sebelumnya, Kalyca juga tercatat mengikuti lomba dan beberapa di antaranya berhasil membawa pulang juara.
Veenty Isnaini, ibunda Kalyca, menjelaskan, selama belajar, putri bungsunya itu biasanya lebih sering secara mandiri. Sesekali ia juga menyempatkan mendampingi. “Kalyca memang sering ikut lomba. Memang saya dorong dia agar semangat belajar. Alhamdulillah, lomba yang terakhir ini bisa juara,” terang ibu dua anak tersebut.
Tak jauh berbeda, Ibra, sapaan akrab Adera Ibra Bastian, juga mengaku hampir sama. Bedanya, cara belajar Ibra biasanya lebih sering didampingi oleh kedua orang tuanya. “Dulu sering datangkan guru les ke rumah. Tapi, sejak pandemi lebih banyak saya yang mendampingi,” terang Bhella Ayu Irinda, ibunda Ibra.
Termasuk saat kali pertama mendengar ada event olimpiade itu, sebagai orang tua, Ayu sangat mendukung. Terlebih lagi, pemenang olimpiade itu rencananya akan diberangkatkan ke Singapura. “Dari situ kemudian, motivasi lomba muncul karena kepingin ke Singapura. Hitung-hitung melatih berbicara Bahasa Inggris sama bule-bule,” katanya.
Ibu satu anak ini juga menceritakan, sebenarnya buah hatinya itu menyukai mapel bahasa Inggris. Namun, saat ditanya apa cita-citanya, Ibra menjawab begitu polosnya. “Ibra pingin jadi arsitek, pingin bangun masjid yang gede,” kata Ibra, disusul tawa sejumlah guru yang mendengar kisahnya saat itu.
Prestasi kedua siswa itu juga banyak mendapat apresiasi dari para dewan guru. Sebab, dalam event olimpiade, biasanya hanya dilaksanakan satu jenis mapel. Namun, di olimpiade yang mereka ikuti itu, hampir semua mapel. Bahkan, hadiah untuk juara satunya dijanjikan terbang ke Singapura. Hal itu membuat olimpiade yang diikuti Ibra dan Kalyca menjadi berbobot. Saat penganugerahan hadiah, mereka juga diundang bersama kepala sekolah ke Hotel Sunrise, Mojokerto, beberapa pekan lalu.
Di sana, berkat torehan kedua siswa tersebut, SD Al Baitul Amien Jember dinobatkan menjadi sekolah percontohan untuk wilayah Jawa Timur. Sebagai sekolah yang produktif menghasilkan siswa berprestasi dan sebagai sekolah yang telah sukses menggelar olimpiade di wilayah regional, 2020 lalu.
Kepala SD Al Baitul Amien Jember Hizbullah Muhib mengapresiasi penuh capaian anak didiknya tersebut. Bahkan, karena torehan mereka itu, ia sempat dijadikan sebagai tamu kehormatan saat penganugerahan hadiah. “Di situ saya diminta berbicara banyak hal. Salah satunya seputar olimpiade. Bagaimana agar bisa lebih berwarna dan menjangkau seluruh anak-anak Indonesia,” terang Muhib, saat ditemui Jawa Pos Radar Jember, kemarin (15/6).
Selain itu, ia juga menambahkan, prestasi tersebut juga berkat dukungan para dewan guru yang selama ini telah memberikan pembinaan khusus kepada anak-anak melalui Program Kelas Intensif Olimpiade SD Al Baitul Amien. Di dalamnya, anak-anak bisa lebih mengembangkan bakat dan minat melalui pembinaan khusus dari guru pembina yang kompeten di bidangnya. “Harapan kami, torehan ini bisa memacu spirit anak-anak lainnya agar terus dan lebih berprestasi lagi,” tukasnya.
Jurnalis : Maulana
Fotografer : Maulana
Redaktur : Mahrus Sholih