JEMBER, RADARJEMBER.ID – Bupati Jember Hendy Siswanto kembali blusukan ke desa-desa. Kali ini, dirinya turun langsung ke Desa Jambesari, Kecamatan Sumberbaru, untuk menyikapi bencana tanah bergerak. Hendy hadir beserta rombongannya, seperti sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), pada Sabtu (12/3). Pada kesempatan itu, Hendy hadir dalam programnya yang bertajuk Jember Hadir untuk Rakyat (J-HUR).
Baca Juga : Tebing Jalan Nasional Longsor, Jalur Lumajang-Malang Tersendat
Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Jember Sigit Akbari dalam wawancaranya menjelaskan sejumlah permasalahan dan penanganan dampak tanah bergerak di Desa Jambesari. Menurutnya, kejadian ini berawal dari retakan yang terjadi sejak lama dan kali ini terjadi kembali. Pihaknya meninjau lokasi yang terpantau memang sudah tidak layak untuk ditempati. Dengan begitu, harus segara dilakukan relokasi. Pasalnya, masyarakat juga sudah tidak berani tinggal di sana. “Bagaimana pun, rumah itu harus dikosongkan dan dibongkar,” tegas Sigit.
Di sisi lain, pemerintah akan menggantinya di tanah PDP. Sistem yang digunakan di tanah PDP adalah sistem pinjam pakai. Para warga hanya perlu melakukan perpanjangan setiap dua tahun sekali. Menurut Sigit, tanah tersebut bisa langsung digunakan sesuai perjanjian yang diberikan.
Tujuan diadakan perjanjian tersebut yaitu untuk memberikan keamanan dan kenyamanan kepada para warga setempat. Sekaligus mencegah pengambilan lahan lebih banyak lagi. Tercatat ada sebanyak 13 kepala keluarga yang masing-masing mendapatkan seluas 8×13 meter, berisikan rumah induk, kamar mandi, dan dapur. Perabotan dari rumah lama akan dipindahkan dan dimanfaatkan, seperti genting, pintu, dan layu.
Sementara itu, Bupati Jember Hendy Siswanto menerangkan bahwa dirinya berterima kasih kepada sejumlah pihak yang telah meluangkan waktunya serta kesigapannya menindaklanjuti dampak bencana tanah bergerak di Desa Jambesari, Kecamatan Sumberbaru.
Tak hanya itu, Hendy juga menegaskan bahwa beberapa warga memang harus dilakukan pemindahan. Karena tak tertutup kemungkinan kejadian serupa akan terulang kembali. Belum lagi, lokasi kejadian tepat di bukit. “Kanan kiri rumah, ada jurang,” ungkapnya. Dengan curah hujan Jember yang tinggi, longsor bisa saja terjadi.
Selain itu, akses menuju lokasi juga buruk. “Karena itu, kami akan berhitung lagi, akan kami perbaiki jika dananya memungkinkan,” paparnya. Dengan begitu, tidak berisiko kepada sejumlah warga yang memanfaatkan akses tersebut untuk beraktivitas. (mg1/c2)