23.5 C
Jember
Wednesday, 29 March 2023

Anak Asal Puger Jadi Korban Ciki Nitrogen

Mobile_AP_Rectangle 1

PATRANG, Radar Jember – Kasus ciki ngebul dialami oleh anak berusia enam tahun di Jember. Ini menjadi yang pertama di Kota Suwar-Suwir dan menjadi nomor sepuluh di Indonesia hingga kemarin. Saat ini, korban menjalani perawatan intensif di sebuah rumah sakit setelah sempat dioperasi.

BACA JUGA : Ditawari Rp 300 Juta, Bu Nyai Diminta Cabut Laporan Dugaan Pencabulan

Anak tersebut berinisial G. Dia berasal dari Kecamatan Puger. Belum diketahui jelas di mana dia membeli ciki ngebul. Tetapi, kasus itu terjadi pada 30 Desember 2022 dan korban dilarikan ke rumah sakit akibat mengalami gangguan pencernaan seperti muntah, mual, diare, dan nyeri dalam waktu lama. G akhirnya dioperasi pada 10 Januari 2023, dan sampai sekarang masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Mobile_AP_Rectangle 2

Plt Kepala Dinkes Jember dr Koeshar Yudyarto menerangkan, kasus itu terjadi di wilayah Puger. Menurutnya, anak tersebut sakit lantaran mengonsumsi jajanan ciki ngebul. Jajanan itu diketahui menggunakan nitrogen cair dan banyak dijumpai di pasar malam atau tempat lain.

Koeshar menjelaskan, pasien yang menjalani perawatan mengalami gejala gangguan pencernaan seperti mual, muntah, dan diare, dan nyeri. Hal itu dirasakan setelah pasien mengonsumsi ciki ngebul pada hari sebelumnya. “Beberapa hari setelahnya gejala itu hilang. Kemudian timbul lagi. Begitu seterusnya,” jelasnya.

- Advertisement -

PATRANG, Radar Jember – Kasus ciki ngebul dialami oleh anak berusia enam tahun di Jember. Ini menjadi yang pertama di Kota Suwar-Suwir dan menjadi nomor sepuluh di Indonesia hingga kemarin. Saat ini, korban menjalani perawatan intensif di sebuah rumah sakit setelah sempat dioperasi.

BACA JUGA : Ditawari Rp 300 Juta, Bu Nyai Diminta Cabut Laporan Dugaan Pencabulan

Anak tersebut berinisial G. Dia berasal dari Kecamatan Puger. Belum diketahui jelas di mana dia membeli ciki ngebul. Tetapi, kasus itu terjadi pada 30 Desember 2022 dan korban dilarikan ke rumah sakit akibat mengalami gangguan pencernaan seperti muntah, mual, diare, dan nyeri dalam waktu lama. G akhirnya dioperasi pada 10 Januari 2023, dan sampai sekarang masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Plt Kepala Dinkes Jember dr Koeshar Yudyarto menerangkan, kasus itu terjadi di wilayah Puger. Menurutnya, anak tersebut sakit lantaran mengonsumsi jajanan ciki ngebul. Jajanan itu diketahui menggunakan nitrogen cair dan banyak dijumpai di pasar malam atau tempat lain.

Koeshar menjelaskan, pasien yang menjalani perawatan mengalami gejala gangguan pencernaan seperti mual, muntah, dan diare, dan nyeri. Hal itu dirasakan setelah pasien mengonsumsi ciki ngebul pada hari sebelumnya. “Beberapa hari setelahnya gejala itu hilang. Kemudian timbul lagi. Begitu seterusnya,” jelasnya.

PATRANG, Radar Jember – Kasus ciki ngebul dialami oleh anak berusia enam tahun di Jember. Ini menjadi yang pertama di Kota Suwar-Suwir dan menjadi nomor sepuluh di Indonesia hingga kemarin. Saat ini, korban menjalani perawatan intensif di sebuah rumah sakit setelah sempat dioperasi.

BACA JUGA : Ditawari Rp 300 Juta, Bu Nyai Diminta Cabut Laporan Dugaan Pencabulan

Anak tersebut berinisial G. Dia berasal dari Kecamatan Puger. Belum diketahui jelas di mana dia membeli ciki ngebul. Tetapi, kasus itu terjadi pada 30 Desember 2022 dan korban dilarikan ke rumah sakit akibat mengalami gangguan pencernaan seperti muntah, mual, diare, dan nyeri dalam waktu lama. G akhirnya dioperasi pada 10 Januari 2023, dan sampai sekarang masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Plt Kepala Dinkes Jember dr Koeshar Yudyarto menerangkan, kasus itu terjadi di wilayah Puger. Menurutnya, anak tersebut sakit lantaran mengonsumsi jajanan ciki ngebul. Jajanan itu diketahui menggunakan nitrogen cair dan banyak dijumpai di pasar malam atau tempat lain.

Koeshar menjelaskan, pasien yang menjalani perawatan mengalami gejala gangguan pencernaan seperti mual, muntah, dan diare, dan nyeri. Hal itu dirasakan setelah pasien mengonsumsi ciki ngebul pada hari sebelumnya. “Beberapa hari setelahnya gejala itu hilang. Kemudian timbul lagi. Begitu seterusnya,” jelasnya.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca