JEMBER, RADARJEMBER.ID – Jumat siang selepas Duhur (10/5), wajah datar begitu tergambar di muka anak-anak itu. Mereka seolah sudah tidak sabar menantikan kabar baik yang akan segera menghampirinya.
Menjelang sore, salah seorang dari mereka terlihat mulai mengondisikan bocah-bocah tersebut. Seperti akan mengajak ke suatu tempat. Benar saja. Mereka rupanya dibawa ke Jember kota. Menuju ke salah satu pusat perbelanjaan ternama. “Ayo anak-anak, bersiap-siap,” ajaknya.
Sesampainya di pusat perbelanjaan, seorang pemandu tampak memberikan arahan. Tak berselang lama, mereka pun masuk ke pusat perbelanjaan tersebut.
Sekitar 10 anak saat itu melangkah cepat. Wajah ceria penuh tawa seperti mengubah suasana batin setiap orang yang terlibat dalam rombongan itu. Di tempat perbelanjaan, mereka diberi kesempatan berbelanja. Gratis. Mereka dijamu. Bebas memilih pakaian yang disukai untuk keperluannya. “Mereka itu anak-anak yatim. Kami sengaja ajak mereka berbelanja,” terang Ustad Slamet Riyadi, penanggung jawab kegiatan.
Di dalam lokasi perbelanjaan, namanya anak-anak, riuh tawa pun pecah. Mereka tak hanya memilah pakaian yang akan dibelinya. Namun, sesekali juga bercanda bersama bocah-bocah lainnya. Usia mereka diperkirakan masih belasan tahun.
Kata Ustad Slamet, anak-anak sengaja diajak dan dijamu ke tempat perbelanjaan agar mereka bisa merasakan keberkahan bulan suci Ramadan, sekaligus mempersiapkan diri menyambut datangnya Idul Fitri. “Ibaratnya, mereka layaknya raja sehari ini,” tambahnya.
Pria yang juga tokoh Nahdlatul Ulama di Kecamatan Pakusari itu mengatakan, kegiatan mengajak anak-anak berbelanja seperti ini memang baru dilakukan. Ia juga bersinergi dengan sejumlah lembaga lain untuk menggalang donasi untuk anak-anak yang sudah tak memiliki ayah tersebut.
Baginya, anak-anak yatim harus diperlakukan dengan sebaik-baiknya. Terlebih, beberapa dari mereka ada yang yatim piatu. Dan hanya tinggal bersama paman-bibi atau kakek-neneknya.
Slamet mengaku, anak-anak yatim yang diajaknya itu memang baru sekitar 10-an yang semuanya berasal dari Kecamatan Pakusari. “Semoga tahun depan istiqamah. Dan lebih banyak lagi yang kami ajak,” harapnya.
Jamuan ke anak-anak itu tidak berhenti sampai di situ. Selepas berbelanja, mereka kembali diajak ke Kantor NU Kecamatan Pakusari. Di sana, mereka kembali dijamu. Diberi sejumlah parsel dan uang saku.
Wajah polos anak-anak itu terlihat tanpa beban. Bahkan, sering tertawa bersama teman-temannya. Hal itu pula yang membuat sejumlah undangan dan tamu yang hadir saat itu tak kuasa menahan haru. Mereka ada yang sampai meneteskan air mata karena melihat anak-anak itu tumbuh tanpa kehadiran orang tua.
Menjelang azan Magrib, mereka juga diajak berbuka puasa bersama. “Kegiatan seperti ini merupakan salah satu cara bagi kami untuk menumbuhkan kepedulian terhadap sesama,” imbuh Ustad Sholihin, salah seorang Ketua Lembaga Amil Zakat di Pakusari tersebut.
Jurnalis : Maulana
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Mahrus Sholih