Mobile_AP_Rectangle 1
Koordinator bank sampah ini adalah Yuliati. Seorang perempuan yang berprofesi sebagai guru. Yuliati menjelaskan, bank sampah yang dia kelola sudah ada sejak 2018 lalu. Sejak itu pula, kreativitas warga mulai dirangsang. Bahan-bahannya juga berasal dari sampah yang bisa didaur ulang. “Saya terinspirasi karena banyak orang yang membuang sampah di sungai. Akhirnya membuat bank sampah,” ungkapnya.
Melalui bank sampah tersebut, warga sekitar pun antusias menabung sampah. Tabungan limbah rumah tangga itu, menurutnya, dibagi setahun sekali. Dari tabungan sampah warga inilah, kreativitas warga yang tergabung di bank sampah terus berkembang. Seperti melakukan berbagai pelatihan, pembibitan, membuat tas dari plastik bekas, dan membuat kerajinan berbahan botol air mineral.
Selain itu, bank sampah ini juga terus memanfaatkan diaper menjadi pot bunga. “Harapan kami, ingin punya outlet khusus kerajinan yang terbuat dari bahan bekas,” pungkas istri Parmuji, seorang aktivis lingkungan di Jember, tersebut.
Mobile_AP_Rectangle 2
Jurnalis : Nur Hariri
Fotografer : Nur Hariri
Redaktur : Mahrus Sholih
- Advertisement -
Koordinator bank sampah ini adalah Yuliati. Seorang perempuan yang berprofesi sebagai guru. Yuliati menjelaskan, bank sampah yang dia kelola sudah ada sejak 2018 lalu. Sejak itu pula, kreativitas warga mulai dirangsang. Bahan-bahannya juga berasal dari sampah yang bisa didaur ulang. “Saya terinspirasi karena banyak orang yang membuang sampah di sungai. Akhirnya membuat bank sampah,” ungkapnya.
Melalui bank sampah tersebut, warga sekitar pun antusias menabung sampah. Tabungan limbah rumah tangga itu, menurutnya, dibagi setahun sekali. Dari tabungan sampah warga inilah, kreativitas warga yang tergabung di bank sampah terus berkembang. Seperti melakukan berbagai pelatihan, pembibitan, membuat tas dari plastik bekas, dan membuat kerajinan berbahan botol air mineral.
Selain itu, bank sampah ini juga terus memanfaatkan diaper menjadi pot bunga. “Harapan kami, ingin punya outlet khusus kerajinan yang terbuat dari bahan bekas,” pungkas istri Parmuji, seorang aktivis lingkungan di Jember, tersebut.
Jurnalis : Nur Hariri
Fotografer : Nur Hariri
Redaktur : Mahrus Sholih
Koordinator bank sampah ini adalah Yuliati. Seorang perempuan yang berprofesi sebagai guru. Yuliati menjelaskan, bank sampah yang dia kelola sudah ada sejak 2018 lalu. Sejak itu pula, kreativitas warga mulai dirangsang. Bahan-bahannya juga berasal dari sampah yang bisa didaur ulang. “Saya terinspirasi karena banyak orang yang membuang sampah di sungai. Akhirnya membuat bank sampah,” ungkapnya.
Melalui bank sampah tersebut, warga sekitar pun antusias menabung sampah. Tabungan limbah rumah tangga itu, menurutnya, dibagi setahun sekali. Dari tabungan sampah warga inilah, kreativitas warga yang tergabung di bank sampah terus berkembang. Seperti melakukan berbagai pelatihan, pembibitan, membuat tas dari plastik bekas, dan membuat kerajinan berbahan botol air mineral.
Selain itu, bank sampah ini juga terus memanfaatkan diaper menjadi pot bunga. “Harapan kami, ingin punya outlet khusus kerajinan yang terbuat dari bahan bekas,” pungkas istri Parmuji, seorang aktivis lingkungan di Jember, tersebut.
Jurnalis : Nur Hariri
Fotografer : Nur Hariri
Redaktur : Mahrus Sholih