23.4 C
Jember
Saturday, 25 March 2023

Dulu Infokan Kemacetan, Kini Kabarkan Pemudik Datang

Posko pengamanan Lebaran tidak hanya diisi oleh Polri dan TNI. Ada juga warga sipil yang menjadi sukarelawan. Ada PMI dan RAPI yang membantu komunikasi. Setelah setahun belakangan mereka tidak terlibat karena pandemi. Namun kini, mereka ikut kembali. Apa saja aktivitasnya?

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Mengenakan kostum merah, Indra Fajri Rasul tampak memikul alat penyemprot disinfektan. Dia mulai mensterilkan posko medis pengamanan Lebaran. Menjadi relawan di posko Lebaran bukan hal baru baginya. Sebab, sebelum-sebelumnya, dia juga kerap terlibat dengan tugas penjagaan menjelang dan saat Idul Fitri.

Indra hampir setiap tahun bertugas menjaga posko PMI di tengah mudik Lebaran. Namun, baru tahun kemarin, dia bebas tugas karena pandemi. “Sekarang bertugas lagi,” jelasnya. Lantaran dari PMI pusat mengadakan lagi untuk posko Lebaran.  Walau masyarakat tidak diperbolehkan mudik, tapi hal-hal emergency tetap diperlukan. Karena itu, bila membutuhkan hal darurat, termasuk mobil ambulans, akan siap meluncur untuk membantu masyarakat.

Selama bersiaga di posko mudik, tugas utamanya adalah pertolongan pertama dan pemeriksaan medis singkat bagi warga yang membutuhkan. Seperti tensi atau lainnya. Pada mudik Lebaran, kata dia, potensi kecelakaan biasanya disebabkan pengendara mengantuk dan lemas akibat puasa. Akibatnya, konsentrasinya menurun. Tapi, tugas kali ini disebutnya berbeda dengan Lebaran dua tahun lalu.

Mobile_AP_Rectangle 2

Tahun ini, Indra akan bertugas di Posko PMI Jubung. Lantas, bagaimana keluarga bila Lebaran tidak di rumah, tapi berada di tempat tugas? Menurut Indra, keluarga sudah paham. Mereka tidak mempersoalkan. Sebab, dari awal sudah memahami tugas sebagai relawan PMI.

Hal yang sama juga dirasakan Febrian Wahyu Wardana. Dia merasa rindu menjadi relawan dalam mudik Lebaran. Tahun lalu, saat awal pandemi Covid-19, organisasinya Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Jember tidak dilibatkan dalam posko pengamanan. “Namun tahun ini, kami kembali dilibatkan untuk bantuan komunikasi di posko pengamanan Lebaran,” tutur Febrian.

Pria yang berposisi sebagai Wakil Ketua 1 RAPI Jember ini mengatakan, pihaknya akan bertugas di tiga pos. Yaitu di Roxy Mall, Watu Ulo-Papuma, dan Pantai Pancer, Puger. Dia mengakui, posko Lebaran biasanya juga menjadi sarana rekan-rekan RAPI untuk berjumpa secara tatap muka. “Biasanya ketemu di udara, yaitu radio. Tapi, di posko Lebaran kami bisa bertemu dan berinteraksi bersama dalam menunjang komunikasi radio,” jelasnya.

Namun, kata dia, kali ini berbeda dengan tahun- tahun sebelumnya. Tidak bisa berkumpul-kumpul lagi karena ada pembatasan. Dan setiap posko hanya diisi 2-3 anggota. “Sekarang dibagi tiga sif,” ucapnya.

Bila sebelum pandemi relawan RAPI kerap membantu komunikasi dan menginformasikan kondisi terkini tentang kemacetan pemudik, sekarang konsepnya berubah. Mereka, baik yang berada di posko maupun anggota RAPI mobile, hanya menginformasikan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat. Selain itu, juga mengabarkan jika ada pemudik dari luar kota yang masuk ke Jember. Termasuk juga menginformasikan jalur-jalur tikus yang jadi masuknya pemudik dari luar daerah.

 

 

Jurnalis : Dwi Siswanto
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Mahrus Sholih

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Mengenakan kostum merah, Indra Fajri Rasul tampak memikul alat penyemprot disinfektan. Dia mulai mensterilkan posko medis pengamanan Lebaran. Menjadi relawan di posko Lebaran bukan hal baru baginya. Sebab, sebelum-sebelumnya, dia juga kerap terlibat dengan tugas penjagaan menjelang dan saat Idul Fitri.

Indra hampir setiap tahun bertugas menjaga posko PMI di tengah mudik Lebaran. Namun, baru tahun kemarin, dia bebas tugas karena pandemi. “Sekarang bertugas lagi,” jelasnya. Lantaran dari PMI pusat mengadakan lagi untuk posko Lebaran.  Walau masyarakat tidak diperbolehkan mudik, tapi hal-hal emergency tetap diperlukan. Karena itu, bila membutuhkan hal darurat, termasuk mobil ambulans, akan siap meluncur untuk membantu masyarakat.

Selama bersiaga di posko mudik, tugas utamanya adalah pertolongan pertama dan pemeriksaan medis singkat bagi warga yang membutuhkan. Seperti tensi atau lainnya. Pada mudik Lebaran, kata dia, potensi kecelakaan biasanya disebabkan pengendara mengantuk dan lemas akibat puasa. Akibatnya, konsentrasinya menurun. Tapi, tugas kali ini disebutnya berbeda dengan Lebaran dua tahun lalu.

Tahun ini, Indra akan bertugas di Posko PMI Jubung. Lantas, bagaimana keluarga bila Lebaran tidak di rumah, tapi berada di tempat tugas? Menurut Indra, keluarga sudah paham. Mereka tidak mempersoalkan. Sebab, dari awal sudah memahami tugas sebagai relawan PMI.

Hal yang sama juga dirasakan Febrian Wahyu Wardana. Dia merasa rindu menjadi relawan dalam mudik Lebaran. Tahun lalu, saat awal pandemi Covid-19, organisasinya Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Jember tidak dilibatkan dalam posko pengamanan. “Namun tahun ini, kami kembali dilibatkan untuk bantuan komunikasi di posko pengamanan Lebaran,” tutur Febrian.

Pria yang berposisi sebagai Wakil Ketua 1 RAPI Jember ini mengatakan, pihaknya akan bertugas di tiga pos. Yaitu di Roxy Mall, Watu Ulo-Papuma, dan Pantai Pancer, Puger. Dia mengakui, posko Lebaran biasanya juga menjadi sarana rekan-rekan RAPI untuk berjumpa secara tatap muka. “Biasanya ketemu di udara, yaitu radio. Tapi, di posko Lebaran kami bisa bertemu dan berinteraksi bersama dalam menunjang komunikasi radio,” jelasnya.

Namun, kata dia, kali ini berbeda dengan tahun- tahun sebelumnya. Tidak bisa berkumpul-kumpul lagi karena ada pembatasan. Dan setiap posko hanya diisi 2-3 anggota. “Sekarang dibagi tiga sif,” ucapnya.

Bila sebelum pandemi relawan RAPI kerap membantu komunikasi dan menginformasikan kondisi terkini tentang kemacetan pemudik, sekarang konsepnya berubah. Mereka, baik yang berada di posko maupun anggota RAPI mobile, hanya menginformasikan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat. Selain itu, juga mengabarkan jika ada pemudik dari luar kota yang masuk ke Jember. Termasuk juga menginformasikan jalur-jalur tikus yang jadi masuknya pemudik dari luar daerah.

 

 

Jurnalis : Dwi Siswanto
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Mahrus Sholih

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Mengenakan kostum merah, Indra Fajri Rasul tampak memikul alat penyemprot disinfektan. Dia mulai mensterilkan posko medis pengamanan Lebaran. Menjadi relawan di posko Lebaran bukan hal baru baginya. Sebab, sebelum-sebelumnya, dia juga kerap terlibat dengan tugas penjagaan menjelang dan saat Idul Fitri.

Indra hampir setiap tahun bertugas menjaga posko PMI di tengah mudik Lebaran. Namun, baru tahun kemarin, dia bebas tugas karena pandemi. “Sekarang bertugas lagi,” jelasnya. Lantaran dari PMI pusat mengadakan lagi untuk posko Lebaran.  Walau masyarakat tidak diperbolehkan mudik, tapi hal-hal emergency tetap diperlukan. Karena itu, bila membutuhkan hal darurat, termasuk mobil ambulans, akan siap meluncur untuk membantu masyarakat.

Selama bersiaga di posko mudik, tugas utamanya adalah pertolongan pertama dan pemeriksaan medis singkat bagi warga yang membutuhkan. Seperti tensi atau lainnya. Pada mudik Lebaran, kata dia, potensi kecelakaan biasanya disebabkan pengendara mengantuk dan lemas akibat puasa. Akibatnya, konsentrasinya menurun. Tapi, tugas kali ini disebutnya berbeda dengan Lebaran dua tahun lalu.

Tahun ini, Indra akan bertugas di Posko PMI Jubung. Lantas, bagaimana keluarga bila Lebaran tidak di rumah, tapi berada di tempat tugas? Menurut Indra, keluarga sudah paham. Mereka tidak mempersoalkan. Sebab, dari awal sudah memahami tugas sebagai relawan PMI.

Hal yang sama juga dirasakan Febrian Wahyu Wardana. Dia merasa rindu menjadi relawan dalam mudik Lebaran. Tahun lalu, saat awal pandemi Covid-19, organisasinya Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Jember tidak dilibatkan dalam posko pengamanan. “Namun tahun ini, kami kembali dilibatkan untuk bantuan komunikasi di posko pengamanan Lebaran,” tutur Febrian.

Pria yang berposisi sebagai Wakil Ketua 1 RAPI Jember ini mengatakan, pihaknya akan bertugas di tiga pos. Yaitu di Roxy Mall, Watu Ulo-Papuma, dan Pantai Pancer, Puger. Dia mengakui, posko Lebaran biasanya juga menjadi sarana rekan-rekan RAPI untuk berjumpa secara tatap muka. “Biasanya ketemu di udara, yaitu radio. Tapi, di posko Lebaran kami bisa bertemu dan berinteraksi bersama dalam menunjang komunikasi radio,” jelasnya.

Namun, kata dia, kali ini berbeda dengan tahun- tahun sebelumnya. Tidak bisa berkumpul-kumpul lagi karena ada pembatasan. Dan setiap posko hanya diisi 2-3 anggota. “Sekarang dibagi tiga sif,” ucapnya.

Bila sebelum pandemi relawan RAPI kerap membantu komunikasi dan menginformasikan kondisi terkini tentang kemacetan pemudik, sekarang konsepnya berubah. Mereka, baik yang berada di posko maupun anggota RAPI mobile, hanya menginformasikan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat. Selain itu, juga mengabarkan jika ada pemudik dari luar kota yang masuk ke Jember. Termasuk juga menginformasikan jalur-jalur tikus yang jadi masuknya pemudik dari luar daerah.

 

 

Jurnalis : Dwi Siswanto
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Mahrus Sholih

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca