23.3 C
Jember
Tuesday, 28 March 2023

Carikan Orang Tua Asuh Kucing Telantar, Rela Pecah Celengan untuk Giveaway

Hewan yang satu ini memang imut dan menggemaskan. Meski tak sedikit yang ditelantarkan, hingga dibuang. Nah, akun media sosial (medsos) Adopsi Kucing Jember (AKJ) ini bisa menjadi solusi. Sebab, admin akan mencarikan orang tua asuh bagi si meong. Bagaimana caranya?

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – “Yuk adopsi kucing. Blasteran angora, bulu putih, kelamin jantan, usia tiga bulan. Alasannya, oleh pemilik mau dibuang karena sudah terlalu banyak peliharaan kucing. Gratis.” Begitulah tulisan singkat unggahan pada akun Instagram AKJ alias Adopsi Kucing Jember. Medsos tersebut yang menjadi sarana bagi Kamilah Pascayuna Nurmalika untuk perhatian terhadap kucing telantar.

Perempuan 17 tahun yang masih berstatus pelajar di SMAN 1 Jember ini merupakan orang yang ada di balik Instagram AKJ itu. Lewat medsos, kucing tak lagi telantar. “Berapa kucing yang berhasil diadopsi, saya tidak menghitung. Tapi lihat dari posting-annya ada 600, setiap posting-an ada yang menawarkan adopsi tiga ekor. Bahkan ada yang sampai lima ekor,” ucapnya.

Meski AKJ baru berdiri satu tahun belakangan, namun setidaknya sudah ada ribuan kucing yang telah diadopsi. Latar belakang Kamilah membuat adopsi kucing berangkat dari pengalamannya sendiri yang susah mencari kucing adopsi. “Mau adopsi kucing gratis kok susah saat cari medsos. Adanya waktu itu di Surabaya,” terangnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Melihat sistem adopsi kucing di Surabaya itu bagus, maka Kamilah mulai berpikir untuk membuatnya di Jember. Tujuan dia, agar tidak ada yang menelantarkan kucing dan bisa jadi jembatan masyarakat yang ingin memeliharanya.

Saat membuat AKJ, tujuan baik itu tidak langsung berjalan mulus. Responsnya pun minim sekali. Dalam benaknya, dia sempat berpikir apakah AKJ mau dilanjutkan atau tidak. Lantaran keinginan kuat agar kucing tidak lagi telantar, maka dia bertekad melanjutkan AKJ.

Dia pun lantas mengevaluasi kenapa akun AKJ di Instagram sepi dan kurang mendapat respons. Ternyata, salah satu penyebabnya masih banyak orang yang tidak tahu. Sehingga, dia kerap memberikan giveaway. “Agar terkenal dan pemilik kucing yang mau menyerahkan untuk diadopsi itu percaya, maka buat giveaway. Awalnya adalah memberikan makanan kucing gratis,” ungkapnya.

Selama menjadi admin AKJ, banyak cerita bagaimana kucing itu mau diadopsikan. Ada yang karena terlalu banyak merawat kucing, menemukan kucing telantar di pinggir jalan. Bahkan, sampai ada yang menemukan anak kucing di dalam kardus yang tertutup rapat dengan lakban. “Kalau mau adopsi, tidak lewat AKJ atau saya. Bisa langsung ke yang bersangkutan. Terpenting adalah adopsi gratis,” tuturnya.

Dia juga mengaku, pernah ada adopsi dengan catatan ada ganti uang perawatan sebesar Rp 100 ribu. “Ya sama saya tidak boleh. Harus gratis. Kalau ada biaya, bisa jadi untuk jual beli,” tegasnya.

Lantas, uang siapa yang dijadikan giveaway itu, mulai dari pakan sampai perlengkapan kucing yang gratis? Pada awalnya, kata dia, dia memakai uang tabungan pribadi. “Awalnya pakai uang sendiri. Lewat tabungan jualan parfum. Jadi, sebelum pandemi, saya jualan parfum. Uang hasil itu dipakai untuk beli giveaway dan dalam satu bulan sekitar Rp 120 ribu,” ungkapnya.

Kini, dia tidak lagi mengeluarkan uang untuk membeli barang atau makanan untuk giveaway tersebut. “Jadi, sekarang giveaway dari petshop. Mereka ingin promosi, saya minta agar menyediakan giveaway, agar sama-sama sedekah,” imbuhnya.

Dia berharap agar masyarakat tidak hanya sayang kucing karena kelucuan dan keimutannya. Tapi, juga berpikir kelangsungan hidup kucing tersebut. “Bila ingin merawat kucing, harapan saya kalau kebanyakan jangan dibuang. Lebih baik disteril. Kalau dibuang itu kasihan karena dipisahkan dengan induknya,” tuturnya.

Salah satu cara mengatasi ledakan populasi kucing adalah mengendalikan dengan sterilisasi. Bukan dibuang atau ditelantarkan. “Kucing tidak ganggu. Bila buang kotoran di sekitar rumah, maka seharusnya manusia yang berpikir bagaimana mencari siasat,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Dwi Siswanto
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Mahrus Sholih

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – “Yuk adopsi kucing. Blasteran angora, bulu putih, kelamin jantan, usia tiga bulan. Alasannya, oleh pemilik mau dibuang karena sudah terlalu banyak peliharaan kucing. Gratis.” Begitulah tulisan singkat unggahan pada akun Instagram AKJ alias Adopsi Kucing Jember. Medsos tersebut yang menjadi sarana bagi Kamilah Pascayuna Nurmalika untuk perhatian terhadap kucing telantar.

Perempuan 17 tahun yang masih berstatus pelajar di SMAN 1 Jember ini merupakan orang yang ada di balik Instagram AKJ itu. Lewat medsos, kucing tak lagi telantar. “Berapa kucing yang berhasil diadopsi, saya tidak menghitung. Tapi lihat dari posting-annya ada 600, setiap posting-an ada yang menawarkan adopsi tiga ekor. Bahkan ada yang sampai lima ekor,” ucapnya.

Meski AKJ baru berdiri satu tahun belakangan, namun setidaknya sudah ada ribuan kucing yang telah diadopsi. Latar belakang Kamilah membuat adopsi kucing berangkat dari pengalamannya sendiri yang susah mencari kucing adopsi. “Mau adopsi kucing gratis kok susah saat cari medsos. Adanya waktu itu di Surabaya,” terangnya.

Melihat sistem adopsi kucing di Surabaya itu bagus, maka Kamilah mulai berpikir untuk membuatnya di Jember. Tujuan dia, agar tidak ada yang menelantarkan kucing dan bisa jadi jembatan masyarakat yang ingin memeliharanya.

Saat membuat AKJ, tujuan baik itu tidak langsung berjalan mulus. Responsnya pun minim sekali. Dalam benaknya, dia sempat berpikir apakah AKJ mau dilanjutkan atau tidak. Lantaran keinginan kuat agar kucing tidak lagi telantar, maka dia bertekad melanjutkan AKJ.

Dia pun lantas mengevaluasi kenapa akun AKJ di Instagram sepi dan kurang mendapat respons. Ternyata, salah satu penyebabnya masih banyak orang yang tidak tahu. Sehingga, dia kerap memberikan giveaway. “Agar terkenal dan pemilik kucing yang mau menyerahkan untuk diadopsi itu percaya, maka buat giveaway. Awalnya adalah memberikan makanan kucing gratis,” ungkapnya.

Selama menjadi admin AKJ, banyak cerita bagaimana kucing itu mau diadopsikan. Ada yang karena terlalu banyak merawat kucing, menemukan kucing telantar di pinggir jalan. Bahkan, sampai ada yang menemukan anak kucing di dalam kardus yang tertutup rapat dengan lakban. “Kalau mau adopsi, tidak lewat AKJ atau saya. Bisa langsung ke yang bersangkutan. Terpenting adalah adopsi gratis,” tuturnya.

Dia juga mengaku, pernah ada adopsi dengan catatan ada ganti uang perawatan sebesar Rp 100 ribu. “Ya sama saya tidak boleh. Harus gratis. Kalau ada biaya, bisa jadi untuk jual beli,” tegasnya.

Lantas, uang siapa yang dijadikan giveaway itu, mulai dari pakan sampai perlengkapan kucing yang gratis? Pada awalnya, kata dia, dia memakai uang tabungan pribadi. “Awalnya pakai uang sendiri. Lewat tabungan jualan parfum. Jadi, sebelum pandemi, saya jualan parfum. Uang hasil itu dipakai untuk beli giveaway dan dalam satu bulan sekitar Rp 120 ribu,” ungkapnya.

Kini, dia tidak lagi mengeluarkan uang untuk membeli barang atau makanan untuk giveaway tersebut. “Jadi, sekarang giveaway dari petshop. Mereka ingin promosi, saya minta agar menyediakan giveaway, agar sama-sama sedekah,” imbuhnya.

Dia berharap agar masyarakat tidak hanya sayang kucing karena kelucuan dan keimutannya. Tapi, juga berpikir kelangsungan hidup kucing tersebut. “Bila ingin merawat kucing, harapan saya kalau kebanyakan jangan dibuang. Lebih baik disteril. Kalau dibuang itu kasihan karena dipisahkan dengan induknya,” tuturnya.

Salah satu cara mengatasi ledakan populasi kucing adalah mengendalikan dengan sterilisasi. Bukan dibuang atau ditelantarkan. “Kucing tidak ganggu. Bila buang kotoran di sekitar rumah, maka seharusnya manusia yang berpikir bagaimana mencari siasat,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Dwi Siswanto
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Mahrus Sholih

JEMBER, RADARJEMBER.ID – “Yuk adopsi kucing. Blasteran angora, bulu putih, kelamin jantan, usia tiga bulan. Alasannya, oleh pemilik mau dibuang karena sudah terlalu banyak peliharaan kucing. Gratis.” Begitulah tulisan singkat unggahan pada akun Instagram AKJ alias Adopsi Kucing Jember. Medsos tersebut yang menjadi sarana bagi Kamilah Pascayuna Nurmalika untuk perhatian terhadap kucing telantar.

Perempuan 17 tahun yang masih berstatus pelajar di SMAN 1 Jember ini merupakan orang yang ada di balik Instagram AKJ itu. Lewat medsos, kucing tak lagi telantar. “Berapa kucing yang berhasil diadopsi, saya tidak menghitung. Tapi lihat dari posting-annya ada 600, setiap posting-an ada yang menawarkan adopsi tiga ekor. Bahkan ada yang sampai lima ekor,” ucapnya.

Meski AKJ baru berdiri satu tahun belakangan, namun setidaknya sudah ada ribuan kucing yang telah diadopsi. Latar belakang Kamilah membuat adopsi kucing berangkat dari pengalamannya sendiri yang susah mencari kucing adopsi. “Mau adopsi kucing gratis kok susah saat cari medsos. Adanya waktu itu di Surabaya,” terangnya.

Melihat sistem adopsi kucing di Surabaya itu bagus, maka Kamilah mulai berpikir untuk membuatnya di Jember. Tujuan dia, agar tidak ada yang menelantarkan kucing dan bisa jadi jembatan masyarakat yang ingin memeliharanya.

Saat membuat AKJ, tujuan baik itu tidak langsung berjalan mulus. Responsnya pun minim sekali. Dalam benaknya, dia sempat berpikir apakah AKJ mau dilanjutkan atau tidak. Lantaran keinginan kuat agar kucing tidak lagi telantar, maka dia bertekad melanjutkan AKJ.

Dia pun lantas mengevaluasi kenapa akun AKJ di Instagram sepi dan kurang mendapat respons. Ternyata, salah satu penyebabnya masih banyak orang yang tidak tahu. Sehingga, dia kerap memberikan giveaway. “Agar terkenal dan pemilik kucing yang mau menyerahkan untuk diadopsi itu percaya, maka buat giveaway. Awalnya adalah memberikan makanan kucing gratis,” ungkapnya.

Selama menjadi admin AKJ, banyak cerita bagaimana kucing itu mau diadopsikan. Ada yang karena terlalu banyak merawat kucing, menemukan kucing telantar di pinggir jalan. Bahkan, sampai ada yang menemukan anak kucing di dalam kardus yang tertutup rapat dengan lakban. “Kalau mau adopsi, tidak lewat AKJ atau saya. Bisa langsung ke yang bersangkutan. Terpenting adalah adopsi gratis,” tuturnya.

Dia juga mengaku, pernah ada adopsi dengan catatan ada ganti uang perawatan sebesar Rp 100 ribu. “Ya sama saya tidak boleh. Harus gratis. Kalau ada biaya, bisa jadi untuk jual beli,” tegasnya.

Lantas, uang siapa yang dijadikan giveaway itu, mulai dari pakan sampai perlengkapan kucing yang gratis? Pada awalnya, kata dia, dia memakai uang tabungan pribadi. “Awalnya pakai uang sendiri. Lewat tabungan jualan parfum. Jadi, sebelum pandemi, saya jualan parfum. Uang hasil itu dipakai untuk beli giveaway dan dalam satu bulan sekitar Rp 120 ribu,” ungkapnya.

Kini, dia tidak lagi mengeluarkan uang untuk membeli barang atau makanan untuk giveaway tersebut. “Jadi, sekarang giveaway dari petshop. Mereka ingin promosi, saya minta agar menyediakan giveaway, agar sama-sama sedekah,” imbuhnya.

Dia berharap agar masyarakat tidak hanya sayang kucing karena kelucuan dan keimutannya. Tapi, juga berpikir kelangsungan hidup kucing tersebut. “Bila ingin merawat kucing, harapan saya kalau kebanyakan jangan dibuang. Lebih baik disteril. Kalau dibuang itu kasihan karena dipisahkan dengan induknya,” tuturnya.

Salah satu cara mengatasi ledakan populasi kucing adalah mengendalikan dengan sterilisasi. Bukan dibuang atau ditelantarkan. “Kucing tidak ganggu. Bila buang kotoran di sekitar rumah, maka seharusnya manusia yang berpikir bagaimana mencari siasat,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Dwi Siswanto
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Mahrus Sholih

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca