JEMBER, RADARJEMBER.ID — Maraknya aksi penambangan liar batu mangan di Gunung Manggar, Desa Kesilir, Kecamatan Wuluhan langsung direspon tim gabungan. Petugas gabungan Polisi, Perhutani yang ada di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Glundengan, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Wuluhan. Aksi penutupan dipimpin Kapolsek Wuluhan IPTU Solekhan Arief dan Asper Wuluhan Yoyok.
Selain anggota Polsek, tokoh masyarakat, LMDH, serta mandor BKPH Wuluhan juga dilibatkan untuk melakukan penutupan lubang tambang dan memasang papan himbauan, Kamis (7/5). Ada beberapa papan larangan agar tidak ada penambangan liar lagi dikawasan hutan milik Perhutani.
Papan yang dipasang ditulisi “Dilarang Menambang Dikawasan Hutan”, “Awas Bahaya, Lubang Sudah Diberi Solar, Telur Busuk, Pembakaran Ban Bekas dan Pecahan Kaca”. Papan himbauan dipasang di tiga titik yang ada di petak 13A,14 A dan 14 B. Selain itu papan juga dipasang di pintu masuk kawasan Perhutani.
Bukan hanya petugas dan tokoh masyarakat saja, tetapi juga diikuti warga Desa Kesilir, Kecamatan Wuluhan yang sudah resah dengan penambangan liar tersebut. Karena akibat penambangan, petani juga dirugikan saat terjadi banjir.
Batu dan galian tanah yang dinaikkan keatas, ikut terbawa banjir saat terjadi hujan. Tanah dan batu akan masuk ke saluran irigasi dan merusak tanaman yang ada disekitar gunung manggar. Sehingga aksi secara gabungan ini juga diikuti warga terutama dari Desa Kesilir.
Kapolsek Wuluhan IPTU Solekhan Arif mengatakan, pihaknya bersama Perhutani dan warga serta tokoh masyarakat langsung menutup bekas galian. Saat petugas naik di tiga petak tersebut ada dua motor yang diamankan. “Ada ada barang bukti batu hasil tambang yang siap diangkut,” kata Kapolsek.
Kegiatan ini juga atas perintah dari ADM Perhutani, karena masih ada yang melakukan penambangan.
Berarti di lokasi tambang dikawasan Perhutani ini benar benar masih ada kegiatan penambangan. “Di lokasi kita langsung melakukan penutupan dengan menggunakan batu dan tanah yang ada di pinggir lubang. Selain menutup lubang, petugas juga merusak tenda yang terpasang dari terpal dengan cara dibakar,” ujarnya.
“Selain Untuk dua motor yang ditinggal pemiliknya langsung kita amankan sebagai barang bukti,” kata mantan KBO Reskrim Polres Jember ini.
Pemasangan plang dengan tulisan himbauan agar tidak melakukan pengerusakan di lahan Perhutani lagi. Ada tiga petak yang dilakukan penambangan batu mangan. Pihaknya bersama Perhutani dan warga akan melakukan secara rutin menutup lubang bekas galian.
Karena akibat penambangan liar banyak yang dirugikan yakni Perhutani sendiri dan petani. “Karena warga yang mempunyai sawah dipinggir saluran gunung manggar akan tercemari. Batu yang digali itu akan ikut terbawa banjir saat terjadi hujan,” kata Kapolsek.
Pihaknya bersama Perhutani akan melakukan penutupan lubang secara rutin. Hal ini juga harus mendapat dukungan dari masyarakat. Kalau melihat ada penambangan liar lagi, ayo dilaporkan ke petugas Polsek atau Perhutani. “Karena tanpa ada dukungan dari masyarakat tidak akan bisa”, kata Arif.
“Ya minimal warga sekitar gunung manggar ikut menjaga kelestarian hutan milik Perhutani. Dengan melaporkan kepada petugas ini sudah merupakan bentuk ikut memelihara dan melestarikan hutan. Karena ketika terjadi banjir, banyak yang dirugikan terutama petani,” pungkas Kapolsek.
Reporter: Jumai
Fotografer: Jumai
Redaktur: Sholikhul Huda