AMPEL, Radar Jember – Penjualan bahan bakar minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kabupaten Jember patut menjadi perhatian. Sebab, telah terjadi dua insiden yang membahayakan. Yaitu kebakaran kendaraan yang disebabkan oleh pengisian BBM pada tempat yang tidak standar.
Kendaraan pengangkut BBM yang terbakar pertama, yaitu mobil Daihatsu Sigra P 1957 IR, di supiri Andre, di Jalan Dharmawangsa, Desa Jubung, Kecamatan Sukorambi. Mobil Daihatsu Sigra milik Lukman Nulhakim, 38 warga Dusun Kotta Blater, Desa Curahnongko, Tempurejo terbakar setelah keluar dari SPBU Jubung, Kecamatan Sukorambi, Jumat (3/3).
Mobil Sigra ini pada bagian belakangnya diketahui telah dimodifikasi. Yaitu dengan menggunakan tangki dari drum. Selain itu masih mengangkut BBM menggunakan jeriken. Akibat kejadian itu, Lukman mengalami luka bakar cukup parah, sementara sopirnya hanya mengalami luka ringan.
Terpisah, kendaraan yang terbakar kedua, yakni mobil Colt T 120 P 8476 GB di jalan raya Dusun Sambiringik, Desa Ampel, Kecamatan Wuluhan, Minggu (5/3) pukul 19.15. Mobil Pikap ini disupiri David Rohman, 20, warga asal Dusun Mandaran 2, Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger. Saat itu, dia bersama temannya Ferdy, 18, menggunakan mobil T120 untuk membeli BBM jenis solar di SPBU di Jalan Pontang, Ambulu. Dia memakai 9 jeriken plastik dan 15 drum kecil.
KEBAKARAN MOBIL PENGANGKUT BBM:
- Jumat (3/2), mobil Daihatsu Sigra P 1957 IR milik Lukman Nulhakim, warga Desa Curahnongko, Kecamatan Tempurejo terbakar.
- Kebakaran terjadi setelah keluar dari SPBU Jubung, Desa Jubung, Kecamatan Sukorambi.
- Minggu (5/3) kebakaran mobil Pikap Colt T120 P 8476 GB yang disopiri David Rohman, terjadi di Jalan Raya Desa Ampel, Wuluhan.
- Insiden ini juga terjadi setelah pulang membeli BBM jenis solar di SPBU Dusun Langon, Desa Ambulu.
- Jumlah BBM 1.000 liter atau 1 ton jenis solar subsidi.
- Sebanyak 15 drum yang sebagian berisi solar juga diamankan di Mapolsek Wuluhan sebagai barang bukti.
- Atas tragedi ini polisi terus melakukan penyelidikan.
Sebelum terbakar, mobil pikap tiba-tiba mogok. David bersama Ferdy, berusaha memindah mobil dengan cara mendorong. Setelah dirasa aman, tepatnya di depan toko milik Handoko, supir turun dan akan pulang untuk mengambil kendaraan lain untuk mengangkut BBM yang baru dibeli itu.
Namun, saat berjalan, ada warga yang berteriak karena dibagian bawah mobil terlihat ada percikan api. Tak lama kemudian mobil terbakar. Kebakaran juga disertai suara ledakan dari jeriken dari bahan plastik berisi 1 ton BBM jenis solar. “Ledakan membuat api terus membesar,” kata David, supir naas tersebut.
Peristiwa kebakaran mobil pengangkut BBM tersebut selanjutnya dilaporkan ke Polsek setempat. Di sisi lain, warga juga langsung menghubungi posko PMK yang ada di Ambulu. “Tidak lama kemudian satu unit Damkar tiba di lokasi. Demikian juga anggota polsek langsung di lokasi,” kata Kapolsek Wuluhan AKP Solekhan Arief.
Menurut Arief, setelah anggota melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara), mobil dan jeriken dari drum kecil itu diamankan di mapolsek sebagai barang bukti. “Sedangkan untuk pemeriksaan, pemilik BBM atas nama Haji Safrawi, 50, warga Dusun Mandaran 2, Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger kita panggil ke mapolsek,” katanya. Untuk pemeriksaan lebih lanjut, Safrawi dan David akhirnya dimintai keterangan di Polres Jember.
Sementara itu, mobil dan drum kecil yang masih berisi BBM solar diamankan di polsek untuk dijadikan barang bukti. Selain membakar pikap dan BBM, kebakaran juga menimpa toko milik Handoko, warga setempat. “Karena mobil setelah didorong ke pinggir persis di depan toko yang ikut terbakar di bagian terasnya,” pungkas Arief.
Guna melakukan pemeriksaan lanjutan, pemilik BBM yang juga pemilik mobil dilakukan pemeriksaan di unit Tipiter Satreskrim Polres Jember. “Memang benar pemilik BBM jenis solar dan sopir yang juga anaknya ini kita mintai keterangan,” kata Iptu Kukun Kanit Tipiter Polres Jember.
Dikatakan, pembelian BBM jenis solar di SPBU tidak menggunakan kendaraan yang standar soal keamanan. “Seharusnya dia (supir, Red) harus menggunakan kendaraan khususnya, “ katanya.
Sementara itu, solar seberat 1 ton itu yang menggunakan pikap dan menggunakan jeriken. Saat mengangkut mobil, diduga terjadi gesekan yang mengakibatkan muncul percikan api di bagian bawah. Pengakuan sementara, 1 ton BBM solar itu milik puluhan nelayan asal Puger yang minta tolong untuk dibelikan. “Polisi tidak percaya begitu saja. Karena setiap drum kecil mereka mendapatkan keuntungan dari nelayan. Sementara di Puger tepatnya di sekitar TPI sudah ada SPBU untuk Nelayan,” jelas Kukun. (jum/nur)