30.4 C
Jember
Saturday, 10 June 2023

Tercatat, 1.058 Ruang Kelas Rusak Berat

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kerusakan sekolah akibat hujan kembali terjadi. Terbaru adalah SDN Sumberjambe 01, Dusun Pasar, Desa/Kecamatan Sumberjambe. Kerusakan terjadi pada eternit ruang kelas V yang ambrol. Beruntung, runtuhan tersebut tidak memakan korban jiwa. Sebab, selama ini kegiatan belajar dilakukan secara daring.

Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Jember Dhebora Krisnowati mengungkapkan, bagian yang ambrol baru dibangun pada tahun 2019 lalu. Status bangunannya adalah kontraktual. Artinya, bangunan tersebut dibangun dengan akad kontraktual. Dan sekolah tidak mengetahui kontraktor yang merampungkan bangunan tersebut. “Bangunan tahun 2019, tapi kontraktual,” kata Dhebora, kemarin (4/1).

Dhebora memaparkan, pihaknya akan melakukan koordinasi mengenai kontraktor yang melakukan pembangunan. Sedangkan upaya pembenahan akan dilakukan secepat mungkin. Kendati begitu, belum ada tenggat yang pasti kapan pembenahan itu dilakukan. “Pembenahan akan dilakukan secara bertahap,” ujarnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Keberadaan sekolah rusak bukan hal baru. Dalam kurun waktu 2020, terdapat 6.118 ruangan di 907 SD yang rusak. Perinciannya, 1.058 ruangan mengalami rusak berat, 1.014 mengalami rusak sedang. Sementara, 868 ruang kelas mengalami rusak ringan. Sementara, SD yang dalam kondisi bangunan tidak bermasalah hanya sejumlah 175. Pendataan ini nantinya akan disinkronkan dengan data pokok pendidikan (dapodik) yang telah diinput oleh sekolah. Agar data di dapodik sesuai dengan kondisi riil di lapangan.

Dhebora menjelaskan, sinkronisasi pendataan usia bangunan sekolah masih menjadi pekerjaan rumah. Termasuk riwayat penerimaan dana alokasi khusus (DAK) dan pembelanjaannya. Sehingga, jika sudah disinkronisasi, bangunan sekolah yang tua akan mendapat pembenahan sesuai dengan kebutuhan. Ia menyebut, sekolah paling tua dalam pendataan berdiri sejak 1978. “Yang belum dilakukan adalah data sekolah tahun berapa, DAK dalam bentuk apa. Sehingga saya tidak mau ada kabar sekolah rusak lagi karena tidak diperbaiki,” tuturnya.

Sebelumnya, pendataan dalam dapodik mengenai kondisi sekolah belum sesuai dengan kondisi di lapangan. Sebab, masih banyaknya kepala sekolah yang tidak begitu peka dengan kondisi gedungnya. Menurut pengamatannya, banyak kepala sekolah yang meremehkan gedung yang bocor. Sehingga data dapodik tentang kondisi bangunan selalu baik.

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kerusakan sekolah akibat hujan kembali terjadi. Terbaru adalah SDN Sumberjambe 01, Dusun Pasar, Desa/Kecamatan Sumberjambe. Kerusakan terjadi pada eternit ruang kelas V yang ambrol. Beruntung, runtuhan tersebut tidak memakan korban jiwa. Sebab, selama ini kegiatan belajar dilakukan secara daring.

Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Jember Dhebora Krisnowati mengungkapkan, bagian yang ambrol baru dibangun pada tahun 2019 lalu. Status bangunannya adalah kontraktual. Artinya, bangunan tersebut dibangun dengan akad kontraktual. Dan sekolah tidak mengetahui kontraktor yang merampungkan bangunan tersebut. “Bangunan tahun 2019, tapi kontraktual,” kata Dhebora, kemarin (4/1).

Dhebora memaparkan, pihaknya akan melakukan koordinasi mengenai kontraktor yang melakukan pembangunan. Sedangkan upaya pembenahan akan dilakukan secepat mungkin. Kendati begitu, belum ada tenggat yang pasti kapan pembenahan itu dilakukan. “Pembenahan akan dilakukan secara bertahap,” ujarnya.

Keberadaan sekolah rusak bukan hal baru. Dalam kurun waktu 2020, terdapat 6.118 ruangan di 907 SD yang rusak. Perinciannya, 1.058 ruangan mengalami rusak berat, 1.014 mengalami rusak sedang. Sementara, 868 ruang kelas mengalami rusak ringan. Sementara, SD yang dalam kondisi bangunan tidak bermasalah hanya sejumlah 175. Pendataan ini nantinya akan disinkronkan dengan data pokok pendidikan (dapodik) yang telah diinput oleh sekolah. Agar data di dapodik sesuai dengan kondisi riil di lapangan.

Dhebora menjelaskan, sinkronisasi pendataan usia bangunan sekolah masih menjadi pekerjaan rumah. Termasuk riwayat penerimaan dana alokasi khusus (DAK) dan pembelanjaannya. Sehingga, jika sudah disinkronisasi, bangunan sekolah yang tua akan mendapat pembenahan sesuai dengan kebutuhan. Ia menyebut, sekolah paling tua dalam pendataan berdiri sejak 1978. “Yang belum dilakukan adalah data sekolah tahun berapa, DAK dalam bentuk apa. Sehingga saya tidak mau ada kabar sekolah rusak lagi karena tidak diperbaiki,” tuturnya.

Sebelumnya, pendataan dalam dapodik mengenai kondisi sekolah belum sesuai dengan kondisi di lapangan. Sebab, masih banyaknya kepala sekolah yang tidak begitu peka dengan kondisi gedungnya. Menurut pengamatannya, banyak kepala sekolah yang meremehkan gedung yang bocor. Sehingga data dapodik tentang kondisi bangunan selalu baik.

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kerusakan sekolah akibat hujan kembali terjadi. Terbaru adalah SDN Sumberjambe 01, Dusun Pasar, Desa/Kecamatan Sumberjambe. Kerusakan terjadi pada eternit ruang kelas V yang ambrol. Beruntung, runtuhan tersebut tidak memakan korban jiwa. Sebab, selama ini kegiatan belajar dilakukan secara daring.

Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Jember Dhebora Krisnowati mengungkapkan, bagian yang ambrol baru dibangun pada tahun 2019 lalu. Status bangunannya adalah kontraktual. Artinya, bangunan tersebut dibangun dengan akad kontraktual. Dan sekolah tidak mengetahui kontraktor yang merampungkan bangunan tersebut. “Bangunan tahun 2019, tapi kontraktual,” kata Dhebora, kemarin (4/1).

Dhebora memaparkan, pihaknya akan melakukan koordinasi mengenai kontraktor yang melakukan pembangunan. Sedangkan upaya pembenahan akan dilakukan secepat mungkin. Kendati begitu, belum ada tenggat yang pasti kapan pembenahan itu dilakukan. “Pembenahan akan dilakukan secara bertahap,” ujarnya.

Keberadaan sekolah rusak bukan hal baru. Dalam kurun waktu 2020, terdapat 6.118 ruangan di 907 SD yang rusak. Perinciannya, 1.058 ruangan mengalami rusak berat, 1.014 mengalami rusak sedang. Sementara, 868 ruang kelas mengalami rusak ringan. Sementara, SD yang dalam kondisi bangunan tidak bermasalah hanya sejumlah 175. Pendataan ini nantinya akan disinkronkan dengan data pokok pendidikan (dapodik) yang telah diinput oleh sekolah. Agar data di dapodik sesuai dengan kondisi riil di lapangan.

Dhebora menjelaskan, sinkronisasi pendataan usia bangunan sekolah masih menjadi pekerjaan rumah. Termasuk riwayat penerimaan dana alokasi khusus (DAK) dan pembelanjaannya. Sehingga, jika sudah disinkronisasi, bangunan sekolah yang tua akan mendapat pembenahan sesuai dengan kebutuhan. Ia menyebut, sekolah paling tua dalam pendataan berdiri sejak 1978. “Yang belum dilakukan adalah data sekolah tahun berapa, DAK dalam bentuk apa. Sehingga saya tidak mau ada kabar sekolah rusak lagi karena tidak diperbaiki,” tuturnya.

Sebelumnya, pendataan dalam dapodik mengenai kondisi sekolah belum sesuai dengan kondisi di lapangan. Sebab, masih banyaknya kepala sekolah yang tidak begitu peka dengan kondisi gedungnya. Menurut pengamatannya, banyak kepala sekolah yang meremehkan gedung yang bocor. Sehingga data dapodik tentang kondisi bangunan selalu baik.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca