Mobile_AP_Rectangle 1
Sedangkan fitur penunjang keputusan dapat membantu para petani dalam menentukan takaran produksi pupuk yang ideal. Perhitungan komposisi pupuk yang akan dilakukan oleh petani dilakukan dengan menggunakan sistem matematika.
Data matematis yang dilakukan meliputi pupuk kandang yang tersedia, jumlah kotoran cair dan padat, dan lainnya. Kemudian, sistem Naraku akan memberikan rekomendasi jumlah yang diproduksi oleh petani. “Data tersebut nantinya akan diolah oleh sistem dan direkomendasikan melalui sintek linier programming atau istilah perhitungan matematika dalam dunia pemrograman,” papar mahasiswa semeter VI Fakultas Ilmu Komputer tersebut.
Hingga saat ini, inovasi yang telah dibuat sejak Agustus 2020 itu masih minim digunakan oleh petani. Musababnya, Amri Zaman mengungkapkan, untuk penggunaan fitur rekomendasi jumlah produksi masih belum maksimal. “Karena masih terfokus pada fitur pemasaran. Petani masih dalam proses adaptasi penggunaan sistem Naraku,” paparnya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Ke depan, Amri Zaman berencana akan terus mengenjot edukasi kepada petani dalam pemanfaatan aplikasi tersebut. Ia optimistis, melalui sistem Naraku, pemanfaatan pupuk organik semakin maksimal dengan hasil produksi yang ideal.
- Advertisement -
Sedangkan fitur penunjang keputusan dapat membantu para petani dalam menentukan takaran produksi pupuk yang ideal. Perhitungan komposisi pupuk yang akan dilakukan oleh petani dilakukan dengan menggunakan sistem matematika.
Data matematis yang dilakukan meliputi pupuk kandang yang tersedia, jumlah kotoran cair dan padat, dan lainnya. Kemudian, sistem Naraku akan memberikan rekomendasi jumlah yang diproduksi oleh petani. “Data tersebut nantinya akan diolah oleh sistem dan direkomendasikan melalui sintek linier programming atau istilah perhitungan matematika dalam dunia pemrograman,” papar mahasiswa semeter VI Fakultas Ilmu Komputer tersebut.
Hingga saat ini, inovasi yang telah dibuat sejak Agustus 2020 itu masih minim digunakan oleh petani. Musababnya, Amri Zaman mengungkapkan, untuk penggunaan fitur rekomendasi jumlah produksi masih belum maksimal. “Karena masih terfokus pada fitur pemasaran. Petani masih dalam proses adaptasi penggunaan sistem Naraku,” paparnya.
Ke depan, Amri Zaman berencana akan terus mengenjot edukasi kepada petani dalam pemanfaatan aplikasi tersebut. Ia optimistis, melalui sistem Naraku, pemanfaatan pupuk organik semakin maksimal dengan hasil produksi yang ideal.
Sedangkan fitur penunjang keputusan dapat membantu para petani dalam menentukan takaran produksi pupuk yang ideal. Perhitungan komposisi pupuk yang akan dilakukan oleh petani dilakukan dengan menggunakan sistem matematika.
Data matematis yang dilakukan meliputi pupuk kandang yang tersedia, jumlah kotoran cair dan padat, dan lainnya. Kemudian, sistem Naraku akan memberikan rekomendasi jumlah yang diproduksi oleh petani. “Data tersebut nantinya akan diolah oleh sistem dan direkomendasikan melalui sintek linier programming atau istilah perhitungan matematika dalam dunia pemrograman,” papar mahasiswa semeter VI Fakultas Ilmu Komputer tersebut.
Hingga saat ini, inovasi yang telah dibuat sejak Agustus 2020 itu masih minim digunakan oleh petani. Musababnya, Amri Zaman mengungkapkan, untuk penggunaan fitur rekomendasi jumlah produksi masih belum maksimal. “Karena masih terfokus pada fitur pemasaran. Petani masih dalam proses adaptasi penggunaan sistem Naraku,” paparnya.
Ke depan, Amri Zaman berencana akan terus mengenjot edukasi kepada petani dalam pemanfaatan aplikasi tersebut. Ia optimistis, melalui sistem Naraku, pemanfaatan pupuk organik semakin maksimal dengan hasil produksi yang ideal.