22.4 C
Jember
Wednesday, 31 May 2023

Sampai Bikin Penanda di Tengah Aspal

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Siang itu, Fendi tampak memperhatikan onggokan benda yang berdiri persis di depan bengkelnya, di Jalan Moh Yamin, Kelurahan Tegal Besar, Kaliwates. Benda yang menjadi penanda jalan berlubang itu berasal dari berbagai barang bekas, seperti boneka, ban, bak mandi, kayu, banner, dan beberapa ranting pohon.

“Sengaja saya pasang di tengah jalan biar tidak ada korban lagi,” kata pemuda berusia 28 tahun tersebut kepada Jawa Pos Radar Jember, kemarin (31/1). Penyebabnya, kata dia, sehari sebelumnya, Sabtu (30/1) malam, dia bersama teman-temannya tengah berkumpul sembari membakar ayam. “Tiba-tiba ada yang jatuh, pas melintas di jalan ini. Sekitar pukul delapan malam” ucap warga Dusun Gumuk Bagu, Kelurahan Tegal Besar, tersebut.

Untung saja, kata Fendi, si pengedaran itu melaju pelan. Jadi, saat jatuh korban tak sampai terluka. “Motornya beset, tapi orangnya tidak apa-apa,” ungkapnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Belum sempat bubar, rupanya ada yang jatuh lagi sekitar pukul 22.30. Menurut dia, yang ini cukup parah lantaran melaju dengan kecepatan yang cukup kencang. Bahkan, korban sampai terseret sekitar 15 meter dari lubang jalan. “Bisa jadi, karena jalan ini tergolong sepi, dia melaju kencang karena takut ada begal dan semacamnya,” terangnya.

Dua insiden itu kemudian menjadi perbincangan di antara kawan-kawannya. Mereka pun memutuskan memasang benda sebagai penanda jeglongan. Terlebih, sepanjang Jalan Moh Yamin memang cukup banyak yang rusak.

Fendi menambahkan, sebenarnya dirinya sudah kerap menambal jalan berlubang di depan bengkelnya itu. Namun, hanya bertahan sebentar karena menggunakan bahan seadanya. Apalagi sekarang musim hujan. Air hujan gampang menggerus material jalan sehingga mengakibatkan lubang semakin parah. “Dulu kecil, sekarang makin besar,” imbuhnya.

Pantauan Jawa Pos Radar Jember, terdapat 168 lubang di jalan sepanjang 1,6 kilometer tersebut. Kerusakan jalannya pun beragam. Mulai dari lubang dengan diameter 30 sentimeter hingga 1 meter dan kedalaman lubang rata-rata 15 sentimeter hingga 30 sentimeter. Selain itu, juga tampak jalan yang masih digenangi air. Tentu saja, berbahaya saat dilintasi pengendara, utamanya malam hari.

Sementara itu, jalan berlubang lain di Kecamatan Kaliwates juga ditemukan di sepanjang Jalan KH Siddiq hingga Jalan KH Agus Salim, Kelurahan Jember Kidul. Hasil perhitungan, setidaknya ada 78 lubang yang terdapat di jalan sepanjang 2,9 kilometer tersebut. “Untungnya, di jalan ini ramai. Jadi, kalau melintas rata-rata pelan. Jatuh pun tidak terlalu parah,” ucap Saleh, tukang becak yang biasa mangkal di depan Puskesmas Jember Kidul.

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Siang itu, Fendi tampak memperhatikan onggokan benda yang berdiri persis di depan bengkelnya, di Jalan Moh Yamin, Kelurahan Tegal Besar, Kaliwates. Benda yang menjadi penanda jalan berlubang itu berasal dari berbagai barang bekas, seperti boneka, ban, bak mandi, kayu, banner, dan beberapa ranting pohon.

“Sengaja saya pasang di tengah jalan biar tidak ada korban lagi,” kata pemuda berusia 28 tahun tersebut kepada Jawa Pos Radar Jember, kemarin (31/1). Penyebabnya, kata dia, sehari sebelumnya, Sabtu (30/1) malam, dia bersama teman-temannya tengah berkumpul sembari membakar ayam. “Tiba-tiba ada yang jatuh, pas melintas di jalan ini. Sekitar pukul delapan malam” ucap warga Dusun Gumuk Bagu, Kelurahan Tegal Besar, tersebut.

Untung saja, kata Fendi, si pengedaran itu melaju pelan. Jadi, saat jatuh korban tak sampai terluka. “Motornya beset, tapi orangnya tidak apa-apa,” ungkapnya.

Belum sempat bubar, rupanya ada yang jatuh lagi sekitar pukul 22.30. Menurut dia, yang ini cukup parah lantaran melaju dengan kecepatan yang cukup kencang. Bahkan, korban sampai terseret sekitar 15 meter dari lubang jalan. “Bisa jadi, karena jalan ini tergolong sepi, dia melaju kencang karena takut ada begal dan semacamnya,” terangnya.

Dua insiden itu kemudian menjadi perbincangan di antara kawan-kawannya. Mereka pun memutuskan memasang benda sebagai penanda jeglongan. Terlebih, sepanjang Jalan Moh Yamin memang cukup banyak yang rusak.

Fendi menambahkan, sebenarnya dirinya sudah kerap menambal jalan berlubang di depan bengkelnya itu. Namun, hanya bertahan sebentar karena menggunakan bahan seadanya. Apalagi sekarang musim hujan. Air hujan gampang menggerus material jalan sehingga mengakibatkan lubang semakin parah. “Dulu kecil, sekarang makin besar,” imbuhnya.

Pantauan Jawa Pos Radar Jember, terdapat 168 lubang di jalan sepanjang 1,6 kilometer tersebut. Kerusakan jalannya pun beragam. Mulai dari lubang dengan diameter 30 sentimeter hingga 1 meter dan kedalaman lubang rata-rata 15 sentimeter hingga 30 sentimeter. Selain itu, juga tampak jalan yang masih digenangi air. Tentu saja, berbahaya saat dilintasi pengendara, utamanya malam hari.

Sementara itu, jalan berlubang lain di Kecamatan Kaliwates juga ditemukan di sepanjang Jalan KH Siddiq hingga Jalan KH Agus Salim, Kelurahan Jember Kidul. Hasil perhitungan, setidaknya ada 78 lubang yang terdapat di jalan sepanjang 2,9 kilometer tersebut. “Untungnya, di jalan ini ramai. Jadi, kalau melintas rata-rata pelan. Jatuh pun tidak terlalu parah,” ucap Saleh, tukang becak yang biasa mangkal di depan Puskesmas Jember Kidul.

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Siang itu, Fendi tampak memperhatikan onggokan benda yang berdiri persis di depan bengkelnya, di Jalan Moh Yamin, Kelurahan Tegal Besar, Kaliwates. Benda yang menjadi penanda jalan berlubang itu berasal dari berbagai barang bekas, seperti boneka, ban, bak mandi, kayu, banner, dan beberapa ranting pohon.

“Sengaja saya pasang di tengah jalan biar tidak ada korban lagi,” kata pemuda berusia 28 tahun tersebut kepada Jawa Pos Radar Jember, kemarin (31/1). Penyebabnya, kata dia, sehari sebelumnya, Sabtu (30/1) malam, dia bersama teman-temannya tengah berkumpul sembari membakar ayam. “Tiba-tiba ada yang jatuh, pas melintas di jalan ini. Sekitar pukul delapan malam” ucap warga Dusun Gumuk Bagu, Kelurahan Tegal Besar, tersebut.

Untung saja, kata Fendi, si pengedaran itu melaju pelan. Jadi, saat jatuh korban tak sampai terluka. “Motornya beset, tapi orangnya tidak apa-apa,” ungkapnya.

Belum sempat bubar, rupanya ada yang jatuh lagi sekitar pukul 22.30. Menurut dia, yang ini cukup parah lantaran melaju dengan kecepatan yang cukup kencang. Bahkan, korban sampai terseret sekitar 15 meter dari lubang jalan. “Bisa jadi, karena jalan ini tergolong sepi, dia melaju kencang karena takut ada begal dan semacamnya,” terangnya.

Dua insiden itu kemudian menjadi perbincangan di antara kawan-kawannya. Mereka pun memutuskan memasang benda sebagai penanda jeglongan. Terlebih, sepanjang Jalan Moh Yamin memang cukup banyak yang rusak.

Fendi menambahkan, sebenarnya dirinya sudah kerap menambal jalan berlubang di depan bengkelnya itu. Namun, hanya bertahan sebentar karena menggunakan bahan seadanya. Apalagi sekarang musim hujan. Air hujan gampang menggerus material jalan sehingga mengakibatkan lubang semakin parah. “Dulu kecil, sekarang makin besar,” imbuhnya.

Pantauan Jawa Pos Radar Jember, terdapat 168 lubang di jalan sepanjang 1,6 kilometer tersebut. Kerusakan jalannya pun beragam. Mulai dari lubang dengan diameter 30 sentimeter hingga 1 meter dan kedalaman lubang rata-rata 15 sentimeter hingga 30 sentimeter. Selain itu, juga tampak jalan yang masih digenangi air. Tentu saja, berbahaya saat dilintasi pengendara, utamanya malam hari.

Sementara itu, jalan berlubang lain di Kecamatan Kaliwates juga ditemukan di sepanjang Jalan KH Siddiq hingga Jalan KH Agus Salim, Kelurahan Jember Kidul. Hasil perhitungan, setidaknya ada 78 lubang yang terdapat di jalan sepanjang 2,9 kilometer tersebut. “Untungnya, di jalan ini ramai. Jadi, kalau melintas rata-rata pelan. Jatuh pun tidak terlalu parah,” ucap Saleh, tukang becak yang biasa mangkal di depan Puskesmas Jember Kidul.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca