JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sejumlah kendaraan roda empat hingga roda dua mengantre agar bisa melewati jalan di Desa Mojosari, Kecamatan Puger. Jalanan yang panjangnya 300 meter itu rusak. Bahkan aspal pun tak nampak. Jalan berlubang juga ada di berbagai sisi. Seperti mengepung. Di samping kiri, kanan, bahkan tengah. Jalur ini seolah mewanti-wanti agar pengendara yang lewat harus ekstra hati-hati.
Sudah lima tahun lebih jalanan ini tidak diperbaiki. Persinya, mulai dari jembatan Sungai Besini hingga Pasar Ledokan di Mojosari. Bahkan, jalur yang hanya beberapa ratus meter itu sering memakan korban. Apalagi di saat musim hujan seperti ini. Kecelakaan sering terjadi, hampir saban hari. āSetiap hari itu pasti ada yang jatuh. Makanya, kadang kalau naik sepeda pancal dituntun,ā kata Wiwin, 37, warga setempat, kemarin (31/1).
Salah satu kecelakaan baru-baru ini menimpa pedagang yang tengah mengangkut sayur ke pasar. Dia menggunakan motor roda tiga. Kendaraan bermuatan sayur ini terbalik setelah melewati jeglongan yang relatif dalam. Sayur-mayurnya pun berceceran di mana-mana. āBaru beberapa hari kemarin. Tosa-nyaĀ glimpang,āĀ tambah pemilik toko yang berada di pinggir jalan tersebut.
Kecelakaan tunggal juga menimpa seorang lansia, Sabtu (30/1) sore lalu. Kecelakaan disebabkan lantaran kendaraannya terpeleset ketika menghindari jalanan berlubang.
Ifa, warga setempat, juga menuturkan hal serupa. Perempuan 35 tahun ini mengungkapkan, nyaris setiap hari jalanan tersebut memakan korban. Biasanya kecelakaan tunggal. Penyebabnya adalah kendaraan yang tak bisa menghindari lubang jalanan. āKecelakaannya beragam. Tidak hanya kendaraan bermotor. Kadang juga menimpa pedagang tempe yang menggunakan sepeda,ā tuturnya.
Menurutnya, pemerintah desa setempat sudah sering mengajukan perbaikan jalan kepada pemerintah daerah. Namun, hingga saat ini pengajuan tersebut tidak pernah mendapatkan persetujuan dan pembenahan. Akibatnya, sebagian warga memutuskan menutup lubang jalan dengan dana iuran masyarakat. Penutupan lubang di jalanan sepanjang 300 meter ini dilakukan dengan sederhana. Yakni, hanya ditutupi dengan pasir dan tanah. āKadang kalau ada sumbangan dikasih batu,ā imbuh Wiwin.
Baik Wiwin maupun Ifa berharap, nantinya akan ada perbaikan jalan di masa periode bupati baru. Dengan begitu, jalanan tersebut tidak lagi menjadi penyebab kecelakaan. Selain itu, mobilitas distribusi sayur dan ikan laut dari Puger menuju Surabaya juga semakin lancar.
Tak hanya di wilayah Jember selatan, kawasan utara juga tak jauh berbeda. Pantauan Jawa Pos Radar Jember di jalan mulai dari Kecamatan Ledokombo hingga Sumberjambe, kondisinya rusak parah. Jalur yang menghubungkan dua kecamatan itu juga sudah banyak menyebabkan korban jatuh.
Seperti yang disampaikan Nila, 49, warga Desa Cumedak, Kecamatan Sumberjambe. Dia mengaku bahwa sudah banyak pengendara motor yang jatuh akibat menghindar jalan rusak. āKerusakan semakin parah setelah tidak ada perhatian dari pemerintah. Khususnya PU Bina Marga,ā katanya.
Sementara, jalan rusak juga terlihat di wilayah Kecamatan Tempurejo. Jalan mulai dari simpang tiga Desa Tempurejo yang menuju ke arah Desa Kawangrejo, juga rusak. Yang parah mulai dari simpang tiga hingga pertokoan Galaxy. Sepanjang satu kilometer tidak ada jalan yang bisa dipilih karena hampir semuanya berlubang.
Sedangkan jalan mulai dari Desa Kawangrejo hingga ke Desa Lengkong , Kecamatan Mumbulsari, kondisinya juga sama. Bahkan, warga setempat sempat bergotong royong menutup jalan berlubang tersebut dengan pasir bercampur batu.