24 C
Jember
Thursday, 1 June 2023

Tampung Anak Buruh Migran lewat Sekolah Minggu Ceria

Mobile_AP_Rectangle 1

LEDOKOMBO, Radar Jember – Sekolah Minggu Ceria digagas oleh Komunitas Tanoker Ledokombo sebagai wadah pembelajaran anak buruh migran. Saat ini sekolah tersebut mulai tergabung dalam Global Network of Religions for Children (GNRC), sehingga memiliki relasi lebih luas dan program lebih tertata.

BACA JUGA : Gelar Pasar Murah sampai Akhir Ramadan, Harga Kebutuhan Pokok Jadi Miring

Farha Ciciek, pendiri Komunitas Tanoker Ledokombo, mengatakan, Sekolah Minggu Ceria merupakan salah satu program untuk anak buruh migran yang bertujuan membangun ruang kreativitas dan aktivitas. “Jadi, belajar sambil bermain,” paparnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Dia mengakui, anak buruh migran sedikit banyak kurang perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya, karena bekerja di luar negeri. Oleh karena itu, agar tidak terjerumus hal yang tidak diinginkan, pihaknya ingin membentuk sebuah wadah sekolah agar anak buruh migran lebih tertata dan terdidik. “Jadi, Sekolah Minggu Ceria yang saat ini tergabung di GNRC itu menanamkan sikap menghargai, menghormati semua keberagaman, juga menumbuhkan sikap solidaritas, serta berempati,” ucapnya.

- Advertisement -

LEDOKOMBO, Radar Jember – Sekolah Minggu Ceria digagas oleh Komunitas Tanoker Ledokombo sebagai wadah pembelajaran anak buruh migran. Saat ini sekolah tersebut mulai tergabung dalam Global Network of Religions for Children (GNRC), sehingga memiliki relasi lebih luas dan program lebih tertata.

BACA JUGA : Gelar Pasar Murah sampai Akhir Ramadan, Harga Kebutuhan Pokok Jadi Miring

Farha Ciciek, pendiri Komunitas Tanoker Ledokombo, mengatakan, Sekolah Minggu Ceria merupakan salah satu program untuk anak buruh migran yang bertujuan membangun ruang kreativitas dan aktivitas. “Jadi, belajar sambil bermain,” paparnya.

Dia mengakui, anak buruh migran sedikit banyak kurang perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya, karena bekerja di luar negeri. Oleh karena itu, agar tidak terjerumus hal yang tidak diinginkan, pihaknya ingin membentuk sebuah wadah sekolah agar anak buruh migran lebih tertata dan terdidik. “Jadi, Sekolah Minggu Ceria yang saat ini tergabung di GNRC itu menanamkan sikap menghargai, menghormati semua keberagaman, juga menumbuhkan sikap solidaritas, serta berempati,” ucapnya.

LEDOKOMBO, Radar Jember – Sekolah Minggu Ceria digagas oleh Komunitas Tanoker Ledokombo sebagai wadah pembelajaran anak buruh migran. Saat ini sekolah tersebut mulai tergabung dalam Global Network of Religions for Children (GNRC), sehingga memiliki relasi lebih luas dan program lebih tertata.

BACA JUGA : Gelar Pasar Murah sampai Akhir Ramadan, Harga Kebutuhan Pokok Jadi Miring

Farha Ciciek, pendiri Komunitas Tanoker Ledokombo, mengatakan, Sekolah Minggu Ceria merupakan salah satu program untuk anak buruh migran yang bertujuan membangun ruang kreativitas dan aktivitas. “Jadi, belajar sambil bermain,” paparnya.

Dia mengakui, anak buruh migran sedikit banyak kurang perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya, karena bekerja di luar negeri. Oleh karena itu, agar tidak terjerumus hal yang tidak diinginkan, pihaknya ingin membentuk sebuah wadah sekolah agar anak buruh migran lebih tertata dan terdidik. “Jadi, Sekolah Minggu Ceria yang saat ini tergabung di GNRC itu menanamkan sikap menghargai, menghormati semua keberagaman, juga menumbuhkan sikap solidaritas, serta berempati,” ucapnya.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca