29.8 C
Jember
Thursday, 23 March 2023

Klaster Sekolah Tidak Mempengaruhi Penutupan Wilayah

Mobile_AP_Rectangle 1

JAKARTA, RADARJEMBER.ID- Pemberlakuan sekolah tatap muka telah dilaksanakan dibeberapa wilayah khususnya wilayah yang telah mengalami penurunan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM. Pembelajaran tatap muka disejumlah sekolah diizinkan dengan protokol kesehatan yang ketat. Beberapa wilayah juga menjadikan vaksinasi sebagai syarat untuk melakukan PTM.

Meski telah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan pengurangan jam pembelajaran ternyata hal tersebut masih menimbulkan keresahan bagi para orang tua akan munculnya klaster baru. Menteri pendidikan kebudayaan riset dan teknologi (mendikbudristek) Nadiesm Makarim menuturkan terkait penularan hal itu bisa diminimalisasi apabila mematuhi protokol kesehatan.

“Semua SOP dan peraturan sudah sangat jelas, nggak berubah prokes sekolah untuk melakukan ptm itu sudah sangat jelas sekarang tinggal diikutin aja SKB 4 menterinya,” ujar Nadiem dalam webinar bangkit bareng melansir dari Jawapos.com

Mobile_AP_Rectangle 2

Dalam pengaturan SKB 4 Menteri dijelaskan bahwa PTM dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti memakai masker menghindari kerumunan denga melarang berkumpul di kantin sekolah.

Nadiem juga menjelaskan jika terjadi klaster baru di sekolah maka penutupan daerah tidak lagi dilakukan. Hanya sekolah yang teridentifikasi atau yang menjadi klaster saja yang ditutup. Sebab penutupan daerah akan menggangu proses belajar mengajar tatap muka yang sedang dilaksanakan sekolah lainya.

“Kalau misalnya ada klaster ketemu atau ada yang terkena infeksi ada SOP-nya sekolahnya aja sekarang sudah bukan jaman lagi menutup daerah sekolah,” ujarnya.

Nadiem menyadari tentang kemungkinan adanya klaster baru terutama pada wilayah PPKM level 4. Sebab itu syarat pelaksanaan tatap muka pada sekolah harus dipatuhi dengan benar. selain itu ia juga menegaskan tentang penutupan sekolah bukan wilayah sekolah jika terdapat sekolah yang menjadi klaster.

“Tentunya kalau kita masuk level 4 masuk ada kemungkinan klaster tapi saat ini kemunghkinanya lumayan kecil dan kita harus menyasar kedepanya kalau mau tutup, tutup sekolah ya hanya individu sekolah mulai sekarang udah gak bisa lagi (tutp daerah),” pungkasnya. (ona/c2/rus/JPG)

 

- Advertisement -

JAKARTA, RADARJEMBER.ID- Pemberlakuan sekolah tatap muka telah dilaksanakan dibeberapa wilayah khususnya wilayah yang telah mengalami penurunan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM. Pembelajaran tatap muka disejumlah sekolah diizinkan dengan protokol kesehatan yang ketat. Beberapa wilayah juga menjadikan vaksinasi sebagai syarat untuk melakukan PTM.

Meski telah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan pengurangan jam pembelajaran ternyata hal tersebut masih menimbulkan keresahan bagi para orang tua akan munculnya klaster baru. Menteri pendidikan kebudayaan riset dan teknologi (mendikbudristek) Nadiesm Makarim menuturkan terkait penularan hal itu bisa diminimalisasi apabila mematuhi protokol kesehatan.

“Semua SOP dan peraturan sudah sangat jelas, nggak berubah prokes sekolah untuk melakukan ptm itu sudah sangat jelas sekarang tinggal diikutin aja SKB 4 menterinya,” ujar Nadiem dalam webinar bangkit bareng melansir dari Jawapos.com

Dalam pengaturan SKB 4 Menteri dijelaskan bahwa PTM dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti memakai masker menghindari kerumunan denga melarang berkumpul di kantin sekolah.

Nadiem juga menjelaskan jika terjadi klaster baru di sekolah maka penutupan daerah tidak lagi dilakukan. Hanya sekolah yang teridentifikasi atau yang menjadi klaster saja yang ditutup. Sebab penutupan daerah akan menggangu proses belajar mengajar tatap muka yang sedang dilaksanakan sekolah lainya.

“Kalau misalnya ada klaster ketemu atau ada yang terkena infeksi ada SOP-nya sekolahnya aja sekarang sudah bukan jaman lagi menutup daerah sekolah,” ujarnya.

Nadiem menyadari tentang kemungkinan adanya klaster baru terutama pada wilayah PPKM level 4. Sebab itu syarat pelaksanaan tatap muka pada sekolah harus dipatuhi dengan benar. selain itu ia juga menegaskan tentang penutupan sekolah bukan wilayah sekolah jika terdapat sekolah yang menjadi klaster.

“Tentunya kalau kita masuk level 4 masuk ada kemungkinan klaster tapi saat ini kemunghkinanya lumayan kecil dan kita harus menyasar kedepanya kalau mau tutup, tutup sekolah ya hanya individu sekolah mulai sekarang udah gak bisa lagi (tutp daerah),” pungkasnya. (ona/c2/rus/JPG)

 

JAKARTA, RADARJEMBER.ID- Pemberlakuan sekolah tatap muka telah dilaksanakan dibeberapa wilayah khususnya wilayah yang telah mengalami penurunan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM. Pembelajaran tatap muka disejumlah sekolah diizinkan dengan protokol kesehatan yang ketat. Beberapa wilayah juga menjadikan vaksinasi sebagai syarat untuk melakukan PTM.

Meski telah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan pengurangan jam pembelajaran ternyata hal tersebut masih menimbulkan keresahan bagi para orang tua akan munculnya klaster baru. Menteri pendidikan kebudayaan riset dan teknologi (mendikbudristek) Nadiesm Makarim menuturkan terkait penularan hal itu bisa diminimalisasi apabila mematuhi protokol kesehatan.

“Semua SOP dan peraturan sudah sangat jelas, nggak berubah prokes sekolah untuk melakukan ptm itu sudah sangat jelas sekarang tinggal diikutin aja SKB 4 menterinya,” ujar Nadiem dalam webinar bangkit bareng melansir dari Jawapos.com

Dalam pengaturan SKB 4 Menteri dijelaskan bahwa PTM dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti memakai masker menghindari kerumunan denga melarang berkumpul di kantin sekolah.

Nadiem juga menjelaskan jika terjadi klaster baru di sekolah maka penutupan daerah tidak lagi dilakukan. Hanya sekolah yang teridentifikasi atau yang menjadi klaster saja yang ditutup. Sebab penutupan daerah akan menggangu proses belajar mengajar tatap muka yang sedang dilaksanakan sekolah lainya.

“Kalau misalnya ada klaster ketemu atau ada yang terkena infeksi ada SOP-nya sekolahnya aja sekarang sudah bukan jaman lagi menutup daerah sekolah,” ujarnya.

Nadiem menyadari tentang kemungkinan adanya klaster baru terutama pada wilayah PPKM level 4. Sebab itu syarat pelaksanaan tatap muka pada sekolah harus dipatuhi dengan benar. selain itu ia juga menegaskan tentang penutupan sekolah bukan wilayah sekolah jika terdapat sekolah yang menjadi klaster.

“Tentunya kalau kita masuk level 4 masuk ada kemungkinan klaster tapi saat ini kemunghkinanya lumayan kecil dan kita harus menyasar kedepanya kalau mau tutup, tutup sekolah ya hanya individu sekolah mulai sekarang udah gak bisa lagi (tutp daerah),” pungkasnya. (ona/c2/rus/JPG)

 

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca