22.4 C
Jember
Wednesday, 31 May 2023

Jenuh Belajar Daring, Begini Cara Siswa Atasi Boring

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Pembelajaran daring di era pandemi sudah berlangsung lebih setahun belakangan ini. Hal itu dapat menimbulkan kebosanan alias boring bagi siswa. Ternyata, siswa punya cara tersendiri untuk mengatasi kejenuhan tersebut. Namun bukan dengan main game online.

Fajri Maulana, siswa kelas IX MTs Negeri 1 Jember, misalnya, dia memilih pergi ke perpustakaan daerah (perpusda) di Jalan DI Panjaitan, Kecamatan Sumbersari. Bahkan ia mengaku betah berada di ruangan ber-AC itu dengan membaca buku. Apalagi suasana di tempat itu cukup tenang.

Begitu memasuki Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Jember, Fajri bersama seorang teman terlihat tengah memilah-milah buku di lantai bawah Perpusda. Sesaat kemudian, kedua siswa MTs tersebut berpindah ke lantai atas menapaki anak tangga.

Mobile_AP_Rectangle 2

Kembali, tangan Fajri menari di rak buku mencari buku sesuai keinginan. Gerakan tangan siswa berambut ikal itu tiba-tiba berhenti dan menarik sebuah buku berwarna putih. Fajri lantas duduk di gelaran karpet warna hijau. Ia tampak serius membaca buku tersebut sambil bersandar di tembok.

Jawa Pos Radar Jember sempat dibikin penasaran. Karena remaja belasan tahun itu sempat berpindah-pindah rak mencari buku sesuai keinginan. Siapa sangka, Fajri mengandrungi novel bertemakan misteri atau horor.

Baca juga : Seleksi UMPTKIN Kembali Dihelat Secara Daring

Kebiasaan membaca novel horor oleh murid usia sekolah memang jarang dilakukan. Biasanya, mereka lebih memilih buku bacaan ringan yang bersifat menghibur. Namun Fajri mengaku senang membaca novel horor. Tidak terlintas rasa takut sedikit pun karena dia menganggap cerita di novel itu sebatas hasil rekaan penulis.

“Baru dua tahun ini aku suka baca novel horor dan sekadar untuk menghilangkan kepenatan akibat terlalu lama sekolah daring. Untuk menjadi seorang penulis novel memang sampai saat ini belum terpikirkan, karena masih fokus sekolah. Dan aku sebatas penikmat novel horor,” ucap Fajri.

Staf Perpusda Jember Yanuar Al Fizy mengungkapkan, tingkat kunjungan warga Jember ke perpustakaan di awal pandemi, memang sempat menurun. Namun kini, berangsur normal kembali. Apalagi di hari Sabtu dan Minggu, perpustakaan itu selalu ramai.

“Pepusda buka mulai pukul 07.00 sampai pukul 17.00. Libur ketika hari libur nasional. Selain itu tetap buka. Di sini terdapat puluhan ribu buku, mulai dari buku agama hingga buku pengetahuan umum. Dan tempat ini juga dilengkapi dengan laboratorium online,” jelasnya.

 

Reporter: Winardyasto
Fotografer: Winardyasto
Editor: Mahrus Sholih

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Pembelajaran daring di era pandemi sudah berlangsung lebih setahun belakangan ini. Hal itu dapat menimbulkan kebosanan alias boring bagi siswa. Ternyata, siswa punya cara tersendiri untuk mengatasi kejenuhan tersebut. Namun bukan dengan main game online.

Fajri Maulana, siswa kelas IX MTs Negeri 1 Jember, misalnya, dia memilih pergi ke perpustakaan daerah (perpusda) di Jalan DI Panjaitan, Kecamatan Sumbersari. Bahkan ia mengaku betah berada di ruangan ber-AC itu dengan membaca buku. Apalagi suasana di tempat itu cukup tenang.

Begitu memasuki Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Jember, Fajri bersama seorang teman terlihat tengah memilah-milah buku di lantai bawah Perpusda. Sesaat kemudian, kedua siswa MTs tersebut berpindah ke lantai atas menapaki anak tangga.

Kembali, tangan Fajri menari di rak buku mencari buku sesuai keinginan. Gerakan tangan siswa berambut ikal itu tiba-tiba berhenti dan menarik sebuah buku berwarna putih. Fajri lantas duduk di gelaran karpet warna hijau. Ia tampak serius membaca buku tersebut sambil bersandar di tembok.

Jawa Pos Radar Jember sempat dibikin penasaran. Karena remaja belasan tahun itu sempat berpindah-pindah rak mencari buku sesuai keinginan. Siapa sangka, Fajri mengandrungi novel bertemakan misteri atau horor.

Baca juga : Seleksi UMPTKIN Kembali Dihelat Secara Daring

Kebiasaan membaca novel horor oleh murid usia sekolah memang jarang dilakukan. Biasanya, mereka lebih memilih buku bacaan ringan yang bersifat menghibur. Namun Fajri mengaku senang membaca novel horor. Tidak terlintas rasa takut sedikit pun karena dia menganggap cerita di novel itu sebatas hasil rekaan penulis.

“Baru dua tahun ini aku suka baca novel horor dan sekadar untuk menghilangkan kepenatan akibat terlalu lama sekolah daring. Untuk menjadi seorang penulis novel memang sampai saat ini belum terpikirkan, karena masih fokus sekolah. Dan aku sebatas penikmat novel horor,” ucap Fajri.

Staf Perpusda Jember Yanuar Al Fizy mengungkapkan, tingkat kunjungan warga Jember ke perpustakaan di awal pandemi, memang sempat menurun. Namun kini, berangsur normal kembali. Apalagi di hari Sabtu dan Minggu, perpustakaan itu selalu ramai.

“Pepusda buka mulai pukul 07.00 sampai pukul 17.00. Libur ketika hari libur nasional. Selain itu tetap buka. Di sini terdapat puluhan ribu buku, mulai dari buku agama hingga buku pengetahuan umum. Dan tempat ini juga dilengkapi dengan laboratorium online,” jelasnya.

 

Reporter: Winardyasto
Fotografer: Winardyasto
Editor: Mahrus Sholih

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Pembelajaran daring di era pandemi sudah berlangsung lebih setahun belakangan ini. Hal itu dapat menimbulkan kebosanan alias boring bagi siswa. Ternyata, siswa punya cara tersendiri untuk mengatasi kejenuhan tersebut. Namun bukan dengan main game online.

Fajri Maulana, siswa kelas IX MTs Negeri 1 Jember, misalnya, dia memilih pergi ke perpustakaan daerah (perpusda) di Jalan DI Panjaitan, Kecamatan Sumbersari. Bahkan ia mengaku betah berada di ruangan ber-AC itu dengan membaca buku. Apalagi suasana di tempat itu cukup tenang.

Begitu memasuki Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Jember, Fajri bersama seorang teman terlihat tengah memilah-milah buku di lantai bawah Perpusda. Sesaat kemudian, kedua siswa MTs tersebut berpindah ke lantai atas menapaki anak tangga.

Kembali, tangan Fajri menari di rak buku mencari buku sesuai keinginan. Gerakan tangan siswa berambut ikal itu tiba-tiba berhenti dan menarik sebuah buku berwarna putih. Fajri lantas duduk di gelaran karpet warna hijau. Ia tampak serius membaca buku tersebut sambil bersandar di tembok.

Jawa Pos Radar Jember sempat dibikin penasaran. Karena remaja belasan tahun itu sempat berpindah-pindah rak mencari buku sesuai keinginan. Siapa sangka, Fajri mengandrungi novel bertemakan misteri atau horor.

Baca juga : Seleksi UMPTKIN Kembali Dihelat Secara Daring

Kebiasaan membaca novel horor oleh murid usia sekolah memang jarang dilakukan. Biasanya, mereka lebih memilih buku bacaan ringan yang bersifat menghibur. Namun Fajri mengaku senang membaca novel horor. Tidak terlintas rasa takut sedikit pun karena dia menganggap cerita di novel itu sebatas hasil rekaan penulis.

“Baru dua tahun ini aku suka baca novel horor dan sekadar untuk menghilangkan kepenatan akibat terlalu lama sekolah daring. Untuk menjadi seorang penulis novel memang sampai saat ini belum terpikirkan, karena masih fokus sekolah. Dan aku sebatas penikmat novel horor,” ucap Fajri.

Staf Perpusda Jember Yanuar Al Fizy mengungkapkan, tingkat kunjungan warga Jember ke perpustakaan di awal pandemi, memang sempat menurun. Namun kini, berangsur normal kembali. Apalagi di hari Sabtu dan Minggu, perpustakaan itu selalu ramai.

“Pepusda buka mulai pukul 07.00 sampai pukul 17.00. Libur ketika hari libur nasional. Selain itu tetap buka. Di sini terdapat puluhan ribu buku, mulai dari buku agama hingga buku pengetahuan umum. Dan tempat ini juga dilengkapi dengan laboratorium online,” jelasnya.

 

Reporter: Winardyasto
Fotografer: Winardyasto
Editor: Mahrus Sholih

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca