Mobile_AP_Rectangle 1
Sisyono, salah satu guru SMP Negeri 4 Tempurejo menuturkan, siswa yang bersekolah di sana hanya anak-anak dari karyawan kebun saja. Mereka juga merupakan lulusan SD Negeri Curahnongko 8.
Selama setahun lebih masa pandemi, kata dia, kelima siswa ini tetap mengikuti pembelajaran secara luring dan datang ke sekolah. “Sekolah yang masuk wilayah Afdeling Terate Kebun Kotta Blater, Desa Curahnongko, Kecamatan Tempurejo ini susah kalau pembelajaran secara daring karena sinyal sangat susah,” pungkas guru olahraga tersebut.
Jurnalis: Jumai
Fotografer: Jumai
Redaktur: Lintang Anis Bena Kinanti
- Advertisement -
Sisyono, salah satu guru SMP Negeri 4 Tempurejo menuturkan, siswa yang bersekolah di sana hanya anak-anak dari karyawan kebun saja. Mereka juga merupakan lulusan SD Negeri Curahnongko 8.
Selama setahun lebih masa pandemi, kata dia, kelima siswa ini tetap mengikuti pembelajaran secara luring dan datang ke sekolah. “Sekolah yang masuk wilayah Afdeling Terate Kebun Kotta Blater, Desa Curahnongko, Kecamatan Tempurejo ini susah kalau pembelajaran secara daring karena sinyal sangat susah,” pungkas guru olahraga tersebut.
Jurnalis: Jumai
Fotografer: Jumai
Redaktur: Lintang Anis Bena Kinanti
Sisyono, salah satu guru SMP Negeri 4 Tempurejo menuturkan, siswa yang bersekolah di sana hanya anak-anak dari karyawan kebun saja. Mereka juga merupakan lulusan SD Negeri Curahnongko 8.
Selama setahun lebih masa pandemi, kata dia, kelima siswa ini tetap mengikuti pembelajaran secara luring dan datang ke sekolah. “Sekolah yang masuk wilayah Afdeling Terate Kebun Kotta Blater, Desa Curahnongko, Kecamatan Tempurejo ini susah kalau pembelajaran secara daring karena sinyal sangat susah,” pungkas guru olahraga tersebut.
Jurnalis: Jumai
Fotografer: Jumai
Redaktur: Lintang Anis Bena Kinanti