JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sejumlah guru dan wali murid MTs NU Al Badar, Desa Kaliwining, Kecamatan Rambipuji, mendatangi Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Jember di Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Kaliwates, Senin (28/3). Kedatangan mereka untuk meminta penjelasan mengenai dualisme kepala sekolah dan nasib siswa.
Baca Juga : Bejat! Guru Les Private Dilaporkan Kasus Dugaan Pencabulan Gadis Belia
Seperti diketahui, di lembaga ini ada kepala madrasah lama yang setiap hari masih mengajar. Di sisi lain, ada kepala madrasah baru yang disebut-sebut jarang sekali ke madrasah. Nah, kedatangan para guru dan wali murid itu untuk meminta penjelasan regulasi. Selain itu, minta penjelasan mengenai akun Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) yang diduga bermasalah. Sementara, wali murid ikut datang karena khawatir akan berpengaruh pada siswa.
Kedatangan guru dan wali murid kontan membuat Kantor Kemenag ramai. Supriyanto, satpam Kemenag Jember, mengatakan, rombongan tersebut tiba-tiba memasuki halaman kantor tanpa bertanya-tanya. “Mereka langsung masuk, bergerombol, melewati pintu tanpa berbicara dengan saya. Waduh, ini demo kayaknya,” ujarnya.
Mufida, guru MTs NU Al Badar, berharap agar yayasan yang menaungi MTs NU Al Badar tersebut bisa memberikan penjelasan mengenai ijab perpindahan yayasan agar konflik dualisme segera selesai. “Harapannya siswa bisa belajar dengan normal kembali,” katanya.
Menurutnya, para guru datang untuk meminta regulasi perpindahan yayasan MTs NU Al Badar, karena sampai saat ini kepala madrasah tersebut diketahui ada dua. Sebelumnya, Kemenag telah meresmikan kepala madrasah baru. Kemudian, mereka meminta klarifikasi mengenai akun PTK milik para guru yang tidak bisa cair karena ada indikasi permasalahan. “Dua poin yang kami bahas, pertama tentang aturan perpindahan yayasan, kedua tentang akun PTK kami yang dipelesetkan,” terangnya.
Hadi Purwanto, salah satu wali siswa MTs NU Al Badar, mengatakan, pihaknya ingin meminta kejelasan nasib anaknya. Sebab, beberapa hari yang lalu sudah dicoret dari daftar sekolah dan terancam tidak lulus ujian akhir. “Nama anak saya sudah dicoret dari sekolah. Tapi, hari ini tetap ikut ujian akhir,” katanya.
Tidak lama kemudian, datang sejumlah masyarakat yang menyusul. Akhirnya sempat terjadi cekcok antara rombongan pertama dengan kedua. Informasinya, mereka merupakan kedua belah pihak dari yayasan dan pihak madrasah yang dinaungi yayasan tersebut. Hal ini dibenarkan oleh satpam Kemenag yang berjaga. “Coba mereka kasih pemberitahuan dulu jika mau datang, kan pasti dilayani dengan baik,” tambahnya.
Beberapa saat setelah terjadi cekcok, pihak kepolisian datang mendinginkan suasana. Kemudian, mereka ditempatkan di depan aula Kantor Kemenag. Sementara itu, perwakilan dari mereka diminta masuk untuk bertemu dengan Faisol Abrari, Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Madrasah Kemenag Jember.
Para guru langsung ditemui oleh Faisol Abrari di ruangan Kasi Pendidikan Madrasah, diikuti oleh Edy Sucipto, Kasi Pondok Pesantren Kemenag Jember. Sementara, wali murid tidak diperkenankan masuk.
Faisol Abrari mengatakan, sampai saat ini belum bisa menyimpulkan. Pihaknya akan melakukan mediasi formal dengan kedua belah pihak untuk menyelesaikan konflik tersebut. “Karena ini yayasan, jadi tidak bisa diselesaikan di sini saja. Nanti kami akan mengundang semuanya, mulai dari pihak yayasan, kepala madrasah yang baru dan yang lama, dan para ahli waris,” tegasnya.
Jurnalis : mg4
Fotografer : mg4
Redaktur : Nur Hariri