JEMBER, RADARJEMBER.ID – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di lembaga SD tak sepenuhnya sama. Seperti halnya di SD Wirowongso 02. Sekolah pinggiran di Kecamatan Ajung ini melaksanakan PPDB berbeda dengan SD negeri yang ada di perkotaan. Jika PPDB di sekolah kota menggunakan jalur afirmasi, perpindahan orang tua, prestasi, dan zonasi. Namun, untuk sekolah pinggiran ini tidak semuanya dilakukan.
Kepala SD Wirowongso 02 Sri Rahayuning Ekonomi mengungkapkan, berdasar pengamatannya, tidak semua SD pinggiran membuka PPDB dengan jalur afirmasi, perpindahan orang tua, dan prestasi. Sebab, jika diterapkan sama dengan sekolah yang ada di kota, maka beberapa sekolah pinggiran akan sepi peminat. “Jadi, tidak bisa dipukul merata. SD pinggiran dan di kota. Bisa-bisa tidak ada yang daftar,” katanya, kemarin (27/5).
Di sekolahnya, jalur pendaftaran siswa seluruhnya dilakukan dengan sistem zonasi. Sebab, sejak awal tidak ada yang mendaftar dengan jalur-jalur selain zonasi. Terlebih, beberapa wali murid merasa tidak mengetahui info terbaru mengenai PPDB. Utamanya terkait dengan pilihan jalur yang ada. “Bahkan, ada wali murid yang tidak tahu pendaftarannya kapan dan jalurnya apa saja. Padahal banner sudah kami pasang,” tutur Sri.
Imbasnya, pendaftar di sekolah ini pas dengan jumlah pagu yang tersedia. Padahal biasanya, sekolah ini selalu menerima pendaftar yang melebihi kuota. Sebab, lembaga pendidikan ini adalah salah satu sekolah favorit di pinggiran.
Menurut dia, pagu sekolah ini sebanyak 28 siswa. Namun, jika jumlah pendaftar mencapai 40 siswa atau lebih, maka pihaknya akan membuka dua rombongan belajar (rombel). Sebab, sebelumnya sekolah ini pernah memiliki dua rombel. “Nanti kalau ada, lembaga kami ini ada dua rombongan. Jika tidak bisa memenuhi, hanya satu rombel saja,” jelasnya.
Lebih jauh, Sri menyebutkan, ada beberapa hal yang menjadi evaluasi pada PPDB kali ini. Salah satunya adalah untuk memperkuat sosialisasi pembukaan sekolah pada kepala TK. Sebab, sepinya peminat dan pendaftar SD salah satu penyebabnya adalah kurangnya sosialisasi kepada kepala TK. “Sosialisasi pada TK masih kurang. Jadi, yang daftar juga dikit,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Jember Endang Sulistyowati mengungkapkan, sejatinya kesempatan untuk mendaftar pada lembaga SD sama dan merata. Namun, di pinggiran belum sepenuhnya menggunakan kesempatan itu. “Bisa tidak tahu atau memang tidak paham. Padahal sosialisasi sudah kami lakukan jauh sebelumnya,” terangnya.
Jurnalis : Dian Cahyani
Fotografer : Dian Cahyani
Redaktur : Mahrus Sholih