LUMAJANG RADARJEMBER.ID – Langkah cepat Dinas Pendidikan untuk memediasi pihak sekolah dan orang tua Nikholai gagal. Orang tua Nikholai tidak hadir. Akibatnya, pertanggungjawaban yang bakal dipenuhi sekolah untuk biaya cidera tak bisa dibahas.
Pihak sekolah dan yayasan hadir dalam mediasi yang dijadwal jam 08.00 Wib di kantor Dinas Pendidikan itu. Ada dua orang yang hadir. Satu dari sekolah dihadiri kasek Wike, satunya dari pihak yayasan yang dihadiri Feri.
Pertemuan yang dimediasi Sekdin, Agus Salim itu terpaksa menunggu satu jam lebih. Baru sekitar jam 09.00 diputuskan untuk dijadwal ulang. Sebab, orang tua Nikholai, yakni Novan tidak hadir. Juga tidak ada alasan jelas dari ketidakhadirannya.
Pihak sekolah dan dinas sempat membahasnya. Agus Salim mengakui TK tersebut dikenal luar biasa dalam sistem keamanan muridnya. Bayangkan saja, satu kelas hanya diisi 7 murid yang dijaga seorang guru. Satu-satunya se Lumajang hanya Happy Holly Kids.
Di pihak lain, dinas juga memaklumi sikap orang tua yang trauma dan menutup diri. Mereka belum bisa menerima kenyataan yang menimpa Nikho adalah sebuah musibah. “Tapi kalau tertutup begini juga kesulitan,” tambahnya.
Kabar yang didapat dinas, orang tua hanya mau ditemui kalau seluruh biaya operasi beserta biaya pemulihan ditanggung pihak sekolah. Padahal sekolah tersebut sudah berupaya memintarkan anaknya. “Ini yang sulit. Tidak bisa begitu juga. Sekolah juga terbatas, sekolah bukan perusahaan. Dan sekolah dalam hal ini juga tidak salah-salah amat,” tambahnya
Pihak sekolah juga mengakui kesulitan berkomunikasi. Untuk mengantarkan undangan saja hanya bisa melalui Whatapp. “Saya ke rumahnya sepi. Tempat prakteknya juga tutup,” ujarnya Wike saat berdialog dengan dinas. Padahal, pihaknya ingin segera menunaikan tanggung jawab agar masalah ini cepat selesai.
Petang kemarin, keluarga Nikholai menghubungi Jawa Pos Radar Semeru. Dijelaskan jika alasan tidak hadirnya karena mengurus Nikholai keluar dari rumah sakit.
Sejak keluar dari rumah sakit kemarin, dia menyampaikan kondisi anaknya yang belum membaik. Bahkan seringkali mengeluhkan kesakitan setelah melakukan operasi. “Saya tidak memungkinkan menghadiri pertemuan tersebut,” ujar Novan.
Jarak antara Lumajang dan Surabaya kata dia jadi kendala. Dan keluarga memutuskan sementara waktu tinggal di Surabaya. Terlebih dalam waktu dekat Nikho harus menjalani cek rutin di salah satu rumah sakit Surabaya. “Rencananya Senin lusa akan melakukan cek di rumah sakit Mitra Keluarga,” tambahnya.
Pihaknya butuh waktu untuk bisa hadir dalam pertemuan dengan pihak sekolah. Dengan kondisi yang dialami anaknya. Novan berharap pihak sekolah mampu memikirkan ulang tanggung jawab yang sudah di tawarkan. “Mengembalikan anak saya tidak mungkin, tidak hanya materi. Saya juga mengalami kerugian imateril,” pungkasnya.