JEMBER, RADARJEMBER.ID – Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) 2021 berlangsung serentak digelar sejak Senin (24/5). Dalam seleksi nasional yang diikuti 58 kampus PTKIN itu, IAIN Jember menjadi salah satu kampus dengan pendaftar cukup tinggi, mencapai 2.700 peserta.
Selama seleksi, berlangsung secara daring. Peserta diseleksi cukup ketat melalui Sistem Seleksi Elektronik (SSE) yang dinilai cukup efektif meminimalisir terjadinya kecurangan.
Koordinator Pengawas SSE IAIN Jember Didin Syamsuddini menjelaskan, UM-PTKIN tahun ini terbilang cukup ketat. Selama ujian berlangsung di tanggal 24, 25, dan 27 Mei, peserta dibagi menjadi tiga sesi. Masing-masing sesi diikuti 300 peserta dan diawasi oleh 15 orang.
Masing-masing pengawas tiap sesi itu, bertugas mengawasi dan mengontrol 20 peserta di setiap menitnya. “Karenanya tiap gerak-gerik peserta, yang dimungkinkan melakukan kecurangan, pasti diketahui. Dan tidak menutup kemungkinan sistem akan langsung mendiskualifikasi peserta itu,” terangnya.
Menurut dia, berjalannya sistem ujian dengan model SSE itu dirasa efektif mencegah kecurangan. “Jadi tidak ada istilah, ada orang mau nitip peserta. Karena semuanya sistem yang menyeleksi,” imbuhnya, saat ditemui Jawa Pos Radar Jember, di Ruang UPT TIPD IAIN Jember.
Para peserta itu juga akan memperebutkan 60 persen dari pagu total 3.500 kursi untuk calon mahasiswa IAIN Jember yang diterima tahun ini. Dan hasilnya diumumkan pada 17 Juni mendatang.
Wakil Rektor I IAIN Jember Prof Miftah Arifin menambahkan, penggunaan sistem ujian SSE itu diakuinya hanya dilakukan oleh kampus PTKIN, belum ada di kampus-kampus umum.
Hal itu juga dinilai sangat menentukan terhadap kualitas calon mahasiswa yang lulus UM-PTKIN. “Setelah jalur UM-PTKIN ini, akan ada jalur UM mandiri. Itu jalur terakhir dengan kuota 10 persen,” pungkas Miftah.
Reporter: Maulana
Fotografer: Maulana
Editor: Mahrus Sholih