27.8 C
Jember
Friday, 31 March 2023

Usai Libur Lebaran, Santri Nurul Jadid asal Jember Kembali ke Pesantren

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Usai libur Lebaran 1442 Hijriyah, ratusan santri Nurul Jadid, Probolinggo, kembali ke pesantren. Namun sebelum berangkat, mereka harus dipastikan negatif Covid-19 yang dibuktikan dengan hasil rapid antigen maupun Genose. Pemeriksaan rapid antigen dan Genose tersebut disediakan oleh Pengurus Pembantu Ponpes Nurul Jadid (P4NJ) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember.

Sebelumnya, ada juga sebagian santri yang telah kembali ke pesantren dengan pemberlakuan yang sama. Pemberangkatan itu berlangsung di Desa Tisnogambar, Kecamatan Bangsalsari. Dan kali ini, terdapat sekitar 450 santri yang juga kembali ke pesantren. Mereka berkumpul di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember. Pemberangkatan santri ini merupakan kloter terakhir dengan menggunakan enam buah bus yang telah disediakan.

Salah satu wali santri, Sulastri mengaku, pemberangkatan kali ini memberikan kemudahan dan kepercayaan tersendiri baginya. Sebab, selain disediakan transportasi dan pemeriksaan Covid-19, kondisi Jember dan Probolinggo terbilang cukup baik daripada jadwal pemberangkatan santri tahun sebelumnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

“Kalau tahun kemarin, masih takut anak-anak tidak aman. Meski disediakan rapid tes dari pengurus, tapi kondisinya kan zona merah waktu itu. Anak saya saat itu juga sempat kena Covid-19 saat tiba di pondok dan langsung diisolasi di sana,” ungkapnya, Senin (24/5).

Akibat pemberangkatan tersebut, ruas jalan menuju kampus IAIN Jember sempat macet. Pantauan Jawa Pos Radar Jember, double way di depan kampus itu dipadati oleh kendaraan wali santri dan juga bus khusus santri. Ditambah lagi, lalu lalang keluarga santri yang sebagian berkerumun dan terlihat tidak memakai masker.

“Kami mulai pukul delapan datang anak-anak langsung dirapid. Tinggal nunggu hasilnya. Kalau negatif bisa berangkat. Kalau ketahuan positif, kami ikuti kebijakan pengurus,” imbuh Sulastri.

Terpisah, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) dr Wiwik Supartiwi mengatakan, sebenarnya pemeriksaan rapid antigen dilakukan untuk mereka yang memiliki kontak erat atau yang berada di wilayah yang berisiko melakukan perkumpulan. Salah satunya yakni pesantren. Namun, yang terpenting selain pemeriksaan Covid-19 adalah penerapan protokol kesehatan saat berada di lokasi.

“Sudah ada empat pesantren yang mengajukan untuk skrining. Ada Sidogiri, IKP Lirboyo, Nurul Jadid dan Gontor,” paparnya.

Untuk fasilitas pemeriksaan tersebut terdapat 1.300 rapid antigen untuk santri yang berangkat ke pesantren di luar kota. Sedangkan pesantren lokal telah dialokasikan sebanyak 5.000 fasilitas rapid antigen. “Yang terpenting adalah ada wujud kepedulian pemerintah kabupaten untuk masyarakat. Dan untuk yang pondok lokal sudah kami alokasikan tersendiri. Ada lima ribu rapid antigen,” ungkapnya saat ditemui usai hearing di Gedung DPRD Jember.

 

Reporter: mg1
Fotografer: mg1
Editor: Mahrus Sholih

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Usai libur Lebaran 1442 Hijriyah, ratusan santri Nurul Jadid, Probolinggo, kembali ke pesantren. Namun sebelum berangkat, mereka harus dipastikan negatif Covid-19 yang dibuktikan dengan hasil rapid antigen maupun Genose. Pemeriksaan rapid antigen dan Genose tersebut disediakan oleh Pengurus Pembantu Ponpes Nurul Jadid (P4NJ) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember.

Sebelumnya, ada juga sebagian santri yang telah kembali ke pesantren dengan pemberlakuan yang sama. Pemberangkatan itu berlangsung di Desa Tisnogambar, Kecamatan Bangsalsari. Dan kali ini, terdapat sekitar 450 santri yang juga kembali ke pesantren. Mereka berkumpul di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember. Pemberangkatan santri ini merupakan kloter terakhir dengan menggunakan enam buah bus yang telah disediakan.

Salah satu wali santri, Sulastri mengaku, pemberangkatan kali ini memberikan kemudahan dan kepercayaan tersendiri baginya. Sebab, selain disediakan transportasi dan pemeriksaan Covid-19, kondisi Jember dan Probolinggo terbilang cukup baik daripada jadwal pemberangkatan santri tahun sebelumnya.

“Kalau tahun kemarin, masih takut anak-anak tidak aman. Meski disediakan rapid tes dari pengurus, tapi kondisinya kan zona merah waktu itu. Anak saya saat itu juga sempat kena Covid-19 saat tiba di pondok dan langsung diisolasi di sana,” ungkapnya, Senin (24/5).

Akibat pemberangkatan tersebut, ruas jalan menuju kampus IAIN Jember sempat macet. Pantauan Jawa Pos Radar Jember, double way di depan kampus itu dipadati oleh kendaraan wali santri dan juga bus khusus santri. Ditambah lagi, lalu lalang keluarga santri yang sebagian berkerumun dan terlihat tidak memakai masker.

“Kami mulai pukul delapan datang anak-anak langsung dirapid. Tinggal nunggu hasilnya. Kalau negatif bisa berangkat. Kalau ketahuan positif, kami ikuti kebijakan pengurus,” imbuh Sulastri.

Terpisah, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) dr Wiwik Supartiwi mengatakan, sebenarnya pemeriksaan rapid antigen dilakukan untuk mereka yang memiliki kontak erat atau yang berada di wilayah yang berisiko melakukan perkumpulan. Salah satunya yakni pesantren. Namun, yang terpenting selain pemeriksaan Covid-19 adalah penerapan protokol kesehatan saat berada di lokasi.

“Sudah ada empat pesantren yang mengajukan untuk skrining. Ada Sidogiri, IKP Lirboyo, Nurul Jadid dan Gontor,” paparnya.

Untuk fasilitas pemeriksaan tersebut terdapat 1.300 rapid antigen untuk santri yang berangkat ke pesantren di luar kota. Sedangkan pesantren lokal telah dialokasikan sebanyak 5.000 fasilitas rapid antigen. “Yang terpenting adalah ada wujud kepedulian pemerintah kabupaten untuk masyarakat. Dan untuk yang pondok lokal sudah kami alokasikan tersendiri. Ada lima ribu rapid antigen,” ungkapnya saat ditemui usai hearing di Gedung DPRD Jember.

 

Reporter: mg1
Fotografer: mg1
Editor: Mahrus Sholih

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Usai libur Lebaran 1442 Hijriyah, ratusan santri Nurul Jadid, Probolinggo, kembali ke pesantren. Namun sebelum berangkat, mereka harus dipastikan negatif Covid-19 yang dibuktikan dengan hasil rapid antigen maupun Genose. Pemeriksaan rapid antigen dan Genose tersebut disediakan oleh Pengurus Pembantu Ponpes Nurul Jadid (P4NJ) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember.

Sebelumnya, ada juga sebagian santri yang telah kembali ke pesantren dengan pemberlakuan yang sama. Pemberangkatan itu berlangsung di Desa Tisnogambar, Kecamatan Bangsalsari. Dan kali ini, terdapat sekitar 450 santri yang juga kembali ke pesantren. Mereka berkumpul di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember. Pemberangkatan santri ini merupakan kloter terakhir dengan menggunakan enam buah bus yang telah disediakan.

Salah satu wali santri, Sulastri mengaku, pemberangkatan kali ini memberikan kemudahan dan kepercayaan tersendiri baginya. Sebab, selain disediakan transportasi dan pemeriksaan Covid-19, kondisi Jember dan Probolinggo terbilang cukup baik daripada jadwal pemberangkatan santri tahun sebelumnya.

“Kalau tahun kemarin, masih takut anak-anak tidak aman. Meski disediakan rapid tes dari pengurus, tapi kondisinya kan zona merah waktu itu. Anak saya saat itu juga sempat kena Covid-19 saat tiba di pondok dan langsung diisolasi di sana,” ungkapnya, Senin (24/5).

Akibat pemberangkatan tersebut, ruas jalan menuju kampus IAIN Jember sempat macet. Pantauan Jawa Pos Radar Jember, double way di depan kampus itu dipadati oleh kendaraan wali santri dan juga bus khusus santri. Ditambah lagi, lalu lalang keluarga santri yang sebagian berkerumun dan terlihat tidak memakai masker.

“Kami mulai pukul delapan datang anak-anak langsung dirapid. Tinggal nunggu hasilnya. Kalau negatif bisa berangkat. Kalau ketahuan positif, kami ikuti kebijakan pengurus,” imbuh Sulastri.

Terpisah, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) dr Wiwik Supartiwi mengatakan, sebenarnya pemeriksaan rapid antigen dilakukan untuk mereka yang memiliki kontak erat atau yang berada di wilayah yang berisiko melakukan perkumpulan. Salah satunya yakni pesantren. Namun, yang terpenting selain pemeriksaan Covid-19 adalah penerapan protokol kesehatan saat berada di lokasi.

“Sudah ada empat pesantren yang mengajukan untuk skrining. Ada Sidogiri, IKP Lirboyo, Nurul Jadid dan Gontor,” paparnya.

Untuk fasilitas pemeriksaan tersebut terdapat 1.300 rapid antigen untuk santri yang berangkat ke pesantren di luar kota. Sedangkan pesantren lokal telah dialokasikan sebanyak 5.000 fasilitas rapid antigen. “Yang terpenting adalah ada wujud kepedulian pemerintah kabupaten untuk masyarakat. Dan untuk yang pondok lokal sudah kami alokasikan tersendiri. Ada lima ribu rapid antigen,” ungkapnya saat ditemui usai hearing di Gedung DPRD Jember.

 

Reporter: mg1
Fotografer: mg1
Editor: Mahrus Sholih

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca