BANGSALSARI, RADARJEMBER.ID – Pembelajaran tatap muka (PTM) untuk SMP negeri di Jember telah berlangsung sejak pekan lalu. Meski belum semuanya, namun dari hari ke hari jumlahnya kian bertambah. Bahkan, mayoritas telah melangsungkan PTM. Dari sebanyak 94 lembaga SMP negeri, saat ini tercatat ada 63 sekolah yang sudah masuk sekolah.
Sesuai regulasi, bagi sekolah yang akan melangsungkan PTM diwajibkan menuntaskan vaksinasi. Baik kepada tenaga pendidik maupun siswanya. Nah, jumlah SMP yang telah melakukan pembelajaran di sekolah ini adalah lembaga yang telah melakukan vaksinasi. Meski begitu, siswa yang masuk tidak keseluruhan, melainkan 25 persen dari total jumlah siswa yang ada. Selain ada pembatasan jumlah, jam belajar juga dibatasi. Jika biasanya masuk pukul tujuh dan pulang pukul satu siang atau enam jam pelajaran, kini hanya dua jam.
Pantauan Jawa Pos Radar Jember di SMPN 1 Bangsalsari, dari jumlah 640 siswa, tidak semuanya mendapatkan vaksinasi. Sebab, ada beberapa siswa yang masih di bawah umur. “Sementara, lainnya ada yang tidak divaksin karena alasan baru sembuh dari sakit atau masih sakit,” kata Hamam, Kepala SMPN 1 Bangsalsari, kemarin (23/9).
Ada yang menarik pada perkenalan siswa di hari pertama masuk sekolah. Beberapa siswa belum mengenal nama kepala sekolah mereka. Selain itu, banyak siswa kelas VIII yang belum mengenal dengan sesama temannya. Padahal mereka sudah lebih setahun belajar di sekolah itu. Ini wajar, karena selama pandemi, siswa belum pernah bertegur sapa secara langsung dan mengikuti pembelajaran secara daring.
Kepala Dinas Pendidikan Bambang Hariono mengungkapkan, siswa yang belum mendapatkan vaksin belum boleh belajar di sekolah. Mereka diminta mengikuti pembelajaran secara daring. “Kalo tidak divaksin, saya tidak mengizinkan luring. Yang luring harus vaksin,” jelasnya.
Bambang berharap, dalam pekan ini sekolah yang sudah menggelar vaksinasi semakin banyak. Begitupun dengan tenaga pengajarnya. “Dari sekitar 23 ribu tenaga pengajar, tinggal 156 yang belum divaksin,” pungkas Bambang.
Sementara itu, Sekretaris Komisi D DPRD Jember Edy Cahyo Purnomo menyebut, Komisi D sudah menggelar rapat dengan beberapa dinas terkait PTM anak sekolah. Salah satu poin yang menjadi penekanan adalah pelaksanaan PTM tetap harus memperhatikan kesehatan dan keselamatan siswa. “Prokes wajib dan semua sekolah wajib menerapkan,” kata pria yang akrab dipanggil Ipung tersebut.
Dia mengatakan, sekolah juga selayaknya menyediakan alat pelindung diri seperti masker, hand sanitizer atau tempat mencuci tangan, serta kebutuhan lain. Hal itu penting karena di lapangan bisa jadi ada anak yang masuk sekolah, namun lupa mengenakan masker atau maskernya hilang saat bermain. Paling tidak, begitu melihat anak yang tidak memakai, sekolah bisa memberi masker kepada siswa tersebut.
Dalam pembahasan sebelum PTM dilakukan, Komisi D, yang salah satunya membidangi pendidikan ini, juga meminta agar vaksinasi terhadap siswa dipercepat. “Kalau vaksin terbatas, ini tugas pemerintah untuk mendorong agar segera dapat jatah vaksin,” ulasnya.
Ipung melanjutkan, beberapa sekolah memang sudah ada yang melakukan vaksinasi. Namun, lebih banyak yang belum. “Terutama SD. Ini juga perlu diperhatikan karena sampai sekarang belum. Jadi, saat PTM akan dilakukan, syaratnya penguatan vaksinasi. Tolong ini diperhatikan,” ucapnya.
Reporter : Nur Hariri. Juma’I, Dian Cahyani
Fotografer : Juma’i
Editor : Mahrus Sholih