25 C
Jember
Tuesday, 21 March 2023

Hati-Hati di Negeri Orang Ya Nak…

Mobile_AP_Rectangle 1

RADAR JEMBER.ID – Melepas anak pergi ke kota orang saja sudah cukup berat bagi orang tua. Apalagi melepas anak untuk pergi ke negara orang. Masih remaja pula. Tentu muncul perasaan berkecamuk di hati ayah dan bunda manakala harus berjauhan dengan sang buah hati.

Hal ini pula yang tampak kala pelepasan siswa SMK Perikanan dan Kelautan Puger untuk magang di Jepang. Tak tanggung-tanggung, mereka harus berpisah selama tiga tahun. Tidak heran jika suasana haru memenuhi atmosfer halaman sekolah. “Hati-hati di negeri orang ya, nak,” ujar salah satu orang tua murid sembari merangkul putrinya dengan berlinangan air mata.

Namun, mereka patut berbangga. Sebab, untuk bisa magang ke Jepang ini, siswa harus melalui proses yang cukup lama dan membutuhkan kedisiplinan yang cukup tinggi. Tercatat sebanyak 56 siswa alumni Angkatan XVI SMK Perikanan dan Kelautan Puger berangkat, dari 75 siswa yang ikut seleksi. “Hampir 75 persen mereka kontrak magang ke Jepang, dan kuliahnya ke luar negeri,” ujar Kepala SMK Perikanan dan Kelautan Puger Kuntjoro Dhiyauddin.

Mobile_AP_Rectangle 2

Di tahun-tahun sebelumnya, dalam masa magang dengan kontrak, mereka mendapat gaji yang cukup besar. Karena itu, niat anak-anak cukup tinggi. Untuk bisa lolos ke Jepang, mereka digembleng sejak awal kelas XII. “Untuk proses rekrutmennya, sebelum mereka lulus. Hanya bidang kemaritiman, bidang kelautan, dan perikanan yang diterima di Jepang untuk program ini,” imbuhnya.

Artinya, lanjut dia, sebelum lulus, mereka sudah mempunyai gambaran bahwa nantinya akan bekerja di luar negeri. Baru setelah lulus nanti, persiapan data administrasi mulai dilakukan seperti paspor dan visa untuk berangkat magang ke Jepang.

Kesiapan mental dan ketahanan fisik anak-anak juga sudah sesuai dengan standar kinerja di Jepang. “Pengalaman anak-anak, baik yang di atas kapal, di pengolahan ikan, dan budi daya air laut dan payau, semuanya sudah standar orang Jepang,” imbuhnya. (*)

- Advertisement -

RADAR JEMBER.ID – Melepas anak pergi ke kota orang saja sudah cukup berat bagi orang tua. Apalagi melepas anak untuk pergi ke negara orang. Masih remaja pula. Tentu muncul perasaan berkecamuk di hati ayah dan bunda manakala harus berjauhan dengan sang buah hati.

Hal ini pula yang tampak kala pelepasan siswa SMK Perikanan dan Kelautan Puger untuk magang di Jepang. Tak tanggung-tanggung, mereka harus berpisah selama tiga tahun. Tidak heran jika suasana haru memenuhi atmosfer halaman sekolah. “Hati-hati di negeri orang ya, nak,” ujar salah satu orang tua murid sembari merangkul putrinya dengan berlinangan air mata.

Namun, mereka patut berbangga. Sebab, untuk bisa magang ke Jepang ini, siswa harus melalui proses yang cukup lama dan membutuhkan kedisiplinan yang cukup tinggi. Tercatat sebanyak 56 siswa alumni Angkatan XVI SMK Perikanan dan Kelautan Puger berangkat, dari 75 siswa yang ikut seleksi. “Hampir 75 persen mereka kontrak magang ke Jepang, dan kuliahnya ke luar negeri,” ujar Kepala SMK Perikanan dan Kelautan Puger Kuntjoro Dhiyauddin.

Di tahun-tahun sebelumnya, dalam masa magang dengan kontrak, mereka mendapat gaji yang cukup besar. Karena itu, niat anak-anak cukup tinggi. Untuk bisa lolos ke Jepang, mereka digembleng sejak awal kelas XII. “Untuk proses rekrutmennya, sebelum mereka lulus. Hanya bidang kemaritiman, bidang kelautan, dan perikanan yang diterima di Jepang untuk program ini,” imbuhnya.

Artinya, lanjut dia, sebelum lulus, mereka sudah mempunyai gambaran bahwa nantinya akan bekerja di luar negeri. Baru setelah lulus nanti, persiapan data administrasi mulai dilakukan seperti paspor dan visa untuk berangkat magang ke Jepang.

Kesiapan mental dan ketahanan fisik anak-anak juga sudah sesuai dengan standar kinerja di Jepang. “Pengalaman anak-anak, baik yang di atas kapal, di pengolahan ikan, dan budi daya air laut dan payau, semuanya sudah standar orang Jepang,” imbuhnya. (*)

RADAR JEMBER.ID – Melepas anak pergi ke kota orang saja sudah cukup berat bagi orang tua. Apalagi melepas anak untuk pergi ke negara orang. Masih remaja pula. Tentu muncul perasaan berkecamuk di hati ayah dan bunda manakala harus berjauhan dengan sang buah hati.

Hal ini pula yang tampak kala pelepasan siswa SMK Perikanan dan Kelautan Puger untuk magang di Jepang. Tak tanggung-tanggung, mereka harus berpisah selama tiga tahun. Tidak heran jika suasana haru memenuhi atmosfer halaman sekolah. “Hati-hati di negeri orang ya, nak,” ujar salah satu orang tua murid sembari merangkul putrinya dengan berlinangan air mata.

Namun, mereka patut berbangga. Sebab, untuk bisa magang ke Jepang ini, siswa harus melalui proses yang cukup lama dan membutuhkan kedisiplinan yang cukup tinggi. Tercatat sebanyak 56 siswa alumni Angkatan XVI SMK Perikanan dan Kelautan Puger berangkat, dari 75 siswa yang ikut seleksi. “Hampir 75 persen mereka kontrak magang ke Jepang, dan kuliahnya ke luar negeri,” ujar Kepala SMK Perikanan dan Kelautan Puger Kuntjoro Dhiyauddin.

Di tahun-tahun sebelumnya, dalam masa magang dengan kontrak, mereka mendapat gaji yang cukup besar. Karena itu, niat anak-anak cukup tinggi. Untuk bisa lolos ke Jepang, mereka digembleng sejak awal kelas XII. “Untuk proses rekrutmennya, sebelum mereka lulus. Hanya bidang kemaritiman, bidang kelautan, dan perikanan yang diterima di Jepang untuk program ini,” imbuhnya.

Artinya, lanjut dia, sebelum lulus, mereka sudah mempunyai gambaran bahwa nantinya akan bekerja di luar negeri. Baru setelah lulus nanti, persiapan data administrasi mulai dilakukan seperti paspor dan visa untuk berangkat magang ke Jepang.

Kesiapan mental dan ketahanan fisik anak-anak juga sudah sesuai dengan standar kinerja di Jepang. “Pengalaman anak-anak, baik yang di atas kapal, di pengolahan ikan, dan budi daya air laut dan payau, semuanya sudah standar orang Jepang,” imbuhnya. (*)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca